Sabtu, 23 November 2024
spot_img

PLN Peduli Bantu Warga Manfaatkan Lahan di Bawah SUTT PLN

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – HARGA karet yang kian merosot mengakibatkan kondisi ekonomi petani karet terpuruk. Terlebih bagi penderes karet yang mengandalkan mata pencaharian tersebut sebagai penghasilan utama. Hal inilah yang sebelumnya dirasakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya Desa Nusa Agung, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.

"Setelah menerima bantuan modal usaha dan mesin pertanian untuk pengolahan lahan di bawah SUTT melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang pada April 2021 silam, anggota Kelompok Tani Manunggal Karya berhasil memperbaiki perekonomiannya," kata Koordinator TJSL PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang Sofuan Junaidi, Jumat (29/10).

Pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T224-T225, Sutrisno yang merupakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya, merasakan sendiri perbaikan kondisi ekonominya. "Saya sangat berterima kasih kepada PLN atas bantuan yang diberikan, sejak tanaman pohon karet kami diubah menjadi tambak seperti saat ini, dari yang dulu hanya mendapatkan karet sekitar 10 kg per minggu dengan harga Rp10 ribu per kg, sekarang ini penghasilan saya bertambah menjadi kurang lebih Rp100 ribu per hari dari kolam ikan ini," katanya.

Baca Juga:  Mendag Ingatkan Sinergi Pemda dan Pusat Jaga Stabilitas Harga Jelang Nataru

Anggota Kelompok Tani Manunggal Karya lainnya Misno, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T229-T230 turut menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada PLN.

"Sejak saya mengganti tanaman karet dengan tanaman jagung, saat panen pertama beberapa bulan lalu saya mendapat penghasilan kurang lebih Rp8 juta," tutur Misno.

Anggota Kelompok Tani Manunggal Karya lainnya yang juga merasakan hal yang sama adalah Sugihartono, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T230-T231.

"Setelah saya mengganti tanaman pohon karet dengan tanaman cabai, kini saya bisa panen sekitar 200 kg cabai tiap kali panen. Bila harga cabai Rp20 ribu per kg saya bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp4 juta per tiga bulannya. Hal ini berbeda jauh dibandingkan saat kami masih bergantung pada hasil karet," ujarnya.

Sementara Bogimin, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T232-T233 yang juga merupakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya ikut merasakan hasilnya. Ia mengganti tanaman karet miliknya menjadi tanaman rumput gajah dan pendapatannya pun bertambah.

Melihat adanya peningkatan kesejahteraan warga, Kepala Desa Nusa Agung, I Nyoman Oke, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada PLN atas bantuan yang diberikan untuk Kelompok Tani Manunggal Karya. "Saya pastikan untuk terus ikut memantau perkembangan pelaksanaan program TJSL ini dari waktu ke waktu guna memastikan bantuan tersebut benar-benar bermanfaat dan dapat dirasakan hasilnya oleh warga. Kami juga berharap agar bantuan ini dapat berdampak positif kepada warga lainnya yang ada di sekitar SUTT PLN," tuturnya.

Baca Juga:  Tips Cegah Kelelahan dan Dehidrasi ketika Cuaca Panas saat Ibadah Haji

Pada kesempatan yang sama, Manajer UPT Tanjung Karang Dhany Priatna, mengapresiasi kerja sama yang baik antar perangkat desa yang ada, termasuk masyarakat Desa Nusa Agung yang tergabung dalam Kelompok Tani Manunggal Karya. Dengan adanya kerja sama dari masyarakat sekitar, PLN dapat terus meningkatkan keandalan pasokan terutama di wilayah kerja PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang, sehingga dapat meminimalisir gangguan akibat pohon yang bisa saja terjadi bila masyarakat masih bertani karet.

"Selain itu, dengan adanya program TJSL ini, masyarakat yang memiliki lahan di dalam ROW SUTT 150kV PLN dan sekitarnya juga merasakan manfaat positif khususnya peningkatan pendapatan dan ekonomi keluarga," tutupnya.(adv)

 

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – HARGA karet yang kian merosot mengakibatkan kondisi ekonomi petani karet terpuruk. Terlebih bagi penderes karet yang mengandalkan mata pencaharian tersebut sebagai penghasilan utama. Hal inilah yang sebelumnya dirasakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya Desa Nusa Agung, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.

"Setelah menerima bantuan modal usaha dan mesin pertanian untuk pengolahan lahan di bawah SUTT melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang pada April 2021 silam, anggota Kelompok Tani Manunggal Karya berhasil memperbaiki perekonomiannya," kata Koordinator TJSL PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang Sofuan Junaidi, Jumat (29/10).

- Advertisement -

Pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T224-T225, Sutrisno yang merupakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya, merasakan sendiri perbaikan kondisi ekonominya. "Saya sangat berterima kasih kepada PLN atas bantuan yang diberikan, sejak tanaman pohon karet kami diubah menjadi tambak seperti saat ini, dari yang dulu hanya mendapatkan karet sekitar 10 kg per minggu dengan harga Rp10 ribu per kg, sekarang ini penghasilan saya bertambah menjadi kurang lebih Rp100 ribu per hari dari kolam ikan ini," katanya.

Baca Juga:  Ini Ketentuan Registrasi Akun LTMPT Tahap II

Anggota Kelompok Tani Manunggal Karya lainnya Misno, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T229-T230 turut menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada PLN.

- Advertisement -

"Sejak saya mengganti tanaman karet dengan tanaman jagung, saat panen pertama beberapa bulan lalu saya mendapat penghasilan kurang lebih Rp8 juta," tutur Misno.

Anggota Kelompok Tani Manunggal Karya lainnya yang juga merasakan hal yang sama adalah Sugihartono, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T230-T231.

"Setelah saya mengganti tanaman pohon karet dengan tanaman cabai, kini saya bisa panen sekitar 200 kg cabai tiap kali panen. Bila harga cabai Rp20 ribu per kg saya bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp4 juta per tiga bulannya. Hal ini berbeda jauh dibandingkan saat kami masih bergantung pada hasil karet," ujarnya.

Sementara Bogimin, pemilik lahan di bawah ROW SUTT 150 KV Penghantar Gumawang-Menggala T232-T233 yang juga merupakan anggota Kelompok Tani Manunggal Karya ikut merasakan hasilnya. Ia mengganti tanaman karet miliknya menjadi tanaman rumput gajah dan pendapatannya pun bertambah.

Melihat adanya peningkatan kesejahteraan warga, Kepala Desa Nusa Agung, I Nyoman Oke, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada PLN atas bantuan yang diberikan untuk Kelompok Tani Manunggal Karya. "Saya pastikan untuk terus ikut memantau perkembangan pelaksanaan program TJSL ini dari waktu ke waktu guna memastikan bantuan tersebut benar-benar bermanfaat dan dapat dirasakan hasilnya oleh warga. Kami juga berharap agar bantuan ini dapat berdampak positif kepada warga lainnya yang ada di sekitar SUTT PLN," tuturnya.

Baca Juga:  Tindaklanjuti Food Estate, Kementan Akan Segera ke Riau

Pada kesempatan yang sama, Manajer UPT Tanjung Karang Dhany Priatna, mengapresiasi kerja sama yang baik antar perangkat desa yang ada, termasuk masyarakat Desa Nusa Agung yang tergabung dalam Kelompok Tani Manunggal Karya. Dengan adanya kerja sama dari masyarakat sekitar, PLN dapat terus meningkatkan keandalan pasokan terutama di wilayah kerja PLN UIP3BS UPT Tanjung Karang, sehingga dapat meminimalisir gangguan akibat pohon yang bisa saja terjadi bila masyarakat masih bertani karet.

"Selain itu, dengan adanya program TJSL ini, masyarakat yang memiliki lahan di dalam ROW SUTT 150kV PLN dan sekitarnya juga merasakan manfaat positif khususnya peningkatan pendapatan dan ekonomi keluarga," tutupnya.(adv)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari