JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan, kecepatan dalam bertindak dan tes masal adalah kunci untuk menang melawan corona (Covid-19). Menurut JK banyak negara yang gagal dalam menghadapi corona karena terlalu memandang enteng wabah tersebut sehingga terlambat dalam mengambil tindakan.
Selain itu, tes masal penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penularannya dan daerah mana yang menjadi episentrum penularan wabah. Kata dia, kecepatan melakukan tes masal dapat memperlambat penularan.
"Tes itu untuk kita tau berapa banyak, siapa, di mana dan dengan siapa dia telah berhubungan. Virus ini tidak mengenal negara maju atau pun negara miskin, bahkan negara maju yang paling banyak kena akibat memandang enteng lalu lambat dalam bertindak," ujar pria yang biasa disapa JK itu melalui siaran pers, Kamis (18/6).
Dia juga mengatakan bahwa virus tersebut sangat cepat penularannya. Apalagi jika masyarakat tidak mengindahkan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Ia memberi contoh, Indonesia yang dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali dideteksi penambahan jumlah penderita bertambah 1.000 setiap harinya dan akan bisa bertambah banyak apabila tidak ada tindakan yang lebih konkret.
"Yang kena sekarang 1.000 orang per hari, artinya setiap test ada 8 persen orang terdeteksi positif dan jumlah itu akan bisa terus bertambah kalau tidak ada tindakan yang lebih keras lagi," tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan, kecepatan dalam bertindak dan tes masal adalah kunci untuk menang melawan corona (Covid-19). Menurut JK banyak negara yang gagal dalam menghadapi corona karena terlalu memandang enteng wabah tersebut sehingga terlambat dalam mengambil tindakan.
Selain itu, tes masal penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penularannya dan daerah mana yang menjadi episentrum penularan wabah. Kata dia, kecepatan melakukan tes masal dapat memperlambat penularan.
- Advertisement -
"Tes itu untuk kita tau berapa banyak, siapa, di mana dan dengan siapa dia telah berhubungan. Virus ini tidak mengenal negara maju atau pun negara miskin, bahkan negara maju yang paling banyak kena akibat memandang enteng lalu lambat dalam bertindak," ujar pria yang biasa disapa JK itu melalui siaran pers, Kamis (18/6).
Dia juga mengatakan bahwa virus tersebut sangat cepat penularannya. Apalagi jika masyarakat tidak mengindahkan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Ia memberi contoh, Indonesia yang dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali dideteksi penambahan jumlah penderita bertambah 1.000 setiap harinya dan akan bisa bertambah banyak apabila tidak ada tindakan yang lebih konkret.
- Advertisement -
"Yang kena sekarang 1.000 orang per hari, artinya setiap test ada 8 persen orang terdeteksi positif dan jumlah itu akan bisa terus bertambah kalau tidak ada tindakan yang lebih keras lagi," tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi