Minggu, 6 April 2025
spot_img

Pendukung Republik Mulai Wajibkan Pemakaian

Sejak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Wuhan, Cina, pada November lalu, perdebatan soal pemakaian masker tak kunjung selesai. Di AS, urusannya sudah merembet ke ranah politik.

 

(RIAUPOS.CO) – KEMATIAN Richard Rose III pada 4 Juli lalu memicu polemik di AS. Pria 37 tahun itu merupakan veteran militer yang berkarir di US Army selama sembilan tahun terakhir. Namun, pembicaraan yang muncul bukan karena prestasi pria asal Negara Bagian Ohio itu. Melainkan, soal masker.

Rose sudah terkenal sebelum kematiannya. Tiga bulan lalu, dia mengunggah status di media sosial. Isinya tentang penolakannya mengenakan masker. ’’Saya bisa bertahan tanpa membeli produk omong kosong itu,’’ ungkapnya menurut USA Today.

Baca Juga:  Menurut Kejagung, Andi Irfan adalah Perantara Suap Djoko Tjandra-Pinangki

Status tersebut mengundang 800 komentar dari kubu pro dan antimasker. Sebanyak 19 ribu pengguna juga membagikan unggahan Rose. Setelah unggahan itu, Rose masih sibuk menggunakan akun media sosialnya untuk membuktikan dirinya baik-baik saja tanpa masker. Ada fotonya saat mengunjungi bar atau ke luar kota tanpa mengenakan pelindung alat pernapasan.

Sikapnya berubah 1 Juli. Dia mengungkapkan, dirinya positif terjangkit Covid-19. Dia harus menjalani perawatan di pusat karantina selama 14 hari. Empat hari kemudian, dia meninggal. Teman dekatnya, Nick Conley, meminta warganet tak merundungnya lagi. Dia juga meminta kematian temannya bisa jadi pelajaran orang lain.

’’Rick (panggilan akrab Rose, red) sama seperti teman-temanku lain yang merasa sehat dan muda. Hanya karena Anda belum bertemu pasien Covid-19 tidak berarti virus itu hanya bohongan,’’ ujarnya kepada WOIO-TV.

Baca Juga:  Peneliti Ungkap Sistem Imun Pasien Covid-19 Saat Terinfeksi

AS masih mempertahankan gelar mereka sebagai negara yang paling terdampak Covid-19. Hingga tadi malam, lebih dari 3,6 juta orang terjangkit dan setidaknya 139 ribu jiwa meninggal akibat virus SARS-CoV-2 tersebut. Angka itu diprediksi berlanjut dengan gelombang kedua yang mulai muncul.

 

Sejak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Wuhan, Cina, pada November lalu, perdebatan soal pemakaian masker tak kunjung selesai. Di AS, urusannya sudah merembet ke ranah politik.

 

(RIAUPOS.CO) – KEMATIAN Richard Rose III pada 4 Juli lalu memicu polemik di AS. Pria 37 tahun itu merupakan veteran militer yang berkarir di US Army selama sembilan tahun terakhir. Namun, pembicaraan yang muncul bukan karena prestasi pria asal Negara Bagian Ohio itu. Melainkan, soal masker.

Rose sudah terkenal sebelum kematiannya. Tiga bulan lalu, dia mengunggah status di media sosial. Isinya tentang penolakannya mengenakan masker. ’’Saya bisa bertahan tanpa membeli produk omong kosong itu,’’ ungkapnya menurut USA Today.

Baca Juga:  Baru 76,65 Persen JCH Divaksin Lengkap

Status tersebut mengundang 800 komentar dari kubu pro dan antimasker. Sebanyak 19 ribu pengguna juga membagikan unggahan Rose. Setelah unggahan itu, Rose masih sibuk menggunakan akun media sosialnya untuk membuktikan dirinya baik-baik saja tanpa masker. Ada fotonya saat mengunjungi bar atau ke luar kota tanpa mengenakan pelindung alat pernapasan.

Sikapnya berubah 1 Juli. Dia mengungkapkan, dirinya positif terjangkit Covid-19. Dia harus menjalani perawatan di pusat karantina selama 14 hari. Empat hari kemudian, dia meninggal. Teman dekatnya, Nick Conley, meminta warganet tak merundungnya lagi. Dia juga meminta kematian temannya bisa jadi pelajaran orang lain.

’’Rick (panggilan akrab Rose, red) sama seperti teman-temanku lain yang merasa sehat dan muda. Hanya karena Anda belum bertemu pasien Covid-19 tidak berarti virus itu hanya bohongan,’’ ujarnya kepada WOIO-TV.

Baca Juga:  Menurut Kejagung, Andi Irfan adalah Perantara Suap Djoko Tjandra-Pinangki

AS masih mempertahankan gelar mereka sebagai negara yang paling terdampak Covid-19. Hingga tadi malam, lebih dari 3,6 juta orang terjangkit dan setidaknya 139 ribu jiwa meninggal akibat virus SARS-CoV-2 tersebut. Angka itu diprediksi berlanjut dengan gelombang kedua yang mulai muncul.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Pendukung Republik Mulai Wajibkan Pemakaian

Sejak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Wuhan, Cina, pada November lalu, perdebatan soal pemakaian masker tak kunjung selesai. Di AS, urusannya sudah merembet ke ranah politik.

 

(RIAUPOS.CO) – KEMATIAN Richard Rose III pada 4 Juli lalu memicu polemik di AS. Pria 37 tahun itu merupakan veteran militer yang berkarir di US Army selama sembilan tahun terakhir. Namun, pembicaraan yang muncul bukan karena prestasi pria asal Negara Bagian Ohio itu. Melainkan, soal masker.

Rose sudah terkenal sebelum kematiannya. Tiga bulan lalu, dia mengunggah status di media sosial. Isinya tentang penolakannya mengenakan masker. ’’Saya bisa bertahan tanpa membeli produk omong kosong itu,’’ ungkapnya menurut USA Today.

Baca Juga:  Baru 76,65 Persen JCH Divaksin Lengkap

Status tersebut mengundang 800 komentar dari kubu pro dan antimasker. Sebanyak 19 ribu pengguna juga membagikan unggahan Rose. Setelah unggahan itu, Rose masih sibuk menggunakan akun media sosialnya untuk membuktikan dirinya baik-baik saja tanpa masker. Ada fotonya saat mengunjungi bar atau ke luar kota tanpa mengenakan pelindung alat pernapasan.

Sikapnya berubah 1 Juli. Dia mengungkapkan, dirinya positif terjangkit Covid-19. Dia harus menjalani perawatan di pusat karantina selama 14 hari. Empat hari kemudian, dia meninggal. Teman dekatnya, Nick Conley, meminta warganet tak merundungnya lagi. Dia juga meminta kematian temannya bisa jadi pelajaran orang lain.

’’Rick (panggilan akrab Rose, red) sama seperti teman-temanku lain yang merasa sehat dan muda. Hanya karena Anda belum bertemu pasien Covid-19 tidak berarti virus itu hanya bohongan,’’ ujarnya kepada WOIO-TV.

Baca Juga:  Tim Advance Cek Kesiapan Layanan Haji di Arab Saudi

AS masih mempertahankan gelar mereka sebagai negara yang paling terdampak Covid-19. Hingga tadi malam, lebih dari 3,6 juta orang terjangkit dan setidaknya 139 ribu jiwa meninggal akibat virus SARS-CoV-2 tersebut. Angka itu diprediksi berlanjut dengan gelombang kedua yang mulai muncul.

 

Sejak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Wuhan, Cina, pada November lalu, perdebatan soal pemakaian masker tak kunjung selesai. Di AS, urusannya sudah merembet ke ranah politik.

 

(RIAUPOS.CO) – KEMATIAN Richard Rose III pada 4 Juli lalu memicu polemik di AS. Pria 37 tahun itu merupakan veteran militer yang berkarir di US Army selama sembilan tahun terakhir. Namun, pembicaraan yang muncul bukan karena prestasi pria asal Negara Bagian Ohio itu. Melainkan, soal masker.

Rose sudah terkenal sebelum kematiannya. Tiga bulan lalu, dia mengunggah status di media sosial. Isinya tentang penolakannya mengenakan masker. ’’Saya bisa bertahan tanpa membeli produk omong kosong itu,’’ ungkapnya menurut USA Today.

Baca Juga:  Peneliti Ungkap Sistem Imun Pasien Covid-19 Saat Terinfeksi

Status tersebut mengundang 800 komentar dari kubu pro dan antimasker. Sebanyak 19 ribu pengguna juga membagikan unggahan Rose. Setelah unggahan itu, Rose masih sibuk menggunakan akun media sosialnya untuk membuktikan dirinya baik-baik saja tanpa masker. Ada fotonya saat mengunjungi bar atau ke luar kota tanpa mengenakan pelindung alat pernapasan.

Sikapnya berubah 1 Juli. Dia mengungkapkan, dirinya positif terjangkit Covid-19. Dia harus menjalani perawatan di pusat karantina selama 14 hari. Empat hari kemudian, dia meninggal. Teman dekatnya, Nick Conley, meminta warganet tak merundungnya lagi. Dia juga meminta kematian temannya bisa jadi pelajaran orang lain.

’’Rick (panggilan akrab Rose, red) sama seperti teman-temanku lain yang merasa sehat dan muda. Hanya karena Anda belum bertemu pasien Covid-19 tidak berarti virus itu hanya bohongan,’’ ujarnya kepada WOIO-TV.

Baca Juga:  Kemenhub Tiadakan Mudik Gratis Tahun Ini

AS masih mempertahankan gelar mereka sebagai negara yang paling terdampak Covid-19. Hingga tadi malam, lebih dari 3,6 juta orang terjangkit dan setidaknya 139 ribu jiwa meninggal akibat virus SARS-CoV-2 tersebut. Angka itu diprediksi berlanjut dengan gelombang kedua yang mulai muncul.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari