JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tissa Biani mengungkapkan ia cukup kerepotan bermain di film KKN di Desa Penari. Berperan sebagai Nur, setidaknya ada tiga hal yang membuat ia kesusahan menjiwai perannya di film itu.
Pertama, gadis berusia 17 tahun itu dituntut untuk menari di film ini. Sementara, Tissa Biani tidak memiliki basic menari sama sekali.
"Aku diharuskan mengikuti workshop supaya latihan dan terlihat mahir. Workshop hari pertama gerakan aku kaku banget," kata Tissa saat ditemui di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (22/1).
Kesulitan kedua, dia diminta untuk menggunakan dialek Bahasa Jawa. Sekalipun Tissa Biani memiliki darah Jawa, namun ia tidak cukup fasih berbicara dalam bahasa Jawa lantaran besar di Jakarta.
"Di sini aku juga dituntut untuk bukan hanya sekadar dialek, tapi juga harus bisa sedikit-dikit menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa itu menurut aku sangat susah," aku pemain film Anak Garuda itu.
Ketiga, Tissa diminta sutradara untuk memiliki karakter berbeda sebagai seorang perempuan berhijab.
"Aku sudah beberapa kali memerankan karakter wanita berhijab. Tapi di sini aku harus membuat ciri khas lagi. Membuat karakter Nur lebih menarik lagi dan beda dengan karakter-karakter yang aku sudah pernah mainkan sebelumnya," tandasnya.
Selain Tissa Biani, pemain KKN di Desa Penari lainnya adalah Ahmad Megantara sebagai Bima, Adinda Thomas (Widya), Aghniny Haque (Ayu), dan Calvin Jeremy (Anton).
Film arahan sutradara Awi Suryadi tersebut diambil dari cerita yang sempat viral di media sosial dan sempat menjadi trending di Twitter. Bercerita tentang mahasiswa yang menjalani KKN di sebuah desa yang namanya disamarkan menjadi Desa Penari, dan kemudian mengalami berbagai kejadian mistis.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal