Dalam kehidupan kita sehari-hari, ada peluang terjadi perubahan kondisi kesehatan yang mendadak. Baik karena suatu kejadian seperti kecelakaan, insiden, infeksi ataupun perjalanan penyakit yang sudah dimiliki sebelumnya. Pada keadaan demikian, seringkali dibutuhkan pelayanan kesehatan yang bersifat segera dan bisa diakses selama 24 jam, yang umumnya disediakan di Rumah Sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sebagai Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Unit Gawat Darurat (UGD).
Dokter spesialis emergensi adalah dokter yang mendalami bidang kedokteran emergensi, dan terutama bekerja di UGD atau Departemen Emergensi. Dokter spesialis emergensi bertugas melakukan stabilisasi dan tata laksana pasien yang mengalami masalah kesehatan yang bersifat akut ataupun cedera yang terjadi akibat adanya trauma atau kecelakaan.
Sebagian besar pasien dapat ditangani lalu dipulangkan dari UGD. Tetapi ada juga kelompok pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit ataupun pengkajian lebih lanjut oleh dokter spesialis lainnya. Keputusan untuk mengijinkan seorang pasien dipulangkan atau perlu dirawat inap menjadi salah satu hal yang harus dikerjakan oleh seorang dokter spesialis emergensi dalam kesehariannya.
Yang dimaksud dengan kedokteran emergensi sesuai yang telah ditetapkan oleh International Federation for Emergency Medicine pada 1991 adalah, suatu praktik yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk pencegahan, diagnosis dan tata laksana aspek akut dan darurat suatu penyakit atau cedera yang dapat terjadi pada pasien dari semua kelompok umur dengan deragam spektrum gangguan fisik maupun perilaku.
Hal ini yang selanjutnya membawa pada pemahaman untuk pengembangan sistem pelayanan medis emergensi di pra rumah sakit maupun di dalam rumah sakit serta semua ketrampilan yang diperlukan untuk pengembangan ini. Dokter spesialis emergensi melakukan pengkajian dan tata laksana terhadap pasien yang datang ke UGD dengan berbagai jenis cedera ataupun penyakit.
Fokus utamanya adalah upaya untuk menstabilkan kondisi pasien secepat mungkin dan kemudian menentukan langkah berikut dalam penyelenggaraan asuhan pasien. Pasien yang datang ke UGD sifatnya beragam. Baik dari segi umur dan jenis kelamin, maupun kelainan yang dialami. Mulai dari masalah yang terkait dengan sistem syaraf, sistem jantung dan pembuluh darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan, masalah terkait kehamilan dan juga gangguan kejiwaan.
Seorang dokter emergensi dalam masa pendidikannya telah disiapkan untuk dapat menghadapi situasi tersebut. Pada pasien yang mengalami cedera yang berat, dalam keadaan tidak sadar ataupun mengalami gejala dari suatu stroke atau serangan jantung. Dokter spesialis emergensi akan segera memulai rangkaian tata laksana untuk memastikan pasien mendapatkan peluang terbaik untuk dapat pulih.
Selain bertugas sebagai klinisi di IGD, dokter spesialis emergensi juga memiliki tugas untuk melakukan pengelolaan dan supervisi terhadap layanan medis pra rumah sakit. Yang dimaksud dengan layanan medis emergensi pra rumah sakit adalah layanan emergensi yang menyelenggarakan tata laksana dan stabilisasi yang bersifat darurat sejak sebelum pasien tiba di rumah sakit untuk kondisi cedera ataupun penyakit yang berat.
Kemudian melakukan transfer pasien ke pelayanan definitif. Layanan ini juga lazim disebut sebagai Pertolongan Pertama, Tim Ambulans atau Tim Reaksi Cepat. Layanan medis emergensi pra rumah sakit umumnya diaktifkan pada kondisi jika terjadi kecelakaan lalu lintas, kecelakaan transportasi atau kedaruratan yang diakibatkan oleh cedera, walau sebenarnya layanan ini juga dapat diaktifkan untuk kedaruratan yang diakibatkan oleh kondisi medis seperti sesak nafas, penurunan kesadaran atau adanya kejang.
Layanan ini diperlukan sebagai upaya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan tata laksana yang optimal sedini mungkin dengan terlibatnya staf medis yang kompeten dan didukung dengan peralatan emergensi yang memadai. Layanan medis emergensi juga memiliki peran untuk melakukan edukasi kepada masyarakat awam mengenai pertolongan pertama ataupun bantuan hidup dasar (BHD) guna semakin memperluas jaringan tenaga awam terlatih yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merespon terhadap suatu keadaan darurat.
Bidang lain yang menjadi ranah kerja seorang dokter spesialis emergensi medisin adalah bidang pengelolaan bencana. Sejalan dengan situasi di garis depan rumah sakit yang harus menghadapi berbagai jenis kasus dengan jumlah yang dapat beragam, praktisi emergensi diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi yang ditimbulkan oleh suatu bencana, seperti halnya jika harus menangani sejumlah besar korban jika terjadi kecelakaan massal.
Dalam situasi bencana, dokter yang menjadi pemimpin dan para praktisi di garis depan memerlukan berbagai ketrampilan dan pengetahuan untuk dapat tetap menyelenggarakan asuhan sekaligus mengelola sumber daya. Hal ini dapat berbeda dari satu jenis bencana ke bencana yang lainnya, meliputi pemahaman terhadap proses triase atau pemilahan korban, dekontaminasi korban yang terpapar bahan B3 ataupun penanganan terhadap paparan penyakit infeksi, keracunan ataupun kecelakaan.
Selain aspek penanganan pasien, diperlukan juga kemampuan untuk berkoordinasi dengan sistem komando dalam suatu insiden (incident-command systems) dan sumber daya di masyarakat untuk dapat menghasilkan respon yang optimal dan terpadu dalam penanganan bencana.***
dr. Kristina Agustini Wiraputri, Sp.EM, Dokter Spesialis Emergency Medicine RS Awal Bros Pekanbaru