PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Masa pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Para pelajar juga masih mengikuti proses pembelajaran dalam jaringan (daring). Untuk itu, Dinas Pendidikan diminta agar memperhatikan kualitas pembelajaran yang diterima anak. Sehingga, meski melalui metode daring, siswa masih mampu menyerap seluruh pelajaran yang sudah ada di dalam kurikulum.
Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi V DPRD Riau Agung Nugroho yang membidangi pendidikan, Sabtu (26/9).
Sejauh ini, dirinya sudah melihat perkembangan kualitas proses belajar mengajar melalui metode daring. Kendala yang paling menonjol dari yang ia temukan adalah persoalan koneksi jaringan. Bahkan masih ada siswa yang terkendala mengikuti proses belajar karena tidak memiliki sarana prasarana. Seperti jaringan internet atau bahkan perangkat telepon pintar.
"Kemaren kami coba pantau. Nah memang ada banyak masukan dari orang tua murid. Dimana masih terdapat persoalan seperti internet dan juga perangkat. Memang kemaren sudah ada banyak bantuan berupa paket internet gratis. Namun perangkatnya enggak ada, percuma juga," pungkasnya.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau itu menekankan Disdik untuk bisa mengatasi seluruh persoalan yang berkaitan dengan sarana prasarana belajar dengan metode daring. Seperti meminjamkan peralatan kepada siswa melalui pihak sekolah. Dengan catatan, proses peminjaman alat harus selektif dan tepat sasaran. Jangan sampai siswa yang masuk kategori mampu, justru mendapatkan pinjaman peralatan. Sedangkan siswa kategori miskin sama sekali tidak mendapat perhatian.
Termasuk juga memastikan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Ia tidak ingin karena metode pembelajaran daring, materi yang diberikan tidak sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
"Kita tau, metode daring pasti tidak sesempurna tatap muka langsung. Namun tentu bisa kita minimalisir kekurangannya dengan memastikan materi yang diberikan kepada anak. Saya harap ini bisa direalisasikan Disdik," tambahnya.(nda)
PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Masa pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Para pelajar juga masih mengikuti proses pembelajaran dalam jaringan (daring). Untuk itu, Dinas Pendidikan diminta agar memperhatikan kualitas pembelajaran yang diterima anak. Sehingga, meski melalui metode daring, siswa masih mampu menyerap seluruh pelajaran yang sudah ada di dalam kurikulum.
Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi V DPRD Riau Agung Nugroho yang membidangi pendidikan, Sabtu (26/9).
- Advertisement -
Sejauh ini, dirinya sudah melihat perkembangan kualitas proses belajar mengajar melalui metode daring. Kendala yang paling menonjol dari yang ia temukan adalah persoalan koneksi jaringan. Bahkan masih ada siswa yang terkendala mengikuti proses belajar karena tidak memiliki sarana prasarana. Seperti jaringan internet atau bahkan perangkat telepon pintar.
"Kemaren kami coba pantau. Nah memang ada banyak masukan dari orang tua murid. Dimana masih terdapat persoalan seperti internet dan juga perangkat. Memang kemaren sudah ada banyak bantuan berupa paket internet gratis. Namun perangkatnya enggak ada, percuma juga," pungkasnya.
- Advertisement -
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau itu menekankan Disdik untuk bisa mengatasi seluruh persoalan yang berkaitan dengan sarana prasarana belajar dengan metode daring. Seperti meminjamkan peralatan kepada siswa melalui pihak sekolah. Dengan catatan, proses peminjaman alat harus selektif dan tepat sasaran. Jangan sampai siswa yang masuk kategori mampu, justru mendapatkan pinjaman peralatan. Sedangkan siswa kategori miskin sama sekali tidak mendapat perhatian.
Termasuk juga memastikan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Ia tidak ingin karena metode pembelajaran daring, materi yang diberikan tidak sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
"Kita tau, metode daring pasti tidak sesempurna tatap muka langsung. Namun tentu bisa kita minimalisir kekurangannya dengan memastikan materi yang diberikan kepada anak. Saya harap ini bisa direalisasikan Disdik," tambahnya.(nda)