JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ratusan ribu guru agama honorer meminta Kemenag untuk memberikan butir soal yang lebih mudah dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Menurut Ketum Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAII) Mahnan Marbawi, permintaan tersebut karena selama ini soal-soal yang diberikan Kemenag terkenal rumit. "Di kalangan guru sudah paham semua, kalau soal dari Kemenag itu sulit-sulit. Ya bisa dikatakan materi higher other thinking skill (HOTS)," kata Mahnan kepada JPNN.com, Kamis (22/4).
Dia pun meminta Kemenag memberikan ruang yang lebih rasional terkait butir soal PPPK agar tidak terlalu menyulitkan guru agama honorer. Bila butir soalnya rumit, akan berdampak pada jumlah guru agama yang lulus tes PPPK.
"Sebenarnya, kemampuan guru agama honorer ini sudah teruji. Mereka pengabdiannya bukan baru satu atau dua tahun saja," kata Mahnan.
Keluhan akan sulitnya materi soal Kemenag juga disampaikan Koordinator daerah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Pati, Sunandar.
Guru PAI ini pernah ikut tes PPPK 2019. Namun, dia tidak lulus passing grade untuk kompetensi teknis. "Aduh kalau soal PPPK disusun Kemenag itu biasanya sulit. Saya jadi ragu bisa lulus," katanya pesimistis.
Dia berharap Kemenag memberikan materi soal yang tidak menyulitkan guru-guru honorer. Sebab, sejatinya guru-guru honorer telah terbukti pengabdian dan kualitasnya.
"Saya kalau dites begini merasa menjadi bodoh sekali. Seleksi PPPK nanti Agustus tetapi saya sudah gugup dari sekarang," keluhnya.
Sunandar dihantui ketakutan akan gagal dan kemudian dilengserkan pemerintah. Lantaran dalam PP Manajemen PPPK ada tenggat waktu untuk honorer sampai 2023. "Apa saya harus jadi pencari kayu bakar dan meninggalkan sekolah yang didirikan almarhum bapak saya," ujarnya lirih.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi