Minggu, 7 Juli 2024

Madrid atau MU, Kane? Ini Saran Van der Vaart

LONDON (RIAUPOS.CO) – Legenda Tottenham Hotspur dan Real Madrid, Rafael van der Vaart, memberikan saran kepada penyerang andalan eks klubnya, Harry Kane, yang tengah diincar Manchester United (MU) dan Madrid. 

Van der Vaart menyarankan Kane lebih memilih MU daripada Madrid, jika benar-benar meninggalkan Tottenham.

- Advertisement -

Sebagaimana diketahui, masa depan Kane bersama Tottenham memang tengah kencang dispekulasikan kelanjutannya dalam beberapa bulan terakhir. Ketidakmampuan Tottenham bersaing untuk memperebutkan trofi disinyalir jadi alasan utama Kane ingin hengkang.

Sementara di pada musim 2020-2021 saja, Tottenham kembali dipastikan gagal meraih gelar juara. Pasalnya Tottenham sudah tersingkir dari empat kompetisi yang diikuti mereka pada musim ini. Teranyar mereka kalah dari Manchester City di final Piala Liga Inggris 2020-2021.

Ketidakmampuan Tottenham bersaing dalam memperebutkan gelar juara pun bisa membuat mereka kehilangan pemain pentingnya seperti Kane. Kane sendiri memang beberapa kali mengutarakan harapan besarnya bisa membela tim yang kompetitif di setiap musimnya.

- Advertisement -

Sejauh ini terdapat MU dan Madrid yang kabarnya menjadi peminat paling serius untuk mendatangkan Kane. Terlebih kedua klub tersebut memang sama-sama butuh penyerang handal seperti Kane di skuad mereka.

Van der Vaart pun lantas memberikan saran kepada Kane terkait klub yang sebaiknya dia pilih.  Van der Vaart pun menyarankan agar kapten tim nasional (Timnas) Inggris tersebut lebih memilih MU sebagai klub selanjutnya, ketimbang Madrid.

“Ini mungkin terdengar gila, tetapi Anda hampir mengatakan pergi ke Manchester United atau semacamnya, tetaplah di Inggris. Biasanya, tidak begitu sukses ketika seorang pemain Inggris pergi ke Madrid,” jelas Van der Vaart, seperti dirangkum dari Football London, Jumat (30/4/2021).

“Ia (Kane, red) sangat profesional. Jika Anda pemain top, Anda ingin memenangkan trofi. Ini bulan-bulan yang besar yang akan datang untuk Tottenham, final Piala Liga Inggris (kontra Manchester City, red), bisakah mereka masuk empat besar? Itu masih menjadi tanya besar,” sambungnya.

Baca Juga:  Hasil Liga Inggris: Bersama Ancelotti, Everton Raih Kemenangan Kedua

“Apakah itu akan mempengaruhinya? Dia jelas masih terikat kontrak, Tottenham akan mempunyai pengaruh yang sangat besar mengenai perihal tersebut,” jelas mantan gelandang Timnas Belanda ini.

“Akan tetapi jika Anda berada di posisinya dan ketika musim panas panas tiba, saya pikir pria itu harus pindah untuk benar-benar memenangkan hadiah besar. Ia tidak akan mendapatkannya di Tottenham,” tuntas pria berkebangsaan Belanda tersebut.

Apa yang dikatakan Van der Vaart ada benarnya, meski tidak semuanya benar. Ada pemain Inggris yang jeblok dan ada yang bersinar.  Penyerang terbaik Inggris di masanya, Michael Owen pernah pergi ke Madrid, dan bermain biasa saja, jika tak ingin disebut gagal.

Owen bergabung ke  Madrid dari Liverpool pada 2004, dan merupakan bagian dari generasi Los Galacticos bersama Ronaldo, Raul Gonzales, Luis Figo, Zinedine Zidane, dan David Beckham.

Dia berhasil mencetak 18 gol dalam 41 pertandingan bersama Madrid. Satu-satunya gol yang dia cetak di El Clasico adalah pada 10 April 2005. Saat itu, Owen menyumbangkan satu gol dan turut membawa Madrid menang 4-2 atas Barcelona.

Sayang, Owen hanya semusim membela El Real dan dilepas ke Newcastle United pada 24 Agustus 2005. Dia juga tak pernah sekalipun mengangkat trofi juara bersama  Madrid.

Kemudian ada rekannya sesama dari Liverpool, Steve McManaman. Gelandang dengan skill tinggi itu lumayan sukses ikut merayakan  banyakgelar yang diraih Madrid saat dia bermain di sana pada 1999-2003. Namun dia lebih baik dibanding pencapaian Owen.

McManaman mencetak 33 gol di seluruh kompetisi dalam 152 kali bermain. Di La Liga, McManaman mencetak 8 gol dari 94 pertandingan. Namun, McManaman sukses ikut mengantar Madrid dua kali juara Liga Champion (2001 dan 2003), juara La Liga (2001 dan 2003), Piala Super Eropa (2002), Piala Super Spanyol (2001 dan 2003), Piala Dunia Antarklub (2002), dan berbagai trofi lainnya.

Baca Juga:  Dikalahkan Ukraina, Spanyol Masih Memimpin Klasemen Grup

Pemain Inggris yang paling jeblok adalah  bek Jonathan Woodgate. Direkrut pada Agustus 2004 dari Newcastle United, Woodgate lebih banyak berkutat dengan cedera. 

Alhasil, dia pun lebih sering berada di ruang perawatan ketimbang di lapangan. Laga debutnya bersama Madrid juga tidak berlangsung baik. Menghadapi Athletic Bilbao pada 22 September 2005, Woodgate mencetak gol bunuh diri dan diganjar kartu merah. Meski begitu, Real Madrid berhasil membungkam Bilbao dengan skor 3-1.

Selama dua musim membela Los Blancos dari 2004 hingga 2006, Woodgate hanya mencetak satu gol dan bermain dalam 14 laga.

Yang terakhir adalah David Beckham adalah bagian dari proyek Los Galacticos di Madrid tahun 2003, setahun sebelum Owen masuk, bersama dengan bintang-bintang lain seperti Zinedine Zidane, Luis Figo, dan Ronaldo.

Dia pun mampu menjadi salah satu pilar penting Madrid di lini tengah. Pada musim perdananya bersama El Real, yakni 2003-2004, Beckham mencetak tujuh gol plus 14 assist.

Selama empat musim membela Real Madrid, David Beckham mampu mempersembahkan satu trofi La Liga Spanyol dan gelar Piala Super Spanyol. 

Jika Kane berani mengambil keputusan terbang ke Madrid, memang akan penuh risiko karena persaingan di sana juga tidak mudah. Dia harus bertarung internal dengan Karim Benzema yang hingga kini masih on fire dan belum tergantikan. Namun dalam kondisi sekarang, jika trofi yang diinginkannya, maka Madrid lebih memungkinkan mendapatkannya.

Sumber: Goal/News/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

LONDON (RIAUPOS.CO) – Legenda Tottenham Hotspur dan Real Madrid, Rafael van der Vaart, memberikan saran kepada penyerang andalan eks klubnya, Harry Kane, yang tengah diincar Manchester United (MU) dan Madrid. 

Van der Vaart menyarankan Kane lebih memilih MU daripada Madrid, jika benar-benar meninggalkan Tottenham.

Sebagaimana diketahui, masa depan Kane bersama Tottenham memang tengah kencang dispekulasikan kelanjutannya dalam beberapa bulan terakhir. Ketidakmampuan Tottenham bersaing untuk memperebutkan trofi disinyalir jadi alasan utama Kane ingin hengkang.

Sementara di pada musim 2020-2021 saja, Tottenham kembali dipastikan gagal meraih gelar juara. Pasalnya Tottenham sudah tersingkir dari empat kompetisi yang diikuti mereka pada musim ini. Teranyar mereka kalah dari Manchester City di final Piala Liga Inggris 2020-2021.

Ketidakmampuan Tottenham bersaing dalam memperebutkan gelar juara pun bisa membuat mereka kehilangan pemain pentingnya seperti Kane. Kane sendiri memang beberapa kali mengutarakan harapan besarnya bisa membela tim yang kompetitif di setiap musimnya.

Sejauh ini terdapat MU dan Madrid yang kabarnya menjadi peminat paling serius untuk mendatangkan Kane. Terlebih kedua klub tersebut memang sama-sama butuh penyerang handal seperti Kane di skuad mereka.

Van der Vaart pun lantas memberikan saran kepada Kane terkait klub yang sebaiknya dia pilih.  Van der Vaart pun menyarankan agar kapten tim nasional (Timnas) Inggris tersebut lebih memilih MU sebagai klub selanjutnya, ketimbang Madrid.

“Ini mungkin terdengar gila, tetapi Anda hampir mengatakan pergi ke Manchester United atau semacamnya, tetaplah di Inggris. Biasanya, tidak begitu sukses ketika seorang pemain Inggris pergi ke Madrid,” jelas Van der Vaart, seperti dirangkum dari Football London, Jumat (30/4/2021).

