PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) berhasil menciptakan inovasi baru berupa alat penetas telur ayam pintar bernama Smart Egg Incubator. Alat ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT) dengan kecerdasan buatan berbasis deep learning untuk membantu peternak meningkatkan keberhasilan penetasan.
Inovasi ini lahir dari Program Hilirisasi Riset, Pengujian Model dan Prototipe Tahun 2025 yang didanai Kemendikbudristek RI. Pengujiannya dilakukan di laboratorium sekaligus langsung di peternakan ayam di Kampar. Hasil uji coba lapangan menunjukkan sistem mampu menjaga suhu dan kelembaban secara stabil selama 21 hari penetasan. Teknologi deep learning yang dipakai juga bisa mengenali telur retak hingga proses menetas dengan tingkat akurasi tinggi.
Ketua tim pengembang, Refni Wahyuni SKom MTI, menjelaskan bahwa alat ini dirancang bekerja otomatis dan real-time. “Suhu dan kelembaban di dalam inkubator harus stabil agar embrio berkembang sempurna. Dengan alat ini, peternak tak perlu terus-menerus mengawasi karena sistem otomatis menyesuaikan kondisi ideal,” ujarnya.
Anggota tim, Anita Febrianti ST MTI dan Yuda Irawan SKom MTI menambahkan, peternak kini bisa memantau proses penetasan dari jarak jauh lewat dashboard digital. Hal ini membuat proses lebih efisien sekaligus mengurangi risiko kegagalan. “Semua data terpantau otomatis, jadi peternak tak perlu cek satu per satu,” kata Yuda.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Ditjen Riset dan Pengembangan, serta seluruh civitas akademika UHTP atas dukungan penuh. Kehadiran Smart Egg Incubator disebut sebagai teknologi tepat guna yang makin dekat dengan masyarakat, khususnya peternak ayam.
Sistem ini bahkan dilengkapi kamera internal untuk merekam kondisi telur selama penetasan. Gambar yang diambil lalu dianalisis oleh model deep learning terlatih. Dengan begitu, alat bisa mendeteksi lebih dini jika ada telur retak atau rusak, sekaligus mengenali momen menetas dengan presisi tinggi.(nto)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) berhasil menciptakan inovasi baru berupa alat penetas telur ayam pintar bernama Smart Egg Incubator. Alat ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT) dengan kecerdasan buatan berbasis deep learning untuk membantu peternak meningkatkan keberhasilan penetasan.
Inovasi ini lahir dari Program Hilirisasi Riset, Pengujian Model dan Prototipe Tahun 2025 yang didanai Kemendikbudristek RI. Pengujiannya dilakukan di laboratorium sekaligus langsung di peternakan ayam di Kampar. Hasil uji coba lapangan menunjukkan sistem mampu menjaga suhu dan kelembaban secara stabil selama 21 hari penetasan. Teknologi deep learning yang dipakai juga bisa mengenali telur retak hingga proses menetas dengan tingkat akurasi tinggi.
Ketua tim pengembang, Refni Wahyuni SKom MTI, menjelaskan bahwa alat ini dirancang bekerja otomatis dan real-time. “Suhu dan kelembaban di dalam inkubator harus stabil agar embrio berkembang sempurna. Dengan alat ini, peternak tak perlu terus-menerus mengawasi karena sistem otomatis menyesuaikan kondisi ideal,” ujarnya.
Anggota tim, Anita Febrianti ST MTI dan Yuda Irawan SKom MTI menambahkan, peternak kini bisa memantau proses penetasan dari jarak jauh lewat dashboard digital. Hal ini membuat proses lebih efisien sekaligus mengurangi risiko kegagalan. “Semua data terpantau otomatis, jadi peternak tak perlu cek satu per satu,” kata Yuda.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Ditjen Riset dan Pengembangan, serta seluruh civitas akademika UHTP atas dukungan penuh. Kehadiran Smart Egg Incubator disebut sebagai teknologi tepat guna yang makin dekat dengan masyarakat, khususnya peternak ayam.
Sistem ini bahkan dilengkapi kamera internal untuk merekam kondisi telur selama penetasan. Gambar yang diambil lalu dianalisis oleh model deep learning terlatih. Dengan begitu, alat bisa mendeteksi lebih dini jika ada telur retak atau rusak, sekaligus mengenali momen menetas dengan presisi tinggi.(nto)