JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Para ilmuwan menemukan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada sel saraf atau neuron dan sel pembuluh darah ke otak. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Science Advances meningkatkan kemungkinan virus bergerak berjalan merembet dari sel inang yang terinfeksi ke otak.
Ketika sel-sel stres, seperti ketika mereka kekurangan oksigen atau terinfeksi, struktur kecil seperti rambut yang disebut tunneling nanotube (TNTs) muncul dari badan sel dan menusuk membran sel di dekatnya. Sel dapat mengangkut dan menerima RNA, nutrisi, seluruh organel, dan virus melalui nanotube berbasis aktin.
Dari penelitian, seorang ahli biologi sel di Institut Pasteur, Prancis, Chiara Zurzolo, menyadari bahwa beberapa virus berpindah dari sel ke sel dengan cara merambat seperti terowongan. SARS-CoV-2 menginfeksi berbagai jenis sel, dan mungkin virus Korona juga bersifat demikian.
Dengan mikroskop elektron khusus yang sangat kuat, Zurzolo dan teman-temannya melihat saat menginfeksi sel, SARS-CoV-2 menstimulasi sel-sel itu untuk menumbuhkan kanal kecil yang disebut tunnelling nanotube (TNT). Berbentuk silinder, kanal terbangun dari protein actin dengan diameter tidak lebih dari beberapa puluh nanometer.
“Virus ini adalah binatang buas. Ia menginfeksi segalanya. Menyebar sangat cepat ke seluruh otak, dan kami pikir ini adalah mekanisme yang mungkin,” kata Zurzolo.
Untuk menguji hipotesis, para peneliti membiakkan sel Vero E6, yang mereplikasi sel-sel yang melapisi kulit, organ, dan pembuluh darah manusia dan menghasilkan enzim pengubah angiotensin-2 (ACE2). Secara terpisah, tim menciptakan sel SH-SY5Y yang dirancang menyerupai sel otak manusia tetapi tidak memiliki reseptor ACE2.
Seperti yang diantisipasi, virus Corona dengan cepat menginfeksi sel epitel tetapi tidak pada neuron (sel saraf). Namun, para peneliti menemukan protein virus di dalam neuron setelah hanya satu hari mengkultur sel epitel dan neuron yang terinfeksi. Para peneliti juga menemukan bahwa memblokir reseptor ACE2 tidak menghentikan virus menyebar dari sel epitel yang terinfeksi ke yang tidak terinfeksi.
Peneliti memakai sebuah teknik yang melibatkan teknologi flash-freezing dan membombardirnya dengan elektron untuk menangkap gambar 3D terkecil pada molekul. Peneliti menangkap kemungkinan besar virus melintasi pembuluh darah-otak dan masuk ke otak.
Covid-19 sebelumnya diketahui bisa menyebabkan banyak gejala saraf (Long Covid) termasuk brain fog atau kabut otak. Penelitian juga menunjukkan keberadaan virus-virus itu di otak manusia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman