Sempat viral di media sosial, akhirnya RZ, bocah sembilan tahun bertemu dengan orang tuanya. Mereka bertemu di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Rumbai, Jalan Khayangan, Rumbai Pesisir.
Laporan: SOFIAH (Rumbai)
SUASANA haru mewarnai pertemuan RZ (9) dengan orang tuanya, Kamis (14/1). RZ diketahui hilang sejak 10 Januari lalu.
Kepala BRSAMPK Rumbai, Ahmad Subarkah, mengetakan, RZ ditemukan warga pada 10 Januari 2021 di Simpang Tiga. Selanjutnya, dibawa warga ke Polsek Bukit Raya.
"Pihak kepolisian selanjutnya melaporkan ke Dinas Sosial (Dissos) Kota Pekanbaru pada 11 Desember. Karena tidak menemukan titik terang, kemudian dibawa ke BRSAMPK Rumbai untuk mendapatkan tempat yang aman dalam perawatan dan pemenuhan kebutuhan sementara," ujar pria yang akrab disapa Barkah tersebut.
Adapun kondisi RZ saat ditemukan, di bagian lipatan kaki kanannya terdapat luka yang dicurigai sebagai tanda kekerasan. Satuan Aksi Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kota Pekanbaru kemudian melakukan penelusuran. Kerja keras itu pun membuahkan hasil.
"Pada Rabu (13/1), orang tua korban berhasil diketahui keberadaannya di daerah Payung Sekaki," sebut pria kelahiran Klaten tersebut.
Pascadiketahui keberadaan
orang tua RZ, pihak BRSAMPK Rumbai pun melakukan terminasi (pemulangan). Persyaratan administrasi pun dilakukan mulai dari kecocokan foto, kartu keluarga dan lainnya.
"Orang tua korban mengisahkan saat kejadian itu, keluarga mereka baru dari kolam renang Labersa. Saat pulang, RZ dibawa abangnya bersama adiknya main ke warnet. Nah, di dekat Indomaret itulah RZ ditemukan warga," ungkap Barkah.
Barkah katakan, RZ memiliki enam saudara. Ketujuh kakak beradik itu merupakan pencari kara-kara atau barang bekas.
Ia pun berpesan agar pengasuhan anak jangan sampai terlepas dari orang tua. Jangan sampai
anak ke mana-mana orang tua tidak tahu.
"Perhatian dan kasih sayang sangat perlu diberikan pada anak. Tidak hanya dari ayah tetapi juga dari ibu. Ini sejalan dengan tugas kami sebagai pelaksana Asistensi Sosial Anak (Atensi) untuk mendorong para orangtua peduli terhadap perawatan dan dukungan keluarga untuk memastikan anak tidak mengalami keterpisahan kembali dan anak yang belum ditemukan akan kita lakukan upaya tracing bersama dengan Sakti Peksos Kota Pekanbaru," jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong Dissos Kota Pekanbaru untuk memberikan aksesibilitas agar keluarga RZ bisa mendapatkan akses pelayanan dan bantuan seperti stimulan nutrisi, sembako, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST) terdaftar di DTKS dan kami akan lakukan pendampingan RZ di keluarga.
Diwaktu yang sama, Kasi Anak Dinsos Kota Pekanbaru Irin Irsanti didampingi Sakti Peksos Kota Pekanbaru Erika Aritonang menyampaikan, awalnya RZ dikira korban kekerasan fisik. Lantaran terdapat beberapa luka lama di tubuh RZ.
"Kami berharap bapak dan ibu dapat menjaga RZ dengan baik sekembalinya RZ di keluarga," ujarnya.
Terpisah, ayah RZ Zakaria mengucapkan terima kasih kepada BRSAMPK Rumbai dan pihak terkait yang telah membantu keluarga kembali bertemua dnegan RZ.
"Kami sudah mencari ke mana-mana, namun RZ tidak ditemukan. Lalu, saya diberi tahu tetangga kalau anak saya ramai dibicarakan di media sosial," akunya.***