SAN MARINO (RIAUPOS.CO) — Bintang Petronas Yamaha Franco Morbidelli menjadi juara MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Ahad (13/9). Francesco Bagnaia dari Pramac Ducati finis runner-up, sedangkan Joan Mir (Suzuki Ecstar) berada di posisi ketiga.
Sebetulnya, pembalap Italia bisa menyapu bersih podium pada balapan kemarin. Namun, bintang gaek Yamaha Valentino Rossi gagal finis ketiga. Pada lap terakhir, secara dramatis dan menyakitkan, dia ditelikung Mir. Bagi Morbidelli dan Bagnaia hasil ini adalah rekor luar biasa. Inilah kemenangan pertama Morbidelli dalam sejarah kelas premium. Sedangkan bagi Bagnaia, finis kedua adalah podium pertamanya.
"Saya tidak tahu rasanya. Saya masih memproses ini semua," kata Morbidelli dalam wawancara setelah race.
"Ini sangat luar biasa. Saya masih tidak percaya. Tetapi yang jelas saya sangat bahagia. Saya menikmati momen ini. Terima kasih kepada tim, kepada orang-orang yang bekerja dengan saya, kepada orang-orang yang menolong saya," tambah pembalap berusia 25 tahun itu.
Bagi Morbidelli, kemenangan di kandang adalah sesuatu yang sangat dahsyat dan membawa nostalgia amat manis.
"Pada lap terakhir, saya banyak berpikir. Tujuh tahun lalu, di sini (Misano) saya berkompetisi pada kejuaraan nasional Italia. Waktu itu, saya juga juara. Tetapi sekarang, rasanya jauh lebih luar biasa," ucap Morbidelli lantas melesatkan tangan kanannya ke atas.
Sebelumnya, Yamaha melewati dua balapan supersulit di Red Bull Ring, Austria. Namun, para rider Yamaha berhasil bangkit di Sirkuit Misano. Sinyal positif Yamaha sudah tampak sejak latihan bebas pertama. Pembalap Yamaha bergantian mendominasi.
Bahkan Maverick Vinales berhasil meraih pole position. Tetapi, pembalap Yamaha itu gagal bersinar di balapan. Vinales hanya finis di peringkat keenam. Misano berbeda dengan Red Bull Ring yang menuntut power besar bagi setiap pembalap. Vinales menjelaskan, timnya bisa menyiapkan strategi terbaik dan berharap bisa kembali tampil kompetitif di lintasan. Apalagi, musim lalu empat penunggang mesin Yamaha berada di urutan lima besar di sirkuit yang sama.
Saat itu Marc Marquez menjadi penguasa Misano. Kini sang juara bertahan belum terlihat di lintasan karena masih menjalani pemulihan pascaoperasi lengan kanan. Sedangkan bintang Petronas Yamaha Fabio Quartararo musim lalu berhasil meraih podium kedua. Namun, pada race kemarin, Quartararo sempat terjatuh saat balapan menyisakan 20 lap. Dia bisa bangkit. Sayang, ketika balapan menyisakan delapan lap, pembalap asal Prancis itu kembali jatuh dan gagal finis.
Kegagalan Quartararo membuatnya turun satu peringkat ke posisi dua klasemen sementara. Poinnya masih tetap sama yakni 70. Andrea Dovizioso yang finis ketujuh naik ke peringkat pertama. Dia mengoleksi 76 poin.
Bahagianya Mir
Yang juga dahsyat adalah aksi pembalap Suzuki Ecstar Joan Mir. Pada lap terakhir, dia berhasil menikung Rossi. Ini adalah podium kedua bagi Mir pada MotoGP 2020. Sebelumnya, dia menjadi runner-up pada GP Austria.
"Saya sangat bahagia, karena saya telah memberikan 100 persen," kata Mir dalam wawancara setelah balapan.
"Awalnya ban saya terlambat panas (ban Mir depan hard, belakang medium, red). Lalu saya pelan-pelan bisa menangkap mereka. Jujur saja, dalam beberapa lap, saya membalap tidak sempurna. Tetapi di atas semuanya, saya sangat bahagia," tambahnya.
Secara keseluruhan, Mir memang tampil fantastis. Dia start dari posisi kedelapan. Namun pada akhirnya, dia mampu mengakhiri balapan di podium ketiga.
"Tim telah melakukan hal yang luar biasa karena kami bisa menembus podium. Saya sendiri tak akan pernah melupakan keberhasilan menikung Vale. Itu adalah manuver yang baik. Saya meminta maaf kepadanya karena dia melakukan pekerjaan yang hebat. Dia membalap dengan sangat hebat. Tetapi, hari ini (kemarin, red) adalah hari saya," imbuh Mir lantas tersenyum.
Kebahagiaan yang sama juga diungkapkan Bagnaia. Dalam tiga balapan terakhir, dia gagal membalap karena mengalami cedera lutut. Tetapi dia mampu bangkit dan akhirnya finis kedua.
"Saya ingin tampil kompetitif. Saya berterima kasih kepada fisioterapis dan dokter. Kepada keluarga dan tim yang selalu mendorong saya. Saya sangat bahagia karena kami bisa bertarung sampai akhir. Ini sangat luar biasa," ucap Bagnaia.
Hasil yang didapatkan Bagnaia ini sangat hebat. Sebab, Sirkuit Misano sejatinya sangat cocok dengan Yamaha. Namun, sebagai pembalap Ducati, dia mampu melesat ke depan.
Duo Mercedes 1-2 di Mugello
Di ajang F1, Grand Prix Tuscan di Sirkuit Mugello, malam tadi (13/9) berlangsung mendebarkan dan dibumbui banyak kecelakaan. Duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas lagi-lagi dominan dengan finis pertama dan kedua. Namun, sejumlah kecelakaan, membuat jalannya balapan berlangsung sangat seru.
"Rasanya seperti menjalani tiga balapan dalam sehari. Rasanya gila bisa ada di sini dalam memenangkan 90 balapan," kata Hamilton seperti dikutip dari situs resmi F1.
Balapan dihentikan sementara dan dilakukan start ulang menyusul insiden tabrakan yang melibatkan sejumlah pembalap ketika lomba baru berjalan delapan putaran. Safety car keluar untuk kali pertama di lap pembuka ketika mobil AlphaTauri yang dikendarai Pierre Gasly menabrak mobil bintang Red Bull Max Verstappen. Kedua pembalap itu juga terlibat kontak dengan mobil Alfa Romeo milik Kimi Raikkonen.
Valtteri Bottas mengambil alih pimpinan lomba dari rekan satu timnya di Mercedes, Lewis Hamilton setelah start. Bottas memanaskan ban mobilnya sebelum safety car ditarik untuk meneruskan lomba. Namun mobil-mobil yang berada di barisan belakang memacu kecepatannya.Yakni ketika mobil lain yang ada di depan berjalan lebih pelan.
Alhasil, mobil Alfa Romeo milik Antonio Giovinazzi kemudian menabrak bagian belakang mobil Haas milik Kevin Magnussen. Insiden tersebut juga menyebabkan terjadinya kontak dengan mobil Williams milik Nicholas Latifi dan McLaren yang dikemudikan Carlos Sainz. Itu menyebabkan empat pembalap keluar dari lomba, menyusul Verstappen dan Gasly.
Safety car dikeluarkan lagi dan balapan ditunda. Sebanyak 14 pembalap yang tersisa menjalani start ulang.
"Kecelakaan itu sangat menakutkan," kata Sainz sebagaimana dikutip dari Reuters.
Pembalap Haas Romain Grosjean juga dibuat kesal. "Itu adalah… bodoh siapapun yang ada di depan," kata Grosjean. "Mereka ingin membunuh kami atau bagaimana? Ini adalah hal terburuk yang pernah aku lihat," ketusnya.
Untuk kedua kalinya secara beruntun balapan F1 musim ini harus start ulang, setelah GP Italia akhir pekan lalu. Pada lap ke-44, red flag kembali berkibar. Ini menyusul kecelakaan parah yang dialami pembalap Racing Point Lance Stroll. Dengan fenomena ini, untuk kali pertama sejak GP Brazil 2016, terdapat dua red flag dalam satu balapan.
Ketika balapan dilanjutkan, duo Mercedes tampil dominan. Hamilton menjadi juara disusul rekan setimya, Valtteri Bottas. Ini adalah kemenangan ke-90 dalam karir bintang asal Inggris itu. Yang mengejutkan, pembalap Thailand dari Red Bull Alexander Albon finis ketiga. Ini adalah podium pertama sepanjang karir Albon di F1. "Butuh jalan sangat panjang untuk sampai di sini. Rasanya sangat luar biasa," kata Albon seperti dikutip dari situs resmi F1.(jpg)