PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kemenangan telak 3-0 PSPS Riau atas Semen Padang (15/3) di laga perdana Liga 2 bisa jadi akan dianulir. Sebab, PSPS dinilai sudah melanggar hukuman yang dijatuhkan NDRC (National Dispute Resolution Chamber) alias Badan Penyelesaian Sengketa Nasional. Hukuman yang dijatuhkan adalah tidak boleh melakukan registrasi pemain baru selama tiga periode sebelum melunasi kewajibannya lebih dulu.
APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) angkat bicara mengenai pelanggaran yang dilakukan PSPS tersebut. Melalui kuasa hukumnya, Riza Hufaida, APPI menegaskan bahwa PSPS sudah menyalahi aturan. ’’Sebenarnya ini bukan urusan kami. Ini sudah jadi tanggung jawab PSSI,’’ cetusnya.
Kenapa? Sebab, NDRC sudah memberikan putusan. Seharusnya PSSI sebagai induk organisasi menghormati keputusan tersebut dengan tidak memperbolehkan PSPS mendaftarkan pemain baru untuk Liga 2 musim ini.
’’Kenapa sistemnya dibuka dan membolehkan PSPS mendaftarkan pemain? Itulah yang membuat kami bakal membuat laporan ke FIFA dan FIFPro,’’ paparnya.
Seperti diketahui, PSPS sedang menjalani hukuman setelah 22 pemainnya yang melapor ke APPI sudah diputus di NDRC. Artinya, laporan para pemain PSPS di musim 2018 sudah menang di tingkat NDRC. PSPS pun setelah putusan sudah diberi rentang waktu pembayaran selama 45 hari. Nyatanya, setelah deadline, manajemen klub asal Riau tersebut tidak juga melakukan pembayaran gaji.
Riza menambahkan, sejak 2018, PSPS hanya melakukan kontrak pemain selama setahun. Semestinya, di musim 2020 sudah tidak punya pemain lagi alias tidak bisa ikut kompetisi.
Menurut dia, PSSI seakan mencoreng wajah sendiri dengan mengizinkan PSPS berkompetisi. Juga, mencoreng wajahnya di hadapan FIFA. ’’Kenapa ini jadi penting, karena NDRC ini kan pilot project FIFA dan PSSI untuk menyelesaikan kasus sepak bola yang banyaknya luar biasa. Kok berani-beraninya PSSI melecehkan project dari FIFA,’’ tuturnya.
NDRC berada di bawah naungan PSSI. Artinya, menurut pria yang juga jadi perumus NDRC itu, tidak mungkin PSSI tidak tahu mengenai hukuman PSPS.
Riza menegaskan, pihaknya sudah mendorong BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) agar tidak mengeluarkan rekomendasi Liga 2.
Riza tidak tahu apakah nanti FIFA akan menjatuhkan hukuman gara-gara masalah PSPS. Bisa lisensi klub dica-but atau hukuman lain. Yang pasti, pihaknya tetap akan melapor untuk kebaikan sepak bola Indonesia. ’’Saat ini kami sedang mengumpulkan bukti dan menyiapkan rekaman pertandingan bahwa PSPS memang main musim ini di Liga 2,’’ terangnya.
Sementara itu, Ketua NDRC Amir Burhanuddin enggan berkomentar banyak. Yang jelas, pihaknya sudah menjatuhkan vonis kepada PSPS. PSSI ataupun klub yang bersangkutan wajib menaati vonis yang sudah dijatuh-kan tersebut. ’’NDRC telah mengambil keputusan, jadi harus dilaksanakan,’’ tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman