TOKYO (RIAUPOS.CO) – Putri Mako dari Kekaisaran Jepang kembali menunda rencana untuk menikah lagi. Penundaan ini terjadi untuk yang keduakalinya setelah sebelumnya dia menunda pernikahan pada 2017 lalu.
“Bagi kami, pernikahan adalah pilihan penting untuk hidup dan menghormati hati kami,” ungkap Mako melalui pernyataan pada Jumat (13/11), yang dirilis Badan Rumah Tangga Kekaisaran.
“Kami tidak tergantikan satu sama lain, dan kami dapat bersandar pada satu sama lain di saat bahagia dan saat tidak bahagia. Sulit untuk mengatakan sesuatu yang konkret tentang rencana masa depan kami dan orang lain saat ini,” tambahnya.
Kekaisaran Jepang memberi tahu masih belum ada rencana konkret kapan mereka pada akhirnya akan menikah, dan sulit untuk mengatakan apa pun tentang masa depan saat ini.
Sebelumnya Putri Mako mengumumkan dirinya rela “dilucuti” status kerajaannya untuk menikah dengan pacarnya yang berasal dari kalangan orang biasa.
Dikutip Daily Mail, pasangan itu bertemu saat keduanya menjadi mahasiswa di International Christian University, Tokyo. Sang putri bangsawan (28), yang kini belajar di Edinburgh, Dublin dan Leicester, akan dipaksa melepaskan gelarnya untuk menikahi pacarnya Kei Komuro, teman lamanya di universitas.
Komuro melamar saat makan malam pada Desember 2013. Keduanya merahasiakan hubungan jarak jauh mereka ketika Mako mengejar gelar masternya di Inggris.
Putri Mako mengumumkan niatnya untuk menikah dengan Komuro, yang bekerja di sebuah firma hukum, pada 2017. Tak lama kemudian mereka mengumumkan akan menikah pada November 2018.
Pernikahan itu kemudian ditunda hingga tahun ini, dengan pernyataan resmi mengatakan pasangan itu membutuhkan lebih banyak waktu untuk merencanakan.
Namun setelah itu muncul laporan yang menunjukkan keluarga Komuro terlibat dalam sengketa keuangan yang tidak disetujui mertuanya.
Dikutip Japan Times, pada Juli lalu, Putra Mahkota Jepang, Fumihito (54), mengatakan, dia tidak tahu apakah pernikahan putrinya akan dilangsungkan.
Berita itu muncul beberapa pekan setelah sang ayah secara resmi dinobatkan sebagai yang pertama di garis Chrysanthemum Throne (calon kaisar)di Jepang.
Sebagai informasi, hukum Kekaisaran Jepang mengharuskan seorang putri untuk meninggalkan keluarga kerajaan setelah menikah dengan orang biasa.
Sebelumnya, bibi Putri Mako, Putri Sayako, menjadi anggota kerajaan terakhir yang dicopot statusnya ketika dia menikah dengan seorang pejabat Kota Tokyo pada 2005 silam.
Sumber: Daily Mail/News/Japan Times/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun