PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Menjelang puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 4-8 Agustus di Kota Batam nanti, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, menggelar beberapa rangkaian kegiatan. Di antaranya diskusi ekowisata yang dilaksanakan Selasa (23/7) malam, di halaman kantor BBKSDA Riau.
Kegiatan ini diikuti kaum millennial yang dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan. Di akhir kegiatan, juga diumumkan pemenang lomba foto dan video instagram yang dilaksanakan sempena Rimbang Baling Jungle Trek sebelumnya. Kegiatan ini juga dilaksanakan menjelang puncak HKAN atau yang dikenal dengan road to HKAN 2019.
Diskusi santai tentang ekowisata ini dipandu moderator Kunni Masrohanti dengan pembicara dari kalangan BKSDA sendiri, yakni Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar dan Febri Widodo dari WWF Indonesia. Ekowisata yang diperbincangkan lebih banyak mengarah ke lokasi konservasi seperti Bukit Rimbang Bukit Baling, Taman Wisata Alam (TWA) Buluhcina atau tempat-tempat konservasi yang dikelola BBKSDA Riau.
“Berbicara ekowisata itu sangat penting, yakni berwisata tapi dengan mengedepankan kepentingan lingkungan. Apalagi ini kaum millennial yang cinta konservasi, bicara wisatanya ya harus ekowisata,” ujar Hansen dalam diskusi tersebut.
Malam itu, Hansen juga menyebutkan tiga fungsi kawasan konservasi, yakni, perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan atau yang disebut dengan 3P. Diskusi semakin seru meski hujan yang turun sejak sebelum magrib tak kunjung reda dan semakin larut. Apalgi ketika mjoderator memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau bahkan moderator yang melontarkan pertanyaan untuk dijawab yang kemudian ditukar dengan hadiah menarik.
Selain menghasilkan tanya jawab antara peserta dengan narasumber, malam itu juga muncul keinginan bersama bahwa peserta atau kaum millennial yang hadir tersebut akan bergerak bersama sebagai penggiat konservasi. Bahkan mereka berniat kembali ke Rimbang Baling, masuk ke kawasan konservasi untuk belajar dan menggali banyak hal. Paling tidak, mereka siap menjadi duta konservasi bagi Riau. Keinginan itupun disambut baik oleh Hansen dari BBKSDA Riau maupun Febri Widodi dari WWF Indonesia yang memiliki beberapa fasilitias penting di kawasan Rimbang Baling.
Sementara itu, panggung uatama yang dibuka secara megah di halaman kantor BBKSDA baru bisa dimanfaatkan setelah hujan mulai reda atau tinggal gerimis kecil. Memang, hujan yang mengguyur membuat acara sedikit tertunda, bahkan hampir pindah lokasi dari halaman ke dalam ruangan, tapi tidak menyurutkan semangat peserta yang sebagian besar peserta Rimbang Baling Jungle Trek untuk terus berdatangan dan bersama-sama hingga acara selesai. Keseluruhan rangkaian kegiatan malam itu tetap dilaksanakan di halaman hingga teras dan lobi kantor.(kun)
Editor: Eko Faizin