Jumat, 20 September 2024

Kelulusan Siswa lewat Ujian Sekolah

SURABAYA (RIAUPOS.CO)   – Setelah sempat tersendat karena pandemi, tahapan asesmen nasional (AN) bakal berjalan akhir tahun ini. Rangkaian program itu diawali asesmen kompetensi minimum (AKM). Sekolah pun diminta melakukan persiapan. AN merupakan kebijakan baru yang dirancang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Tujuannya, membenahi pendidikan di tingkat nasional.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, perubahan mendasar harus dilakukan. Salah satunya adalah cara evaluasi pendidikan. Pemerintah tidak lagi memelototi capaian individu siswa seperti UN. Sebab, itu dianggap tidak adil. Namun, telaah dilakukan secara menyeluruh. Memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, serta hasil.

Plt Sekmen Dinas Pendidikan (Dispendik) Triaji Nugroho menjelaskan, AN merupakan instrumen dari pusat. Di dalamnya ada tiga penilaian. Yaitu, AKM, survei karakter, serta survei lingkungan. Pelaksanaan AKM diperkirakan berjalan September. Wujudnya, siswa diminta menuntaskan soal yang dibuat Kemendikbud Ristek. ”Namun, tidak seluruh siswa. Hanya 40 pelajar," jelasnya.

Pelajar yang mengikuti tes telah ditentukan. Soal dikerjakan secara online. Jenis tugas yang diberikan jauh berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Isinya numerik serta literasi. "Karena seluruh pelajaran ada materi numerik serta analisis. Kemendikbud Ristek melihat sejauh mana siswa menangkap materi tersebut," paparnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Cutra Tegaskan Pentingnya Good Governance 

Jauh hari seluruh sekolah bersiap menggelar AKM. Sejak tahun lalu, latihan dilakukan agar program itu berjalan lancar.  Setelah AKM, rangkaian kegiatan berlanjut. Yaitu, survei karakter serta survei lingkungan. Pada tahap itu, tenaga pendidik menjalani ujian. Mulai guru hingga kepala sekolah.

Menurut Aji, AN bukan penentu kelulusan siswa. Sesuai tujuan pemerintah, program tersebut bertujuan memotret gambaran pendidikan. Kemudian, yang kurang segera dibenahi. "Lebih tepatnya memberikan data kepada Kemendikbud Ristek," paparnya.

- Advertisement -

Kelulusan siswa nanti tidak lagi menggunakan UN. Pemerintah sudah merancang perubahan. Sekolah diberi kewenangan. "Kelulusan siswa menggunakan ujian sekolah," terangnya.

Peran Ortu di Pembelajaran Online Sangat Besar

Sementara itu, hingga saat ini kegiatan pembelajaran masih menggunakan online atau virtual. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut, selama proses pembelajaran online peran orang tua begitu besar.

Hal ini disampaikan langsung oleh Koordinator Manjemen Talenta Nasional Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek Ade Supriyatna. "Peran penting selama proses pembelajaran virtual atau online ini adalah orang tua," katanya dalam peluncuran Eduversal Mathematics Competition (EMC) 2021 di Jakarta, Sabtu (21/8).

Menurutnya peran orang tua mendampingi anak-anaknya dalam melakoni pembelajaran virtual sudah seperti guru di kelas. Sehingga wajar jika ada orang tua yang sempat keberatan atau mengeluh dengan adanya pembelajaran online. Tetapi dia meyakini lama-kelamaan orang tua sudah terbiasa.

Baca Juga:  Sayembara Rp125 Juta Mencari Istri yang Hilang Ditutup

Ade mengatakan dalam mendampingi anaknya mengikuti sekolah online, orang tua memiliki peran ganda. "Selain jadi guru, jadi pendamping, sampai kameramen," tuturnya lantas tersenyum. Dia menuturkan ada sejumlah tugas anak-anak dalam bentuk rekaman video. Sehingga orang tua bertugas merekamnya seperti kameramen.

Di tengah dinamika pelaksanaan pembelajaran online, Ade mengatakan anak didik harus tetap semangat. Dia mengatakan pandemi bukan berarti mengurangi semangat belajar dan menurunkan kreativitas. Ade mengatakan siswa bisa tetap mengikuti aneka perlombaan sesuai bakat dan minat tanpa tatap muka. Dia mengapresiasi sejumlah institusi yang menggelar perlombaan untuk para siswa meskipun pandemi masih melanda Indonesia.

