(RIAUPOS.CO) – Berhasil menemukan sendiri formulasi perangsang lengkeng memberi manfaat maksimal pada kebun yang dikelola Sumarju. Dengan itu, waktu terbaik panen bisa ditentukan sendiri tanpa tergantung musim.
Sumarju mengelola kebun bernama Matanaga Farm seluas 2 hektare dengan ratusan pohon lengkeng di Desa Pematang Kulim, Kelurahan Birandang, Kabupaten Kampar. Kebun tersebut dijadikannya sebagai laboratorium percobaan untuk mendapatkan lengkeng berkualitas yang memiliki daging tebal, rasa manis, dan bisa bersaing setara buah di supermarket.
“Saya buat perangsang lengkeng ini karena keadaan kebun, dulu pakai perangsang dari Thailand mahal, di Indonesia belum ada. Saya mencoba hingga ketemu formulasi itu sendiri,” ungkapnya, Sabtu (30/5).
Selama mengelola kebun lengkeng, Sumarju menemukan berbagai teknik dalam mengelola lengkeng, mulai dari varietas yang unggul, cara berbudidaya, pemupukan, dan yang terpenting cara merangsang agar muncul bunga. Terlebih, daerah perkebunannya termasuk dataran rendah, sehingga belum banyak informasi terkait pengelolaan lengkeng di daerah panas seperti di Provinsi Riau. ”Biasanya lengkeng itu banyak yang nanam di dataran tinggi, beda dengan di sini, tentu harus ada caranya,” tuturnya.
Biasanya perangsang yang dijual secara luas komposisinya hanya terdiri dari precursor yang tidak diimbangi dengan komposisi lainnya, sehingga tanaman memungkinkan stres, dan bakal buah mudah rontok. “Kalau precursor saja nanti bisa stres tanaman, tidak mau tunas juga tidak mau mati,” tuturnya.
Perangsang lengkeng yang dibuatnya memiliki takaran sesuai antara precursor, phospat murni, dan kalium murni. Dengan memberikan perangsan lengkeng, maka petani dapat menentukan kapan waktu terbaik untuk memanen, dan tak lagi bergantung musim. “Misalkan mau panen lebaran, maka enam bulan sebelumnya dikasih perangsang,” katanya.
Perangsang lengkeng ini tidak memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Karena daun yang gugur ke tanah juga akan sangat baik untuk kondisi tanah bisa menjadi humus. Beberapa masyarakat membeli bibit darinya untuk menanam di lahan yang dulunya perkebunan kelapa sawit.(a/ali)
Laporan Mujawaroh Annafi, Kampar