“Ia (Kane, red) sangat profesional. Jika Anda pemain top, Anda ingin memenangkan trofi. Ini bulan-bulan yang besar yang akan datang untuk Tottenham, final Piala Liga Inggris (kontra Manchester City, red), bisakah mereka masuk empat besar? Itu masih menjadi tanya besar,” sambungnya.

Baca Juga:  Alasan Ditundanya Penentuan Sirkuit Formula E

“Apakah itu akan mempengaruhinya? Dia jelas masih terikat kontrak, Tottenham akan mempunyai pengaruh yang sangat besar mengenai perihal tersebut,” jelas mantan gelandang Timnas Belanda ini.

“Akan tetapi jika Anda berada di posisinya dan ketika musim panas panas tiba, saya pikir pria itu harus pindah untuk benar-benar memenangkan hadiah besar. Ia tidak akan mendapatkannya di Tottenham,” tuntas pria berkebangsaan Belanda tersebut.

Apa yang dikatakan Van der Vaart ada benarnya, meski tidak semuanya benar. Ada pemain Inggris yang jeblok dan ada yang bersinar.  Penyerang terbaik Inggris di masanya, Michael Owen pernah pergi ke Madrid, dan bermain biasa saja, jika tak ingin disebut gagal.

Owen bergabung ke  Madrid dari Liverpool pada 2004, dan merupakan bagian dari generasi Los Galacticos bersama Ronaldo, Raul Gonzales, Luis Figo, Zinedine Zidane, dan David Beckham.

Dia berhasil mencetak 18 gol dalam 41 pertandingan bersama Madrid. Satu-satunya gol yang dia cetak di El Clasico adalah pada 10 April 2005. Saat itu, Owen menyumbangkan satu gol dan turut membawa Madrid menang 4-2 atas Barcelona.

Sayang, Owen hanya semusim membela El Real dan dilepas ke Newcastle United pada 24 Agustus 2005. Dia juga tak pernah sekalipun mengangkat trofi juara bersama  Madrid.

Kemudian ada rekannya sesama dari Liverpool, Steve McManaman. Gelandang dengan skill tinggi itu lumayan sukses ikut merayakan  banyakgelar yang diraih Madrid saat dia bermain di sana pada 1999-2003. Namun dia lebih baik dibanding pencapaian Owen.

McManaman mencetak 33 gol di seluruh kompetisi dalam 152 kali bermain. Di La Liga, McManaman mencetak 8 gol dari 94 pertandingan. Namun, McManaman sukses ikut mengantar Madrid dua kali juara Liga Champion (2001 dan 2003), juara La Liga (2001 dan 2003), Piala Super Eropa (2002), Piala Super Spanyol (2001 dan 2003), Piala Dunia Antarklub (2002), dan berbagai trofi lainnya.

Baca Juga:  Pahlawan di Markas Rival

Pemain Inggris yang paling jeblok adalah  bek Jonathan Woodgate. Direkrut pada Agustus 2004 dari Newcastle United, Woodgate lebih banyak berkutat dengan cedera. 

Alhasil, dia pun lebih sering berada di ruang perawatan ketimbang di lapangan. Laga debutnya bersama Madrid juga tidak berlangsung baik. Menghadapi Athletic Bilbao pada 22 September 2005, Woodgate mencetak gol bunuh diri dan diganjar kartu merah. Meski begitu, Real Madrid berhasil membungkam Bilbao dengan skor 3-1.

Selama dua musim membela Los Blancos dari 2004 hingga 2006, Woodgate hanya mencetak satu gol dan bermain dalam 14 laga.

Yang terakhir adalah David Beckham adalah bagian dari proyek Los Galacticos di Madrid tahun 2003, setahun sebelum Owen masuk, bersama dengan bintang-bintang lain seperti Zinedine Zidane, Luis Figo, dan Ronaldo.

Dia pun mampu menjadi salah satu pilar penting Madrid di lini tengah. Pada musim perdananya bersama El Real, yakni 2003-2004, Beckham mencetak tujuh gol plus 14 assist.

Selama empat musim membela Real Madrid, David Beckham mampu mempersembahkan satu trofi La Liga Spanyol dan gelar Piala Super Spanyol. 

Jika Kane berani mengambil keputusan terbang ke Madrid, memang akan penuh risiko karena persaingan di sana juga tidak mudah. Dia harus bertarung internal dengan Karim Benzema yang hingga kini masih on fire dan belum tergantikan. Namun dalam kondisi sekarang, jika trofi yang diinginkannya, maka Madrid lebih memungkinkan mendapatkannya.

Sumber: Goal/News/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari