RIAUPOS.CO – Kurang dari sebulan, misi pemberangkatan jemaah haji 2024 dimulai. Rencananya, jemaah calon haji (JCH) mulai terbang ke Tanah Suci pada 12 Mei 2024. Saat ini Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyusun jadwal penerbangan.
Jadwal penerbangan untuk maskapai Garuda Indonesia sudah selesai disusun. Tahun ini maskapai pelat merah itu mendapatkan tugas menerbangkan jemaah dari sembilan embarkasi.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab mengatakan, penyusunan jadwal penerbangan haji sangat penting. ”Penyusunan jadwal penerbangan ini terkait juga dengan proses penyusunan kloter, alokasi penempatan hotel di Saudi,” jelasnya kemarin (20/4). Selain itu, terkait pula dengan penyediaan transportasi darat jemaah di Saudi serta urusan pengajuan visa jemaah haji.
Saiful menekankan kepada kepala bidang penyelenggaraan haji dan umrah kanwil Kemenag provinsi untuk memaksimalkan kursi kosong di masing-masing kloter. Dengan pengaturan yang optimal, diharapkan tidak ada kursi kosong (open seat) dalam setiap kloter. Setiap tahun, kata Saiful, Kemenag selalu berupaya menekan adanya open seat atau kursi yang tidak terisi. ”Instruksi menteri agama tahun ini agar open seat dapat ditekan seminimal mungkin,” katanya.
Ketika ada open seat, misalnya karena jemaah wafat atau berhalangan tetap, langsung diisi jemaah cadangan yang sudah melunasi biaya haji. Pengaturan formasi duduk juga harus mempertimbangkan jemaah lansia dan disabilitas. Khususnya bagi jemaah yang membutuhkan kursi roda. Dengan demikian, sudah bisa dipetakan sejak awal keberadaan jemaah yang membutuhkan kursi roda.
Sementara itu, Kepala Subdit Transportasi dan Perlindungan Jemaah Haji Reguler Kemenag Noer Alya Fitra menuturkan, tahun ini maskapai Garuda melayani 109.072 jemaah dari sembilan kloter. Yakni, embarkasi Aceh, Medan, Padang, Jakarta Pondok Gede, dan Solo. Kemudian, embarkasi Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Kemudian, Saudia Airlines melayani 106.993 jemaah dari lima embarkasi. Perinciannya, embarkasi Batam, Palembang, Jakarta Pondok Gede dan Bekasi, Kertajati, serta Surabaya.
Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, saat ini juga sudah dimulai distribusi koper ke seluruh provinsi. ”Jika ditemukan koper rusak sebelum diterima jemaah, segera dilaporkan untuk diganti,” paparnya.
Pada bagian lain, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) juga ikut menyiapkan penyelenggaraan haji. Di antaranya, menyiapkan living cost atau uang saku untuk lebih dari 213 ribu jemaah haji reguler. Seperti diketahui, setiap jemaah mendapatkan living cost 750 riyal atau sekitar Rp3,1 juta.
Penyediaan living cost itu ditandai dengan kerja sama banknotes antara BPKH dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Total dana yang disiapkan mencapai 159 juta riyal atau sekitar Rp665 miliar.
Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati menuturkan, nanti living cost didistribusikan ketika jemaah berada di embarkasi atau asrama haji. ”Kami berharap (living cost) ini dapat bermanfaat nanti untuk jemaah,” katanya. Biasanya, uang living cost tersebut antara lain digunakan membeli kambing untuk membayar dam atau denda.(wan/c19/fal/jpg)
Laporan JPG, Jakarta