RASHT (RIAUPOS.CO) — Posisi Eko Yuli Irawan dalam klasemen kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo sudah relatif aman. Namun, dia tetap mengikuti kejuaraan International Fajr Cup 2020, yang digeber di Iran sejak Sabtu lalu (1/2). Hasilnya, dia meraih tiga emas sekaligus. Dari angkatan snatch, clean and jerk, serta total angkatan.
Berbeda dari biasanya, Eko tidak terjun di kelas yang jadi spesialisasinya: 61 kg. Dia malah mengikuti kelas 67 kg. Lifter asal Lampung itu menjelaskan, dirinya memang mengalami kenaikan berat badan hingga 2 kg. Biasanya, itu tidak masalah. Bobot bisa diturunkan beberapa hari menjelang kejuaraan. Namun, sampai dia tampil pada Minggu malam (2/2), beratnya belum susut.
"Memang naiknya cuma 2 kg. Tetapi prasarana di sini kurang memadai. Ya lebih baik ke plan B, ambil keputusan naik kelas ke 67 kg," cerita Eko ketika dihubungi kemarin. Saat ini, tim angkat besi Indonesia masih berada di Iran. "Fasilitas pertandingan dan penyelenggaraan kurang mendukung," lanjut peraih perak Olimpiade 2016 Rio tersebut.
Terpaksa, di kelas itu, dia harus bersaing dengan rekan sesama pelatnas, Deni. Sang rekan hanya mampu meraih dua perak dari angkatan clean and jerk dan total. Plus satu perunggu dari angkatan snatch.
Eko tidak khawatir. Sebab, poin kualifikasi yang dia peroleh (meski bukan di kelas andalannya) tetap dihitung. Dalam kejuaraan itu Eko membuat angkatan snatch 138 kg, clean and jerk 172 kg, dengan total angkatan 310 kg. Sedangkan Deni mencatat snatch 125 kg, clean and jerk 160 kg, dan total angkatan 285 kg.
Khusus buat Eko, catatan itu meningkat dari event sebelumnya, yakni di SEA Games 2019. Terutama di clean and jerk dan total angkatan. Pada multievent Asia Tenggara itu, Eko membuat angkatan snatch 140 kg, clean and jerk 169 kg, serta total angkatan 309 kg.
Di samping Eko, ada satu lifter lagi yang meraih prestasi gemilang. Dia adalah Triyatno, andalan Indonesia pada kelas 73 kg. Itu adalah comeback manis lifter berusia 32 tahun tersebut. Setelah meraih perak Olimpiade 2012 London, dia memang jarang mencapai podium tertinggi sebuah kejuaraan. Satu-satunya prestasi bagus Triyatno adalah emas EGAT's Cup tahun lalu. (gil/eca)
Laporan JPG, Rasht