Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Gunakan Tujuh Printer 3D, Salurkan 1.900 Face Shield

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Alat pelindung diri (APD) merupakan komponen penting dalam layanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Namun, ketersediaan APD tak sebanding dengan yang diperlukan tenaga medis sebagai garda terdepan. Masyarakat pun tergerak menggalang berbagai inisiatif untuk mengatasi kondisi tersebut.

Salah satunya adalah CreativeLab. Komunitas yang berbasis di Kota Duri, Bengkalis, itu telah memproduksi lebih dari 1.900 APD jenis pelindung wajah (face shield) sejak akhir Maret lalu. APD tersebut disumbangkan ke berbagai fasilitas kesehatan di Provinsi Riau. Mulai dari klinik, puskemas, hingga rumah sakit. APD ini sangat berguna bagi tenaga medis untuk melindungi mereka dari risiko paparan Covid-19, terutama droplet atau percikan cairan.

CreativeLab merupakan sebuah komunitas 3D. Pembuatan face shield itu menggunakan mesin cetak (printer) 3D. Produksi pertama dibuat pada 26 Maret.

”Kami menunjukkannya ke RSUD Mandau. Kami ingin mendapatkan umpan balik apakah face shield buatan kami sudah sesuai yang dibutuhkan,” jelas Hengky Darma Satria (36), dari CreativeLab.

Baca Juga:  KPK Periksa 10 Saksi, Ada Kadisbun Riau, Kepala BPN Kampar hingga Camat

Respons RSUD Mandau positif. CreativeLab pun mulai memproduksi massal. Desain face shield diperoleh dari desain yang beredar di kalangan komunitas 3D. Bahan-bahan utamanya adalah karet, mika, dan plastik. Saat ini, mereka mengoperasikan tujuh mesin cetak 3D, salah satunya hasil sumbangan gubernur Riau.

CreativeLab rata-rata memproduksi 70-90 face shield per hari, menyesuaikan ketersediaan waktu dan tenaga di sela-sela pekerjaan utama mereka sebagai pegawai di lingkungan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI). Selain Hengky, pegawai lain yang tergabung dalam CreativeLab adalah Ryan Febryan, Helfiannas Satriawan, dan Bayu Chaniago. Hengky dan rekan-rekannya berharap nantinya dapat menyumbangkan total 3.000 unit untuk membantu tim medis di Riau.

”Kami hanya menjalankan amanah dari para donatur yang ingin menyalurkan bantuan untuk penanganan Covid-19,” ungkap Hengky.

Biaya pembuatan face shield berasal dari sumbangan berbagai pihak, di mana sebagian besar adalah para pegawai PT CPI yang tergabung di berbagai komunitas di lingkungan perusahaan. Di pasaran, harga face shield sekitar Rp140 ribu per unit. Hengky menuturkan, perusahaan tempat dia bekerja juga memfasilitasi kegiatan amal yang dijalankan CreativeLab saat ini.  ”Kami dipinjami tempat sehingga memungkinkan bagi kami untuk memproduksi face shield dalam jumlah banyak,” papar Hengky, yang juga ketua alumnus Politeknik Caltex Riau (PCR) itu.

Baca Juga:  Riau Siap Cegah dan Atasi Karhutla

Dia mengaku, banyak permintaan dari teman-temannya di luar Riau. “Saya dihubungi oleh beberapa teman dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jakarta. Mereka bahkan ingin memesan 500 unit lebih,” ungkap Hengky.

Namun, lanjut dia, sejak awal CreativeLab sudah berkomitmen bahwa kegiatan mereka untuk kegiatan sosial. ”Kami tidak memperjualbelikan face shield. Kami membuat dan menyalurkannya melalui teman-teman komunitas untuk tujuan donasi,” jelas Hengky.

Alumni PCR di Pekanbaru, lanjut Hengky, juga membuat dan membagikan APD serupa untuk membantu pemenuhan kebutuhan face shield yang cukup tinggi bagi tenaga medis.(rio/ifr)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Alat pelindung diri (APD) merupakan komponen penting dalam layanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Namun, ketersediaan APD tak sebanding dengan yang diperlukan tenaga medis sebagai garda terdepan. Masyarakat pun tergerak menggalang berbagai inisiatif untuk mengatasi kondisi tersebut.

Salah satunya adalah CreativeLab. Komunitas yang berbasis di Kota Duri, Bengkalis, itu telah memproduksi lebih dari 1.900 APD jenis pelindung wajah (face shield) sejak akhir Maret lalu. APD tersebut disumbangkan ke berbagai fasilitas kesehatan di Provinsi Riau. Mulai dari klinik, puskemas, hingga rumah sakit. APD ini sangat berguna bagi tenaga medis untuk melindungi mereka dari risiko paparan Covid-19, terutama droplet atau percikan cairan.

- Advertisement -

CreativeLab merupakan sebuah komunitas 3D. Pembuatan face shield itu menggunakan mesin cetak (printer) 3D. Produksi pertama dibuat pada 26 Maret.

”Kami menunjukkannya ke RSUD Mandau. Kami ingin mendapatkan umpan balik apakah face shield buatan kami sudah sesuai yang dibutuhkan,” jelas Hengky Darma Satria (36), dari CreativeLab.

- Advertisement -
Baca Juga:  Tidak Akan Intervensi Komnas HAM

Respons RSUD Mandau positif. CreativeLab pun mulai memproduksi massal. Desain face shield diperoleh dari desain yang beredar di kalangan komunitas 3D. Bahan-bahan utamanya adalah karet, mika, dan plastik. Saat ini, mereka mengoperasikan tujuh mesin cetak 3D, salah satunya hasil sumbangan gubernur Riau.

CreativeLab rata-rata memproduksi 70-90 face shield per hari, menyesuaikan ketersediaan waktu dan tenaga di sela-sela pekerjaan utama mereka sebagai pegawai di lingkungan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI). Selain Hengky, pegawai lain yang tergabung dalam CreativeLab adalah Ryan Febryan, Helfiannas Satriawan, dan Bayu Chaniago. Hengky dan rekan-rekannya berharap nantinya dapat menyumbangkan total 3.000 unit untuk membantu tim medis di Riau.

”Kami hanya menjalankan amanah dari para donatur yang ingin menyalurkan bantuan untuk penanganan Covid-19,” ungkap Hengky.

Biaya pembuatan face shield berasal dari sumbangan berbagai pihak, di mana sebagian besar adalah para pegawai PT CPI yang tergabung di berbagai komunitas di lingkungan perusahaan. Di pasaran, harga face shield sekitar Rp140 ribu per unit. Hengky menuturkan, perusahaan tempat dia bekerja juga memfasilitasi kegiatan amal yang dijalankan CreativeLab saat ini.  ”Kami dipinjami tempat sehingga memungkinkan bagi kami untuk memproduksi face shield dalam jumlah banyak,” papar Hengky, yang juga ketua alumnus Politeknik Caltex Riau (PCR) itu.

Baca Juga:  Mahfud: Kendala Administrasi Membuat Insentif Tim Medis Belum Cair

Dia mengaku, banyak permintaan dari teman-temannya di luar Riau. “Saya dihubungi oleh beberapa teman dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jakarta. Mereka bahkan ingin memesan 500 unit lebih,” ungkap Hengky.

Namun, lanjut dia, sejak awal CreativeLab sudah berkomitmen bahwa kegiatan mereka untuk kegiatan sosial. ”Kami tidak memperjualbelikan face shield. Kami membuat dan menyalurkannya melalui teman-teman komunitas untuk tujuan donasi,” jelas Hengky.

Alumni PCR di Pekanbaru, lanjut Hengky, juga membuat dan membagikan APD serupa untuk membantu pemenuhan kebutuhan face shield yang cukup tinggi bagi tenaga medis.(rio/ifr)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari