Selasa, 8 April 2025
spot_img

‘’Saat Trauma Datang, Saya Cuma Bisa Meluk Anak’’

Lasmi Indaryani harus berjuang mengatasi trauma di saat dia juga mesti menjalani peran sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus. Masih menangani sepakbola putri karena pasti kangen nonton pertandingan ataupun latihan.

Laporan FARID S MAULANA, Jakarta

BULU kuduk merinding. Disusul berbagai pikiran menakutkan yang serentak menghampiri. “Kalau sudah begitu, yang bisa saya lakukan adalah memeluk keempat anak saya,” kata Lasmi Indaryani kepada JPG, Rabu pekan lalu (8/5).

Begitulah kini Lasmi menjalani hari-harinya setelah menjadi whistle-blower alias peniup peluit kasus pengaturan skor di sepakbola. Kegiatan sehari-harinya sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus harus berimpitan dengan trauma yang masih kerap menghantui.

Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu memang masih harus berkaitan dengan skandal yang turut dibongkarnya tersebut. Sehari setelah berbincang dengan JPG, misalnya, dia menjadi saksi kasus itu di Pengadilan Negeri Banjarnegara.

Baca Juga:  Aneh, OTT Rektor UNJ, KPK Serahkan ke Polisi

Nama Lasmi awalnya mencuat setelah tampil di salah satu program bincang televisi. Yang membahas praktik pengaturan skor. Dia memaparkan seluruh praktik busuk yang dialaminya ketika menjadi manajer Persibara Banjarnegara pada Liga 3 musim 2018.

Paparannya itu semakin membuka mata semua pihak tentang “kanker” yang turut menggerogoti sepakbola Indonesia tersebut. Desakan agar pemerintah turun tangan pun kian besar.

Puncaknya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya memutuskan untuk membentuk Satgas Antimafia Bola. Sebuah satuan yang khusus diterjunkan untuk menangkap para pelaku praktik pengaturan skor.

Satu per satu kasus terungkap. Bahkan, khusus kasus Lasmi, begitu biasanya disebut, enam tersangka ditangkap. Tidak tanggung-tanggung, dua di antaranya merupakan petinggi PSSI.(*/c11/ttg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin

Lasmi Indaryani harus berjuang mengatasi trauma di saat dia juga mesti menjalani peran sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus. Masih menangani sepakbola putri karena pasti kangen nonton pertandingan ataupun latihan.

Laporan FARID S MAULANA, Jakarta

BULU kuduk merinding. Disusul berbagai pikiran menakutkan yang serentak menghampiri. “Kalau sudah begitu, yang bisa saya lakukan adalah memeluk keempat anak saya,” kata Lasmi Indaryani kepada JPG, Rabu pekan lalu (8/5).

Begitulah kini Lasmi menjalani hari-harinya setelah menjadi whistle-blower alias peniup peluit kasus pengaturan skor di sepakbola. Kegiatan sehari-harinya sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus harus berimpitan dengan trauma yang masih kerap menghantui.

Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu memang masih harus berkaitan dengan skandal yang turut dibongkarnya tersebut. Sehari setelah berbincang dengan JPG, misalnya, dia menjadi saksi kasus itu di Pengadilan Negeri Banjarnegara.

Baca Juga:  Riau Pos Didoakan dari Makkah

Nama Lasmi awalnya mencuat setelah tampil di salah satu program bincang televisi. Yang membahas praktik pengaturan skor. Dia memaparkan seluruh praktik busuk yang dialaminya ketika menjadi manajer Persibara Banjarnegara pada Liga 3 musim 2018.

Paparannya itu semakin membuka mata semua pihak tentang “kanker” yang turut menggerogoti sepakbola Indonesia tersebut. Desakan agar pemerintah turun tangan pun kian besar.

Puncaknya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya memutuskan untuk membentuk Satgas Antimafia Bola. Sebuah satuan yang khusus diterjunkan untuk menangkap para pelaku praktik pengaturan skor.