Sekretaris Projek EMC 2021 yang juga guru matematika Ade Kiki Ruswandi mengatakan mengajar di masa pandemi memang penuh tantangan. Di antaranya adalah bagaimana menciptakan suasana yang tidak membosankan. Cara mengatasinya, Ade sering menyisipkan sejumlah video pembelajaran. "Saya tidak membuat video dari awal. Karena butuh waktu tentunya," jelasnya. (aph/rin/zam/c6/git/jpg)

 

SURABAYA (RIAUPOS.CO)   – Setelah sempat tersendat karena pandemi, tahapan asesmen nasional (AN) bakal berjalan akhir tahun ini. Rangkaian program itu diawali asesmen kompetensi minimum (AKM). Sekolah pun diminta melakukan persiapan. AN merupakan kebijakan baru yang dirancang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Tujuannya, membenahi pendidikan di tingkat nasional.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, perubahan mendasar harus dilakukan. Salah satunya adalah cara evaluasi pendidikan. Pemerintah tidak lagi memelototi capaian individu siswa seperti UN. Sebab, itu dianggap tidak adil. Namun, telaah dilakukan secara menyeluruh. Memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, serta hasil.

Plt Sekmen Dinas Pendidikan (Dispendik) Triaji Nugroho menjelaskan, AN merupakan instrumen dari pusat. Di dalamnya ada tiga penilaian. Yaitu, AKM, survei karakter, serta survei lingkungan. Pelaksanaan AKM diperkirakan berjalan September. Wujudnya, siswa diminta menuntaskan soal yang dibuat Kemendikbud Ristek. ”Namun, tidak seluruh siswa. Hanya 40 pelajar," jelasnya.

Pelajar yang mengikuti tes telah ditentukan. Soal dikerjakan secara online. Jenis tugas yang diberikan jauh berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Isinya numerik serta literasi. "Karena seluruh pelajaran ada materi numerik serta analisis. Kemendikbud Ristek melihat sejauh mana siswa menangkap materi tersebut," paparnya.

Baca Juga:  Keras... Kalau Tokoh Melanggar Hukum, Tangkap!

Jauh hari seluruh sekolah bersiap menggelar AKM. Sejak tahun lalu, latihan dilakukan agar program itu berjalan lancar.  Setelah AKM, rangkaian kegiatan berlanjut. Yaitu, survei karakter serta survei lingkungan. Pada tahap itu, tenaga pendidik menjalani ujian. Mulai guru hingga kepala sekolah.

Menurut Aji, AN bukan penentu kelulusan siswa. Sesuai tujuan pemerintah, program tersebut bertujuan memotret gambaran pendidikan. Kemudian, yang kurang segera dibenahi. "Lebih tepatnya memberikan data kepada Kemendikbud Ristek," paparnya.

Kelulusan siswa nanti tidak lagi menggunakan UN. Pemerintah sudah merancang perubahan. Sekolah diberi kewenangan. "Kelulusan siswa menggunakan ujian sekolah," terangnya.

Peran Ortu di Pembelajaran Online Sangat Besar

Sementara itu, hingga saat ini kegiatan pembelajaran masih menggunakan online atau virtual. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut, selama proses pembelajaran online peran orang tua begitu besar.

Hal ini disampaikan langsung oleh Koordinator Manjemen Talenta Nasional Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek Ade Supriyatna. "Peran penting selama proses pembelajaran virtual atau online ini adalah orang tua," katanya dalam peluncuran Eduversal Mathematics Competition (EMC) 2021 di Jakarta, Sabtu (21/8).

Menurutnya peran orang tua mendampingi anak-anaknya dalam melakoni pembelajaran virtual sudah seperti guru di kelas. Sehingga wajar jika ada orang tua yang sempat keberatan atau mengeluh dengan adanya pembelajaran online. Tetapi dia meyakini lama-kelamaan orang tua sudah terbiasa.

Baca Juga:  PT Ivo Mas Tunggal Berkelit, Beda Keterangan dengan DLHK

Ade mengatakan dalam mendampingi anaknya mengikuti sekolah online, orang tua memiliki peran ganda. "Selain jadi guru, jadi pendamping, sampai kameramen," tuturnya lantas tersenyum. Dia menuturkan ada sejumlah tugas anak-anak dalam bentuk rekaman video. Sehingga orang tua bertugas merekamnya seperti kameramen.

Di tengah dinamika pelaksanaan pembelajaran online, Ade mengatakan anak didik harus tetap semangat. Dia mengatakan pandemi bukan berarti mengurangi semangat belajar dan menurunkan kreativitas. Ade mengatakan siswa bisa tetap mengikuti aneka perlombaan sesuai bakat dan minat tanpa tatap muka. Dia mengapresiasi sejumlah institusi yang menggelar perlombaan untuk para siswa meskipun pandemi masih melanda Indonesia.

Sekretaris Projek EMC 2021 yang juga guru matematika Ade Kiki Ruswandi mengatakan mengajar di masa pandemi memang penuh tantangan. Di antaranya adalah bagaimana menciptakan suasana yang tidak membosankan. Cara mengatasinya, Ade sering menyisipkan sejumlah video pembelajaran. "Saya tidak membuat video dari awal. Karena butuh waktu tentunya," jelasnya. (aph/rin/zam/c6/git/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari