Jumat, 20 September 2024

Petani Rohul Minta Pupuk Bersubsidi

ROKAN HULU (RIAUPOS.CO) — Sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga jual yang murah. Karena pupuk untuk peningkatan hasil produksi sangat diperlukan.

"Saat ini petani sulit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Kalaupun ada yang dijual di pasar, harganya sangat tinggi. Dan tidak sesuai dengan hasil dari panen sawit," ungkap Wandi (35), petani sawit Desa Tambusai Barat, Kecamatan Tambusai, kepada Riau Pos, Kamis (30/1).

Menurut dia, dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, sebagian besar petani tetap berupaya untuk memupuk kebun kelapa sawitnya dengan membeli pupuk di atas HET.

Jika kebun tidak dipupuk, maka hasil panen tidak maksimal. Dengan sendirinya petani rugi dan kebun tak terawat.

- Advertisement -
Baca Juga:  Merokok Bisa Meredakan Stres, Ternyata Tak Sepenuhnya Mitos

"Kita minta dinas teknis untuk dapat memperhatikan nasib petani sawit. Dan mencari solusi dalam mendapatkan pupuk bersubsidi. Agar saat panen kelapa sawitnya ke depan bisa maksimal," harapnya.

Mewakili petani kelapa sawit di desanya, ia meminta kepada Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul agar dapat memfasilitasi dan membantu, bagaimana petani sawit bisa menikmati pupuk bersubsidi. Sebab masih banyak petani kelapa sawit yang bingung bagaimana prosedur mendapatkan pupuk bersubsidi.

- Advertisement -

"Kita harapkan pendistribusian pupuk bersubsidi mendapat pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah, agar pendistribusian pupuk bersubsi tepat sasaran. Karena saat ini ada masyarakat yang menjual pupuk bersubsidi dengan harga Rp300 ribu ukuran 50 kilogram," sebutnya.

Baca Juga:  SDN 016 Pangkalan Tampoi Dambakan Perbaikan

Keluhan yang sama disampaikan Edis (45), petani kelapa sawit Kecamatan Rambah, kepada Riau Pos. Ia mengaku tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Seharusnya, pemerintah tidak membedakan anak tiri dan anak kandung.

Menurutnya, selama ini yang menjadi kendala tidak berkembangnya hasil produksi dikarenakan petani tidak sanggup untuk membeli pupuk nonsubsidi yang harganya cukup mahal. Sedangkan dari hasil panen tidak memungkinkan untuk membeli pupuk nonsubsidi.

"Masalah pupuk subsidi ini, sudah lama dinginkan petani kelapa sawit di Rokan Hulu. Selama ini, jatah pupuk subsidi hanya dialokasikan untuk tanaman Pangan. Dimana petani kelapa sawit mengeluhkan tingginya harga jual pupuk nonsubsidi di pasaran," katanya.(epp)

ROKAN HULU (RIAUPOS.CO) — Sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga jual yang murah. Karena pupuk untuk peningkatan hasil produksi sangat diperlukan.

"Saat ini petani sulit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Kalaupun ada yang dijual di pasar, harganya sangat tinggi. Dan tidak sesuai dengan hasil dari panen sawit," ungkap Wandi (35), petani sawit Desa Tambusai Barat, Kecamatan Tambusai, kepada Riau Pos, Kamis (30/1).

Menurut dia, dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, sebagian besar petani tetap berupaya untuk memupuk kebun kelapa sawitnya dengan membeli pupuk di atas HET.

Jika kebun tidak dipupuk, maka hasil panen tidak maksimal. Dengan sendirinya petani rugi dan kebun tak terawat.

Baca Juga:  Dugaan Korupsi di Disdik Tetap Berlanjut

"Kita minta dinas teknis untuk dapat memperhatikan nasib petani sawit. Dan mencari solusi dalam mendapatkan pupuk bersubsidi. Agar saat panen kelapa sawitnya ke depan bisa maksimal," harapnya.

Mewakili petani kelapa sawit di desanya, ia meminta kepada Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul agar dapat memfasilitasi dan membantu, bagaimana petani sawit bisa menikmati pupuk bersubsidi. Sebab masih banyak petani kelapa sawit yang bingung bagaimana prosedur mendapatkan pupuk bersubsidi.

"Kita harapkan pendistribusian pupuk bersubsidi mendapat pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah, agar pendistribusian pupuk bersubsi tepat sasaran. Karena saat ini ada masyarakat yang menjual pupuk bersubsidi dengan harga Rp300 ribu ukuran 50 kilogram," sebutnya.

Baca Juga:  Mengobati Diri Sendiri dan Membeli Obat tanpa Konsultasi ke Dokter, Amankah?

Keluhan yang sama disampaikan Edis (45), petani kelapa sawit Kecamatan Rambah, kepada Riau Pos. Ia mengaku tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Seharusnya, pemerintah tidak membedakan anak tiri dan anak kandung.

Menurutnya, selama ini yang menjadi kendala tidak berkembangnya hasil produksi dikarenakan petani tidak sanggup untuk membeli pupuk nonsubsidi yang harganya cukup mahal. Sedangkan dari hasil panen tidak memungkinkan untuk membeli pupuk nonsubsidi.

"Masalah pupuk subsidi ini, sudah lama dinginkan petani kelapa sawit di Rokan Hulu. Selama ini, jatah pupuk subsidi hanya dialokasikan untuk tanaman Pangan. Dimana petani kelapa sawit mengeluhkan tingginya harga jual pupuk nonsubsidi di pasaran," katanya.(epp)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari