JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengingatkan kepada semua pihak yang ingin merusak stabilitas negara agar menahan perbuatannya. Ryamizard mengaku TNI akan turun langsung untuk menertibkan pihak-pihak tersebut tanpa ampun.
’’Katanya akan ada kerusuhan lagi, Juni lebih besar, itu pernyataan kurang baik. Mari kami antisipasi. Saya ajak semua pihak yang kurang puas untuk tidak melakukan kerusakan. Yang susah bukan 01-02 (Jokowi – Prabowo, red), rakyat rugi, ada yang mati,’’ kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).
Sejauh ini, Ryamizard melihat kondisi keamanan dalam negeri tidak terlalu parah, sehingga masih menjadi tanggung jawab polisi. Namun, jika gerakan massa sudah mengganggu kedaulatan dan keutuhan negara, termasuk di situ ada masalah ideologi, maka TNI akan bergerak.
’’Saya harus turun tangan. Polisi sudah baik, sudah capek, banyak korban. Kalau saya sudah bicara tidak ada lagi negosiasi, tidak ada lagi berunding-berunding. Yang ada harus diselesaikan dengan baik, apa pun untuk negara dan bangsa,” jelas dia.
Mantan kepala Staf Angkatan Darat ini mengaku selama ini tidak punya musuh. Dia juga melihat gejolak yang ada dalam negeri saat ini merupakan anak bangsa. ’’Yang ribut-ribut ini bukan musuh, tapi teman,’’ kata purnawirawan TNI ini.(tan)
Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengingatkan kepada semua pihak yang ingin merusak stabilitas negara agar menahan perbuatannya. Ryamizard mengaku TNI akan turun langsung untuk menertibkan pihak-pihak tersebut tanpa ampun.
’’Katanya akan ada kerusuhan lagi, Juni lebih besar, itu pernyataan kurang baik. Mari kami antisipasi. Saya ajak semua pihak yang kurang puas untuk tidak melakukan kerusakan. Yang susah bukan 01-02 (Jokowi – Prabowo, red), rakyat rugi, ada yang mati,’’ kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).
- Advertisement -
Sejauh ini, Ryamizard melihat kondisi keamanan dalam negeri tidak terlalu parah, sehingga masih menjadi tanggung jawab polisi. Namun, jika gerakan massa sudah mengganggu kedaulatan dan keutuhan negara, termasuk di situ ada masalah ideologi, maka TNI akan bergerak.
’’Saya harus turun tangan. Polisi sudah baik, sudah capek, banyak korban. Kalau saya sudah bicara tidak ada lagi negosiasi, tidak ada lagi berunding-berunding. Yang ada harus diselesaikan dengan baik, apa pun untuk negara dan bangsa,” jelas dia.
Mantan kepala Staf Angkatan Darat ini mengaku selama ini tidak punya musuh. Dia juga melihat gejolak yang ada dalam negeri saat ini merupakan anak bangsa. ’’Yang ribut-ribut ini bukan musuh, tapi teman,’’ kata purnawirawan TNI ini.(tan)
Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga