JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Salah satu titik yang jadi idola untuk dikunjungi jamaah haji Indonesia adalah Jabal Rahmah. Lokasinya ada di Arafah. Sabtu (24/8) sore puncak Jabal Rahmah ramai dikunjungi jamaah sekaligus menikmati matahari tenggelam (sunset).
Bukit Jabal Rahmah merupakan lokasi bertemunya Nabi Adam dengan Hawa setelah mereka terpisah ratusan tahun. Di puncak Jabal Rahmah ada sebuah tugu yang berdiri tegak. Beragam doa dipanjatkan jamaah yang berziarah ke Jabal Rahmah.
Salah satu jamaah haji Indonesia yang berkunjung ke Jabal Rahmah adalah Aslan Bin Nawawi. Jamaah asal kloter SUB-71 itu memilih berziarah mandiri.
"Saya berlima sewa taksi dari hotel," katanya. Setelah ditawar, tarif taksi dari hotel ke Jabal Tsur kemudian ke Jabal Rahmah dan pulang kembali ke hotel sebesar 140 riyal (sekitar Rp546 ribu).
Aslan mengaku lebih suka berziarah keliling Makkah menggunakan taksi. Ketimbang ramai-ramai naik bus bersama rombongan KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji). Sebab kalau ikut rombongan bus, dia tidak leluasa. Jika naik bus hanya bisa melihat dari dalam kendaraan.
Pria 50 tahun itu mengatakan baru ke Madinah pada 1 September nanti. Jadi masih banyak waktu yang dia miliki untuk mengunjungi sejumlah lokasi di Makkah.
"Kemarin sudah naik ke gua Hira," katanya. Saat ke gua Hira dia juga naik taksi dari hotel.
Aslan juga menunjukkan banyak foto orang-orang Indonesia di sejumlah sudut Jabal Rahmah. Dia mengatakan banyak orang yang meyakini, orang yang fotonya ditaruh di Jabal Rahmah kelak akan bisa ke Makkah untuk berhaji atau berumrah.
Salah satu sudut yang banyak ditemukan foto orang Indonesia ada di sisi barat puncak Jabal Rahmah. Posisinya lurus dengan Masjidilharam. Terlihat jelas menara Zamzam dari titik tersebut.
Naik hingga ke puncak Jabal Rahmah tidak terlalu sulit. Sebab sudah disediakan jalur pendakian di salah satu sisi bukit. Banyak sekali tulisan-tulisan vandalisme di bebatuan Jabal Rahmah. Sebaiknya jika naik ke Jabal Rahmah jangan corat-coret. Lebih baik meninggalkan foto saja sambil memanjatkan doa.
Pada kondisi tertentu, seperti pada saat pelaksanaan wukuf, jalur tersebut hanya digunakan sebagai akses turun jamaah. Jika ingin naik, maka jamaah harus menapaki batu-batu gunung untuk sampai ke puncak. Perlu hati-hati jangan sampai terpeleset.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi