CIANJUR (RIAUPOS.CO) – Kasus sindikat perdagangan orang dengan korban WN Maroko menimbulkan tanda tanya. Apakah hidung belang asal Timur Tengah (Timteng) sengaja datang jauh-jauh ke Indonesia hanya sekadar untuk mendapat layanan plus di kampung wisata Kota Bunga?
Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Agus Nugroho mengatakan, mucikari melakukan penawaran di media sosial. Tawaran itu yang membuat lelaki hidung belang asal Timteng tergiur dan memesan. “Tentunya datang ke Indonesia,” paparnya.
Diduga, lelaki hidung belang asal Timteng memang memiliki tujuan utamanya mendapat pelayanan dari para korban mucikari Kunang Jaya. “Tapi juga ada yang sembari wisata lainnya,” tuturnya.
Yang pasti, tindak pidana ini sangat berdampak terhadap citra Indonesia di mata masyarakat international. Karena itu Polri menindak tegas. “Kami tidak berhenti di sini,” paparnya.
Sebelumnya, anggota Bareskrim Polri membongkar praktik prostitusi di Kota Bunga Cianjur. Dalam penggerebekan itu diamankan delapan perempuan yang dijual para mucikari ke para lelaki mesum asal Timteng. Di antara delapan perempuan itu, satunya warga Maroko. Diduga mereka menjadi korban dari aksi para mucikari.
Adapun para mucikari yang berjumlah empat orang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Kunang Jaya alias Om Gress, Amelia Sundari, Nana Supriyatna, dan Oki alias Yandi.
Modus praktik para tersangka dalam memperdagangkan korban dengan menumpangi PSK di minibus. Bukan mangkal di satu tempat.
Sementara itu, delapan perempuan yang menjadi korban berinisial KH, MN, AY, DK, GN, SA, RT, dan HK. Nah, HK ini merupakan warga Maroko. Sedangkan tujuh lainnya berasal dari Cianjur. ”Tarif untuk HK Rp 10 juta dan korban lainnya dipasangi tarif Rp 1 juta hingga Rp 3 juta,” jelasnya.
HK diketahui telah berkali-kali keluar masuk Indonesia. Berdasar pengakuannya kepada polisi, dia melakukan praktik prostitusi untuk membiayai hidup selama di Indonesia. ”HK ini direkrut Nana Supriyatna dan Oki. Keduanya lalu bekerja sama dengan tersangka lain Kunang Jaya,” bebernya.
Mucikari yang paling berpengaruh dalam kelompok itu adalah Kunang Jaya. Tersangka mengaku telah memperdagangkan lebih dari 50 perempuan. ”Dia juga beroperasi sejak 2015, hampir lima tahun,” urainya.
Sumber: Jawapos.com
Editor : E Sulaiman