Pekanbaru (RIAUPOS.CO) — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Provinsi Riau melaksanakan kegiatan pengembangan sistem informasi gender dan anak (SIGA) 2019 di Hotel Furaya, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Kegiatan ini digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 24-26 Juni. Menurut Ketua Pelaksana Betti Inara, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari kabupaten/kota di Provinsi Riau.
“Setiap P2TP2A di Riau mengirim dua utusan, dan Bappeda satu utusan jadi ada tiga utusan dari tiap daerah,†kata Betti, Selasa (25/6).
Betti menjelaskan, SIGA merupakan kegiatan yang menyosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang pengolahan data gender dan anak dengan baik dan terintegras, yang ditujukan untuk bidang-bidang terkait.
Selain itu, Betti menuturkan, agenda tersebut merupakan bentuk dukungan dari pusat yang dirancang sejak 2017 lalu. Sehingga, diharapkan peserta dapat memiliki gambaran untuk memahami data-data yang harus disimpan dan bisa diakses.
“Ini program pusat, kami tinggal sosialisasikan. Saya berharap ini bisa menjadi gambaran untuk mengelola data-daya dari daerah yang sinkron dengan provinsi. Dan provinsi dapat terkoneksi dengan pusat,†jelas Betti.(*2)
Pekanbaru (RIAUPOS.CO) — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Provinsi Riau melaksanakan kegiatan pengembangan sistem informasi gender dan anak (SIGA) 2019 di Hotel Furaya, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Kegiatan ini digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 24-26 Juni. Menurut Ketua Pelaksana Betti Inara, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari kabupaten/kota di Provinsi Riau.
- Advertisement -
“Setiap P2TP2A di Riau mengirim dua utusan, dan Bappeda satu utusan jadi ada tiga utusan dari tiap daerah,†kata Betti, Selasa (25/6).
Betti menjelaskan, SIGA merupakan kegiatan yang menyosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang pengolahan data gender dan anak dengan baik dan terintegras, yang ditujukan untuk bidang-bidang terkait.
- Advertisement -
Selain itu, Betti menuturkan, agenda tersebut merupakan bentuk dukungan dari pusat yang dirancang sejak 2017 lalu. Sehingga, diharapkan peserta dapat memiliki gambaran untuk memahami data-data yang harus disimpan dan bisa diakses.
“Ini program pusat, kami tinggal sosialisasikan. Saya berharap ini bisa menjadi gambaran untuk mengelola data-daya dari daerah yang sinkron dengan provinsi. Dan provinsi dapat terkoneksi dengan pusat,†jelas Betti.(*2)