Satu per satu kasus terungkap. Bahkan, khusus kasus Lasmi, begitu biasanya disebut, enam tersangka ditangkap. Tidak tanggung-tanggung, dua di antaranya merupakan petinggi PSSI.(*/c11/ttg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

‘’Saat Trauma Datang, Saya Cuma Bisa Meluk Anak’’

Lasmi Indaryani harus berjuang mengatasi trauma di saat dia juga mesti menjalani peran sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus. Masih menangani sepakbola putri karena pasti kangen nonton pertandingan ataupun latihan.

Laporan FARID S MAULANA, Jakarta

BULU kuduk merinding. Disusul berbagai pikiran menakutkan yang serentak menghampiri. “Kalau sudah begitu, yang bisa saya lakukan adalah memeluk keempat anak saya,” kata Lasmi Indaryani kepada JPG, Rabu pekan lalu (8/5).

Begitulah kini Lasmi menjalani hari-harinya setelah menjadi whistle-blower alias peniup peluit kasus pengaturan skor di sepakbola. Kegiatan sehari-harinya sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus harus berimpitan dengan trauma yang masih kerap menghantui.

Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu memang masih harus berkaitan dengan skandal yang turut dibongkarnya tersebut. Sehari setelah berbincang dengan JPG, misalnya, dia menjadi saksi kasus itu di Pengadilan Negeri Banjarnegara.

Baca Juga:  Ketika Suara Tak Didengar atas Kasus Narkoba yang Tak Dilakukan

Nama Lasmi awalnya mencuat setelah tampil di salah satu program bincang televisi. Yang membahas praktik pengaturan skor. Dia memaparkan seluruh praktik busuk yang dialaminya ketika menjadi manajer Persibara Banjarnegara pada Liga 3 musim 2018.

Paparannya itu semakin membuka mata semua pihak tentang “kanker” yang turut menggerogoti sepakbola Indonesia tersebut. Desakan agar pemerintah turun tangan pun kian besar.

Puncaknya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya memutuskan untuk membentuk Satgas Antimafia Bola. Sebuah satuan yang khusus diterjunkan untuk menangkap para pelaku praktik pengaturan skor.

Satu per satu kasus terungkap. Bahkan, khusus kasus Lasmi, begitu biasanya disebut, enam tersangka ditangkap. Tidak tanggung-tanggung, dua di antaranya merupakan petinggi PSSI.(*/c11/ttg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin

Lasmi Indaryani harus berjuang mengatasi trauma di saat dia juga mesti menjalani peran sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus. Masih menangani sepakbola putri karena pasti kangen nonton pertandingan ataupun latihan.

Laporan FARID S MAULANA, Jakarta

BULU kuduk merinding. Disusul berbagai pikiran menakutkan yang serentak menghampiri. “Kalau sudah begitu, yang bisa saya lakukan adalah memeluk keempat anak saya,” kata Lasmi Indaryani kepada JPG, Rabu pekan lalu (8/5).

Begitulah kini Lasmi menjalani hari-harinya setelah menjadi whistle-blower alias peniup peluit kasus pengaturan skor di sepakbola. Kegiatan sehari-harinya sebagai ibu, mahasiswa, pengusaha, dan politikus harus berimpitan dengan trauma yang masih kerap menghantui.

Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu memang masih harus berkaitan dengan skandal yang turut dibongkarnya tersebut. Sehari setelah berbincang dengan JPG, misalnya, dia menjadi saksi kasus itu di Pengadilan Negeri Banjarnegara.

Baca Juga:  Riau Pos Didoakan dari Makkah

Nama Lasmi awalnya mencuat setelah tampil di salah satu program bincang televisi. Yang membahas praktik pengaturan skor. Dia memaparkan seluruh praktik busuk yang dialaminya ketika menjadi manajer Persibara Banjarnegara pada Liga 3 musim 2018.

Paparannya itu semakin membuka mata semua pihak tentang “kanker” yang turut menggerogoti sepakbola Indonesia tersebut. Desakan agar pemerintah turun tangan pun kian besar.

Puncaknya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya memutuskan untuk membentuk Satgas Antimafia Bola. Sebuah satuan yang khusus diterjunkan untuk menangkap para pelaku praktik pengaturan skor.

Satu per satu kasus terungkap. Bahkan, khusus kasus Lasmi, begitu biasanya disebut, enam tersangka ditangkap. Tidak tanggung-tanggung, dua di antaranya merupakan petinggi PSSI.(*/c11/ttg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari