(RIAUPOS.CO) — Remaja yang menggunakan suplemen makanan untuk menurunkan berat badan, menambah berat badan, atau membangun otot bisa membahayakan diri mereka sendiri.
Hal itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Adolescent Health, yang meneliti laporan masalah kesehatan yang terjadi setelah anak-anak, remaja atau dewasa muda mengonsumsi vitamin atau suplemen.
Analisis ini mencakup kasus-kasus yang telah dilaporkan ke Food and Drug Administration antara pada 2004 dan 2015.
Para penulis studi mengidentifikasi 977 kasus, 40 persen di antaranya melibatkan perjalanan ke ruang gawat darurat, rawat inap, cacat atau kematian. Kasus-kasus yang tersisa melibatkan mengunjungi dokter pribadi mereka.
Meskipun vitamin dan suplemen makanan dimasukkan dalam analisis, para peneliti menemukan bahwa suplemen bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kesehatan para remaja ini.
"Dibandingkan dengan vitamin, suplemen makanan yang dijual di pasaran bebas untuk menurunkan berat badan, membangun otot atau meningkatkan energi dikaitkan dengan risiko hampir tiga kali lipat dari masalah kesehatan yang serius," kata Flora Or, seorang peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan penulis utama studi ini, seperti dilansir laman NBC Health, Kamis (14/11).
Studi ini tidak meneliti bagaimana suplemen dan vitamin sebaiknya dicerna, juga tidak melihat bahan-bahan tertentu.
Tetapi peneliti menyarankan bahwa ada dua cara suplemen makanan bisa menyebabkan kerusakan, apakah mereka mengandung bahan berbahaya yang tidak tercantum pada label, atau pengguna menggabungkannya dengan suplemen lain atau obat resep.
Terlebih lagi, para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka bisa dianggap remeh, karena konsumen mungkin tidak selalu menyadari bahwa gejala mereka terkait dengan suplemen makanan, atau mungkin tidak melaporkan kejadian itu ke dokter.
"Makalah kami ini hanya menunjukkan sebagian kecil dari masalah yang sangat besar dalam kesehatan masyarakat," jelas Or.
Studi ini tidak melihat masalah kesehatan spesifik apa yang dihasilkan dari vitamin dan suplemen.
Namun, penelitian sebelumnya telah mengaitkan suplemen yang ditujukan untuk menurunkan berat badan, membangun massa otot atau meningkatkan energi dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk diare kronis, dehidrasi, stroke, kejang, masalah jantung dan kerusakan ginjal dan hati.
Pakar luar yang mempelajari bahan obat di pasar tidak terkejut dengan temuan baru ini.
"Tidak peduli bagaimana Anda melihat suplemen kesehatan, masalah akibat penggunaan suplemen tambahan khusus – terus bermunculan," kata Dr. Pieter Cohen, seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School.
Memang, FDA telah mengeluarkan peringatan tentang beberapa suplemen yang dijual untuk menurunkan berat badan dan menambah berat badan.
Salah satu suplemen makanan yang bisa sangat bermasalah untuk anak-anak dan remaja adalah creatine. Kelompok usia ini memiliki akses mudah ke creatine, yang dipasarkan sebagai suplemen yang membantu untuk membangun otot.
Creatine bisa menyebabkan dehidrasi, dan beberapa penelitian jangka panjang pada orang dewasa telah menemukan bahwa suplemen ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal atau hati.(fny/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal