- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina menolak tawaran untuk bergabung dalam perundingan pembatasan senjata nuklir dengan Amerika Serikat. Cina menilai AS tidak tulus dan tak serius dalam bernegosiasi.
Dilansir dari Times of India, Jumat (10/7), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan bahwa AS tidak serius dan tak tulus dalam negosiasi yang diusulkan. Permintaan berulang kali disuarakan oleh Washington agar Cina bergabung dalam negosiasi trilateral dengan Rusia untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir yang disebut perundingan baru.
- Advertisement -
Ini merupakan perjanjian senjata nuklir utama antara Amerika Serikat dan Rusia, yang akan berakhir pada Februari tahun depan. Cina dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia setelah AS dan Rusia, telah mempertahankannya tidak akan bergabung dalam pembicaraan dengan Washington dan Moskow untuk mengurangi jumlah persenjataan nuklirnya.
Hanya saja, Zhao tampaknya membuka pintu untuk beberapa bentuk diskusi atau syarat. Dia mengatakan Washington perlu menciptakan kondisi bagi negara-negara dengan senjata nuklir lainnya untuk berpartisipasi dalam negosiasi.
AS mencatat Cina tidak hadir dalam pembicaraan dengan Rusia di Wina dua pekan lalu tentang perpanjangan atau pergantian NEW Start, sebuah perjanjian pengurangan senjata tahun 2010 yang berakhir pada Februari. Perjanjian itu berada di antara AS dan Rusia. Pemerintahan Trump menginginkan Cina, sebagai kekuatan militer yang meningkat, untuk bergabung.
- Advertisement -
Sementara itu, Direktur Jenderal Departemen Kontrol Senjata Kementerian Luar Negeri Cina, Fu Cong, menyebut permintaan itu tidak realistis. Sebab Cina memiliki persenjataan nuklir yang jauh lebih kecil daripada dua lainnya. Fu meyakini Amerika meminta Cina berpartisipasi dalam negosiasi trilateral itu untuk mengalihkan perhatian dan alasan bagi Amerika untuk keluar dari perpanjangan perjanjian New START.
"Dengan mengundang Cina untuk bergabung, AS menciptakan alasan untuk menjauh dari perundingan tanpa mengganti perjanjian," Sebut Cong.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina menolak tawaran untuk bergabung dalam perundingan pembatasan senjata nuklir dengan Amerika Serikat. Cina menilai AS tidak tulus dan tak serius dalam bernegosiasi.
Dilansir dari Times of India, Jumat (10/7), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan bahwa AS tidak serius dan tak tulus dalam negosiasi yang diusulkan. Permintaan berulang kali disuarakan oleh Washington agar Cina bergabung dalam negosiasi trilateral dengan Rusia untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir yang disebut perundingan baru.
- Advertisement -
Ini merupakan perjanjian senjata nuklir utama antara Amerika Serikat dan Rusia, yang akan berakhir pada Februari tahun depan. Cina dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia setelah AS dan Rusia, telah mempertahankannya tidak akan bergabung dalam pembicaraan dengan Washington dan Moskow untuk mengurangi jumlah persenjataan nuklirnya.
Hanya saja, Zhao tampaknya membuka pintu untuk beberapa bentuk diskusi atau syarat. Dia mengatakan Washington perlu menciptakan kondisi bagi negara-negara dengan senjata nuklir lainnya untuk berpartisipasi dalam negosiasi.
- Advertisement -
AS mencatat Cina tidak hadir dalam pembicaraan dengan Rusia di Wina dua pekan lalu tentang perpanjangan atau pergantian NEW Start, sebuah perjanjian pengurangan senjata tahun 2010 yang berakhir pada Februari. Perjanjian itu berada di antara AS dan Rusia. Pemerintahan Trump menginginkan Cina, sebagai kekuatan militer yang meningkat, untuk bergabung.
Sementara itu, Direktur Jenderal Departemen Kontrol Senjata Kementerian Luar Negeri Cina, Fu Cong, menyebut permintaan itu tidak realistis. Sebab Cina memiliki persenjataan nuklir yang jauh lebih kecil daripada dua lainnya. Fu meyakini Amerika meminta Cina berpartisipasi dalam negosiasi trilateral itu untuk mengalihkan perhatian dan alasan bagi Amerika untuk keluar dari perpanjangan perjanjian New START.
"Dengan mengundang Cina untuk bergabung, AS menciptakan alasan untuk menjauh dari perundingan tanpa mengganti perjanjian," Sebut Cong.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi