Kamis, 10 April 2025

Banyak di Rumah, Waspada Computer Vision Syndrome

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sampai saat ini pemerintah masih menganjurkan supaya masyarakat lebih banyak di rumah. Keluar jika benar-benar dalam kondisi mendesak atau urusan pekerjaan. Anjuran ini untuk menerapkan protokol pencegahan penularan wabah Covid-19.

Di tengah semakin banyaknya aktivitas masyarakat di dalam rumah, otomatis meningkatkan intensitas penggunaan perangkat gadget. Baik itu ponsel, laptop, komputer, TV dan sejenisnya. Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado dr Novita S Satolom SpM mengatakan, intensitas penggunaan gadget itu beresiko pada kesehatan mata.

’’Salah satunya peningkatan kasus Computer Vision Syndrome,’’ katanya Ahad (30/8). Novita menjelaskan, selama beraktivitas di rumah banyak kegiatan yang berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, bekerja, maupun hiburan seperti menonton drama Korea (drakor).

Aktivitas tersebut membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama. ’’Sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,’’ tuturnya. Kesehatan mata terkait gangguan Computer Vision Syndrome juga dikupas dalam webinar Health Talk Siloam Hospitals Manado beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Sekat Mudik Dijaga 24 Jam

Lebih lanjut Novita mengatakan, Computer Vision Syndrome adalah kelelahan pada mata. Kondisi ini merupakan akibat dari penggunaan perangkat digital. ’’Alhasil akan membuat mata bekerja lebih keras,’’ terangnya. Kondisi mata Lelah itu bisa diperparah dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat. Kemudian postur tubuh tidak tepat saat melihat gadget.

Baca jugaDampak Belajar Daring, Orang Tua Harus Awasi Penggunaan Gadget

Dia lantas menjelaskan gejala yang muncul pada kasus Computer Vision Syndrome. Diantaranya adalah mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Kemudian muncul gejala lain seperti penglihatan menjadi ganda, myopia, sampai kepala jadi pusing.

Novita berpesan jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama. Walaupun kacamata itu masih nyaman digunakan. Kemudian tips berikutnya adalah soal pencahayaan. Menurut dia tidak hanya pencahayaan gelap, tetapi pada pencahayaan terang dapat menimbulkan ketegangan pada mata.

Baca Juga:  Menko Airlangga: Pemerintah Optimistis Ekonomi 2021 Tumbuh 3,7-4 Persen

Kemudian dia menganjurkan pemilihan monitor yang tepat. Lalu hindari duduk seperti kura-kura. Lantas duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata. Kondisi ini terjadi karena saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip.

Adanya efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan gadget membuat mata lelah sampai menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu diterapkan aturan 20-20-20. Yaitu 20 menit beristirahat. Kemudian melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter dalam waktu 20 menit.

’’Selain itu posisi duduk juga sangat berpengaruh pada saat melihat gadget,’’ tuturnya. Posisi duduk yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata. Serta menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sampai saat ini pemerintah masih menganjurkan supaya masyarakat lebih banyak di rumah. Keluar jika benar-benar dalam kondisi mendesak atau urusan pekerjaan. Anjuran ini untuk menerapkan protokol pencegahan penularan wabah Covid-19.

Di tengah semakin banyaknya aktivitas masyarakat di dalam rumah, otomatis meningkatkan intensitas penggunaan perangkat gadget. Baik itu ponsel, laptop, komputer, TV dan sejenisnya. Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado dr Novita S Satolom SpM mengatakan, intensitas penggunaan gadget itu beresiko pada kesehatan mata.

’’Salah satunya peningkatan kasus Computer Vision Syndrome,’’ katanya Ahad (30/8). Novita menjelaskan, selama beraktivitas di rumah banyak kegiatan yang berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, bekerja, maupun hiburan seperti menonton drama Korea (drakor).

Aktivitas tersebut membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama. ’’Sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,’’ tuturnya. Kesehatan mata terkait gangguan Computer Vision Syndrome juga dikupas dalam webinar Health Talk Siloam Hospitals Manado beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Secara Makro, Pembangunan Rohul Tunjukkan Kemajuan

Lebih lanjut Novita mengatakan, Computer Vision Syndrome adalah kelelahan pada mata. Kondisi ini merupakan akibat dari penggunaan perangkat digital. ’’Alhasil akan membuat mata bekerja lebih keras,’’ terangnya. Kondisi mata Lelah itu bisa diperparah dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat. Kemudian postur tubuh tidak tepat saat melihat gadget.

Baca jugaDampak Belajar Daring, Orang Tua Harus Awasi Penggunaan Gadget

Dia lantas menjelaskan gejala yang muncul pada kasus Computer Vision Syndrome. Diantaranya adalah mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Kemudian muncul gejala lain seperti penglihatan menjadi ganda, myopia, sampai kepala jadi pusing.

Novita berpesan jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama. Walaupun kacamata itu masih nyaman digunakan. Kemudian tips berikutnya adalah soal pencahayaan. Menurut dia tidak hanya pencahayaan gelap, tetapi pada pencahayaan terang dapat menimbulkan ketegangan pada mata.

Baca Juga:  Ternyata Inisial SC adalah Artis  Sassha Carissa 

Kemudian dia menganjurkan pemilihan monitor yang tepat. Lalu hindari duduk seperti kura-kura. Lantas duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata. Kondisi ini terjadi karena saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip.

Adanya efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan gadget membuat mata lelah sampai menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu diterapkan aturan 20-20-20. Yaitu 20 menit beristirahat. Kemudian melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter dalam waktu 20 menit.

’’Selain itu posisi duduk juga sangat berpengaruh pada saat melihat gadget,’’ tuturnya. Posisi duduk yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata. Serta menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Banyak di Rumah, Waspada Computer Vision Syndrome

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sampai saat ini pemerintah masih menganjurkan supaya masyarakat lebih banyak di rumah. Keluar jika benar-benar dalam kondisi mendesak atau urusan pekerjaan. Anjuran ini untuk menerapkan protokol pencegahan penularan wabah Covid-19.

Di tengah semakin banyaknya aktivitas masyarakat di dalam rumah, otomatis meningkatkan intensitas penggunaan perangkat gadget. Baik itu ponsel, laptop, komputer, TV dan sejenisnya. Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado dr Novita S Satolom SpM mengatakan, intensitas penggunaan gadget itu beresiko pada kesehatan mata.

’’Salah satunya peningkatan kasus Computer Vision Syndrome,’’ katanya Ahad (30/8). Novita menjelaskan, selama beraktivitas di rumah banyak kegiatan yang berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, bekerja, maupun hiburan seperti menonton drama Korea (drakor).

Aktivitas tersebut membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama. ’’Sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,’’ tuturnya. Kesehatan mata terkait gangguan Computer Vision Syndrome juga dikupas dalam webinar Health Talk Siloam Hospitals Manado beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Menko Airlangga: Pemerintah Optimistis Ekonomi 2021 Tumbuh 3,7-4 Persen

Lebih lanjut Novita mengatakan, Computer Vision Syndrome adalah kelelahan pada mata. Kondisi ini merupakan akibat dari penggunaan perangkat digital. ’’Alhasil akan membuat mata bekerja lebih keras,’’ terangnya. Kondisi mata Lelah itu bisa diperparah dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat. Kemudian postur tubuh tidak tepat saat melihat gadget.

Baca jugaDampak Belajar Daring, Orang Tua Harus Awasi Penggunaan Gadget

Dia lantas menjelaskan gejala yang muncul pada kasus Computer Vision Syndrome. Diantaranya adalah mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Kemudian muncul gejala lain seperti penglihatan menjadi ganda, myopia, sampai kepala jadi pusing.

Novita berpesan jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama. Walaupun kacamata itu masih nyaman digunakan. Kemudian tips berikutnya adalah soal pencahayaan. Menurut dia tidak hanya pencahayaan gelap, tetapi pada pencahayaan terang dapat menimbulkan ketegangan pada mata.

Baca Juga:  Sosialisasi Protokol Kesehatan Wajib Jadi Program Prioritas Daerah

Kemudian dia menganjurkan pemilihan monitor yang tepat. Lalu hindari duduk seperti kura-kura. Lantas duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata. Kondisi ini terjadi karena saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip.

Adanya efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan gadget membuat mata lelah sampai menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu diterapkan aturan 20-20-20. Yaitu 20 menit beristirahat. Kemudian melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter dalam waktu 20 menit.

’’Selain itu posisi duduk juga sangat berpengaruh pada saat melihat gadget,’’ tuturnya. Posisi duduk yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata. Serta menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sampai saat ini pemerintah masih menganjurkan supaya masyarakat lebih banyak di rumah. Keluar jika benar-benar dalam kondisi mendesak atau urusan pekerjaan. Anjuran ini untuk menerapkan protokol pencegahan penularan wabah Covid-19.

Di tengah semakin banyaknya aktivitas masyarakat di dalam rumah, otomatis meningkatkan intensitas penggunaan perangkat gadget. Baik itu ponsel, laptop, komputer, TV dan sejenisnya. Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado dr Novita S Satolom SpM mengatakan, intensitas penggunaan gadget itu beresiko pada kesehatan mata.

’’Salah satunya peningkatan kasus Computer Vision Syndrome,’’ katanya Ahad (30/8). Novita menjelaskan, selama beraktivitas di rumah banyak kegiatan yang berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, bekerja, maupun hiburan seperti menonton drama Korea (drakor).

Aktivitas tersebut membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama. ’’Sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,’’ tuturnya. Kesehatan mata terkait gangguan Computer Vision Syndrome juga dikupas dalam webinar Health Talk Siloam Hospitals Manado beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Sosialisasi Protokol Kesehatan Wajib Jadi Program Prioritas Daerah

Lebih lanjut Novita mengatakan, Computer Vision Syndrome adalah kelelahan pada mata. Kondisi ini merupakan akibat dari penggunaan perangkat digital. ’’Alhasil akan membuat mata bekerja lebih keras,’’ terangnya. Kondisi mata Lelah itu bisa diperparah dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat. Kemudian postur tubuh tidak tepat saat melihat gadget.

Baca jugaDampak Belajar Daring, Orang Tua Harus Awasi Penggunaan Gadget

Dia lantas menjelaskan gejala yang muncul pada kasus Computer Vision Syndrome. Diantaranya adalah mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Kemudian muncul gejala lain seperti penglihatan menjadi ganda, myopia, sampai kepala jadi pusing.

Novita berpesan jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama. Walaupun kacamata itu masih nyaman digunakan. Kemudian tips berikutnya adalah soal pencahayaan. Menurut dia tidak hanya pencahayaan gelap, tetapi pada pencahayaan terang dapat menimbulkan ketegangan pada mata.

Baca Juga:  Bamsoet Bersama Gerak BS Gelar Festival Musik Kreasi Anak Jalanan

Kemudian dia menganjurkan pemilihan monitor yang tepat. Lalu hindari duduk seperti kura-kura. Lantas duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata. Kondisi ini terjadi karena saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip.

Adanya efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan gadget membuat mata lelah sampai menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu diterapkan aturan 20-20-20. Yaitu 20 menit beristirahat. Kemudian melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter dalam waktu 20 menit.

’’Selain itu posisi duduk juga sangat berpengaruh pada saat melihat gadget,’’ tuturnya. Posisi duduk yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata. Serta menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari