Jumat, 20 September 2024

PSSI Respon Kritik Haruna Soemitro ke Shin Tae Yong

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bola panas akibat kritik  anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, kepada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong, kini terus bergulir.

Apa yang dilakukan Haruna menjadi pembicaraan hangat di dunia maya karena melontarkan kritikan kepada Shin Tae Yong, serta program naturalisasi. PSSI langsung merespons ucapan Haruna tersebut.

Banyak orang yang tak setuju dengan apa yang dilakukan lelaki yang pernah merekrut 9 pemain naturalisasi saat memegang Madura United tersebut.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube milik JPNN, mantan ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu berbicara mengenai banyak hal. Haruna Soemitro mengawali pembicaraan mengenai perjalanan kariernya di sepakbola.

- Advertisement -

Selanjutnya, Direktur Madura United tersebut berbicara terbuka terkait judi sepakbola dan match fixing. Dia menyebut judi sepakbola ada di Indonesia dan memiliki omzet yang mencapai ratusan miliar rupiah.

Selain itu, Haruna juga mengkritik Shin Tae Yong, mulai dari gagal meraih trofi di Piala AFF 2020 hingga taktik yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

- Advertisement -

"Ada komitmen baru dengan coah Shin Tae-yong bahwa ke depan kita harus betul-betul punya target yang sama, road map yang sama, dan keinginan pelatih harus sama dengan pelatih," kata Haruna di kanal YouTube JPNN.

"Saya tadi sampaikan dalam rapat evaluasi kalau hanya runner-up, tidak perlu Shin Tae Yong. Karena kita sudah beberapa kali jadi runner-up," lanjut mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.

Baca Juga:  Duel Tim Terpuruk

Tak ingin ucapan Haruna  semakin menjadi bola liar, PSSI langsung memberikan respons.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi, meyebut keputusan akhir terkait pelatih timnas dan juga program naturalisasi ada di tangan Ketua PSSI dan juga Komite Eksekutif (Exco).

"Lebih baik debat sengit di dalam untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas. Akan tetapi, setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan komite eksekutif," ujar Yunus Nusi.

"Ketua umum memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang timnas Indonesia, baik itu diskusi menyangkut hasil Piala AFF 2020, naturalisasi, dan jadwal timnas," lanjut Yunus.

"Bahkan apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam iven 2022, baik itu Piala AFF maupun kualifikasi Piala Asia Juni 2022," imbuh Yunus.

Baca Juga:  Setan Merah Ditahan Leeds Tanpa Gol

Yunus juga menjelaskan program naturalisasi empat pemain. Yunus  memastikan naturalisasi saat ini yang diminta pelatih Shin Tae Yong berbeda dengan era Cristian Gonzales dkk.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Christian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dan lainnya," imbuh mantan Ketua Asprov Kalimantan Timur itu.

"Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae Yong, red)," lanjutnya.

Sebelumnya, menanggapi komentar Haruna bahwa rapat dengan Shin Tae Yong mengalami deadlock, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan membantahnya. Menurutnya, pertemuan itu bukan deadlock, melainkan memang dihentikan karena sang pelatih harus mengejar pesawat ke Bali.

"Itu bukan deadlock, tetapi memang dihentikan karena waktunya terbatas. Shin Tae Yong harus ke Bali untuk memantau pemain," ujar purnawirawan polisi ini.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bola panas akibat kritik  anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, kepada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong, kini terus bergulir.

Apa yang dilakukan Haruna menjadi pembicaraan hangat di dunia maya karena melontarkan kritikan kepada Shin Tae Yong, serta program naturalisasi. PSSI langsung merespons ucapan Haruna tersebut.

Banyak orang yang tak setuju dengan apa yang dilakukan lelaki yang pernah merekrut 9 pemain naturalisasi saat memegang Madura United tersebut.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube milik JPNN, mantan ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu berbicara mengenai banyak hal. Haruna Soemitro mengawali pembicaraan mengenai perjalanan kariernya di sepakbola.

Selanjutnya, Direktur Madura United tersebut berbicara terbuka terkait judi sepakbola dan match fixing. Dia menyebut judi sepakbola ada di Indonesia dan memiliki omzet yang mencapai ratusan miliar rupiah.

Selain itu, Haruna juga mengkritik Shin Tae Yong, mulai dari gagal meraih trofi di Piala AFF 2020 hingga taktik yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

"Ada komitmen baru dengan coah Shin Tae-yong bahwa ke depan kita harus betul-betul punya target yang sama, road map yang sama, dan keinginan pelatih harus sama dengan pelatih," kata Haruna di kanal YouTube JPNN.

"Saya tadi sampaikan dalam rapat evaluasi kalau hanya runner-up, tidak perlu Shin Tae Yong. Karena kita sudah beberapa kali jadi runner-up," lanjut mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.

Baca Juga:  MotoGP Doha 2021 Paling Ketat Sepanjang Sejarah

Tak ingin ucapan Haruna  semakin menjadi bola liar, PSSI langsung memberikan respons.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi, meyebut keputusan akhir terkait pelatih timnas dan juga program naturalisasi ada di tangan Ketua PSSI dan juga Komite Eksekutif (Exco).

"Lebih baik debat sengit di dalam untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas. Akan tetapi, setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan komite eksekutif," ujar Yunus Nusi.

"Ketua umum memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang timnas Indonesia, baik itu diskusi menyangkut hasil Piala AFF 2020, naturalisasi, dan jadwal timnas," lanjut Yunus.

"Bahkan apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam iven 2022, baik itu Piala AFF maupun kualifikasi Piala Asia Juni 2022," imbuh Yunus.

Baca Juga:  Duel Tim Terpuruk

Yunus juga menjelaskan program naturalisasi empat pemain. Yunus  memastikan naturalisasi saat ini yang diminta pelatih Shin Tae Yong berbeda dengan era Cristian Gonzales dkk.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Christian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dan lainnya," imbuh mantan Ketua Asprov Kalimantan Timur itu.

"Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae Yong, red)," lanjutnya.

Sebelumnya, menanggapi komentar Haruna bahwa rapat dengan Shin Tae Yong mengalami deadlock, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan membantahnya. Menurutnya, pertemuan itu bukan deadlock, melainkan memang dihentikan karena sang pelatih harus mengejar pesawat ke Bali.

"Itu bukan deadlock, tetapi memang dihentikan karena waktunya terbatas. Shin Tae Yong harus ke Bali untuk memantau pemain," ujar purnawirawan polisi ini.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari