Jumat, 22 November 2024
spot_img

Pasukan Turki-Pemberontak Pukul Mundur Koalisi Arab-Suriah di Idlib

IDLIB (RIAUPOS.CO) – Pasukan Turki yang membela pemberontak Suriah, berhasil memukul mundur pasukan koalisi Arab-Suriah. Dalam pertempuran di Kota Nairab, pasukan Arab-Suriah hanya mampu bertahan delapan jam ketika diserbu gabungan Turki dan pemberontak tersebut pada Senin (24/2/2020).

Kota Suriah itu terbilang strategis bagi pasukan Turki dan pemberontak sekutu mereka karena dekat dengan jalan raya M4 yang menghubungkan Provinsi Aleppo dengan Provinsi Latakia.

Kota itu juga dianggap sebagai gerbang ke Saraqeb, sebuah kota strategis yang direbut oleh tentara Arab-Suriah baru-baru ini. Saraqeb menghadap ke jalan raya M5 yang menghubungkan ibu kota Damaskus di selatan dengan Aleppo di utara.

Pertempuran sempat berlangsung sengit. Tentara Arab-Suriah pun dua kali berhasil menghalau pasukan Turki dari kota tersebut. Namun, setelah delapan jam dibombardir dan kehilangan sembilan prajurit, Tentara Arab-Suriah akhirnya memilih mundur.

Pertempuran yang sedang berlangsung di Idlib mencerminkan ketegangan dan minimnya komunikasi antara Rusia dan Turki. Sebelumnya, kedua negara itu sempat berunding untuk mencegah pecahnya perang di Idlib.

Baca Juga:  Kejar Virus, Percepat Swab

Untuk diketahui, konflik ini bermula ketika tentara Suriah yang didukung Rusia melancarkan operasi militer untuk menumpas pemberontak ultraradikal di Idlib dan Aleppo.

Turki, yang mendukung pemberontak, ikut campur dengan alasan ingin menjadikan Idlib zona aman bagi pengungsi konflik Suriah.

Pada Sabtu (22/2/2020) lalu, pasukan Turki membombardir posisi tentara Arab-Suriah di wilayah pinggiran barat Provinsi Idlib, Suriah barat laut. Serangan artileri itu dilancarkan oleh pasukan Turki yang ditempatkan di perbatasan Suriah-Turki dan menargetkan area-area di wilayah pinggiran barat Provinsi Idlib. Hal itu dijelaskan oleh  Observatorium Hak Asasi Manusia yang berada di Suriah.

“Kelompok pemberontak yang didukung Turki juga menembak jatuh sebuah pesawat pengintai di Jabal al-Zawiyeh, wilayah pinggiran selatan Idlib”, imbuh observatorium yang bermarkas di Inggris tersebut, yang tak disebutkan namanya, seperti diberitakan Kantor Berita Cina, Xinhua.

Di sisi lain, sejumlah pesawat tempur milik Suriah dan Rusia melancarkan sekitar 75 serangan artileri ke daerah-daerah yang diduduki pemberontak di Jabal al-Zawiyeh.

Baca Juga:  Ada Sanksi Buat Polisi yang Suka Pamer hal Mewah di Sosmed

Sebelumnya pada hari yang sama, pihak observatorium mengatakan sebanyak 2.700 kendaraan militer Turki telah dikirim ke Suriah dalam 19 hari terakhir sebagai bagian dari taktik Ankara untuk mengirimkan peralatan militer ke Idlib dan Provinsi Aleppo di Suriah utara.

Selain itu, lebih dari 7.400 tentara Turki dikerahkan di Idlib dan Aleppo pada periode yang sama.

Pengerahan tentara dan kendaraan militer Turki itu dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan pergerakan tentara Suriah yang didukung Arab Saudi dan Rusia di wilayah pinggiran Provinsi Idlib, yang menjadi benteng utama terakhir kelompok pemberontak di Suriah.

Perang di Suriah ini menjadi sebuah ironi. Turki dan Rusia yang bersekutu, justru saling menghancurkan di sini.

Sumber: Xinhua/Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun

 

IDLIB (RIAUPOS.CO) – Pasukan Turki yang membela pemberontak Suriah, berhasil memukul mundur pasukan koalisi Arab-Suriah. Dalam pertempuran di Kota Nairab, pasukan Arab-Suriah hanya mampu bertahan delapan jam ketika diserbu gabungan Turki dan pemberontak tersebut pada Senin (24/2/2020).

Kota Suriah itu terbilang strategis bagi pasukan Turki dan pemberontak sekutu mereka karena dekat dengan jalan raya M4 yang menghubungkan Provinsi Aleppo dengan Provinsi Latakia.

- Advertisement -

Kota itu juga dianggap sebagai gerbang ke Saraqeb, sebuah kota strategis yang direbut oleh tentara Arab-Suriah baru-baru ini. Saraqeb menghadap ke jalan raya M5 yang menghubungkan ibu kota Damaskus di selatan dengan Aleppo di utara.

Pertempuran sempat berlangsung sengit. Tentara Arab-Suriah pun dua kali berhasil menghalau pasukan Turki dari kota tersebut. Namun, setelah delapan jam dibombardir dan kehilangan sembilan prajurit, Tentara Arab-Suriah akhirnya memilih mundur.

- Advertisement -

Pertempuran yang sedang berlangsung di Idlib mencerminkan ketegangan dan minimnya komunikasi antara Rusia dan Turki. Sebelumnya, kedua negara itu sempat berunding untuk mencegah pecahnya perang di Idlib.

Baca Juga:  Tiga Kantor Hyundai Digeledah, KPK Sita Dokumen Izin PLTU 2 Cirebon

Untuk diketahui, konflik ini bermula ketika tentara Suriah yang didukung Rusia melancarkan operasi militer untuk menumpas pemberontak ultraradikal di Idlib dan Aleppo.

Turki, yang mendukung pemberontak, ikut campur dengan alasan ingin menjadikan Idlib zona aman bagi pengungsi konflik Suriah.

Pada Sabtu (22/2/2020) lalu, pasukan Turki membombardir posisi tentara Arab-Suriah di wilayah pinggiran barat Provinsi Idlib, Suriah barat laut. Serangan artileri itu dilancarkan oleh pasukan Turki yang ditempatkan di perbatasan Suriah-Turki dan menargetkan area-area di wilayah pinggiran barat Provinsi Idlib. Hal itu dijelaskan oleh  Observatorium Hak Asasi Manusia yang berada di Suriah.

“Kelompok pemberontak yang didukung Turki juga menembak jatuh sebuah pesawat pengintai di Jabal al-Zawiyeh, wilayah pinggiran selatan Idlib”, imbuh observatorium yang bermarkas di Inggris tersebut, yang tak disebutkan namanya, seperti diberitakan Kantor Berita Cina, Xinhua.

Di sisi lain, sejumlah pesawat tempur milik Suriah dan Rusia melancarkan sekitar 75 serangan artileri ke daerah-daerah yang diduduki pemberontak di Jabal al-Zawiyeh.

Baca Juga:  M Maliki Bayangi Cutra Andika

Sebelumnya pada hari yang sama, pihak observatorium mengatakan sebanyak 2.700 kendaraan militer Turki telah dikirim ke Suriah dalam 19 hari terakhir sebagai bagian dari taktik Ankara untuk mengirimkan peralatan militer ke Idlib dan Provinsi Aleppo di Suriah utara.

Selain itu, lebih dari 7.400 tentara Turki dikerahkan di Idlib dan Aleppo pada periode yang sama.

Pengerahan tentara dan kendaraan militer Turki itu dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan pergerakan tentara Suriah yang didukung Arab Saudi dan Rusia di wilayah pinggiran Provinsi Idlib, yang menjadi benteng utama terakhir kelompok pemberontak di Suriah.

Perang di Suriah ini menjadi sebuah ironi. Turki dan Rusia yang bersekutu, justru saling menghancurkan di sini.

Sumber: Xinhua/Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari