JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim satuan tugas (Satgas) gabungan bentukan Polri hingga kini belum juga mengungkap siapa dalang di balik penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Meskipun Tim sudah memeriksa Komjen Pol Muhammad Iriawan terkait kasus tersebut.
’’Betul Komjen Iriawan kita periksa dalam konteks beliau sebagai Kapolda, dan hubungannya tentu saja dengan Novel. Yang tidak ada hubungan, mau jenderal siapa, ya enggak akan kami periksa,’’ kata Hendardi ditemui di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Direktur Eksekutif Setara Institut ini menyampaikan, diperiksanya Iriawan karena saat itu ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan pernah langsung menemui Novel. Hal ini yang sedang di dalami oleh Tim Satgas.
’’Itu yang kami periksa, ada pembicaraan apa. Tapi ya ada saksi-saksi di situ ya. Saksinya kami periksa juga. Jadi jangan dipandang secara negatif dulu bahwa jenderal ini pasti yang menjadi tersangka. Hanya sebagai saksi,’’ ucap Hendardi.
Namun, ketika ditanya soal aktor lapangan yang menyiram Novel usai salat subuh pada 11 April 2017 lalu. Hendardi menyebut, itu tidak terlalu penting. Sebab, pada Rabu (10/7/2019), Novel meminta Tim Satgas bentukan Polri untuk tidak berspekulasi terkait aktor intelektual yang berada di belakang kasusnya. Novel menginginkan agar Tim Satgas menangkap pelaku lapangan yang menyiram matanya.
’’Ya biar saja dia ngomong, saya (kira) enggak terlalu penting,’’ tegas Hendardi. Sebelumnya, Penyidik senior KPK yang juga korban penyiraman air keras, Novel Baswedan meminta tim satuan tugas (Satgas) bentukan Polri tidak berspekulasi terkait aktor intelektual dalam kasusnya. Menurutnya, seharusnya Tim Satgas dapat mengungkap lebih awal siapa aktor lapangan yang tega menyiramnya.
’’Jangan sampai kemudian hanya terjadi upaya untuk berspekulasi siapa aktor intelektual, dalang, koordinator dan lain-lain tapi melupakan pelaku lapangannya siapa,’’ kata Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/6/2019).
Penyerangan terhadap Novel yang terjadi pada 11 April 2017 belum juga ditemukan aktor lapangannya. Namun kini, lanjut Novel, Tim Satgas malah berspekulasi terkait aktor intelektual. ’’Pelaku kejahatan seperti ini, kekerasan jalanan begini tapi kemudian hanya di mulai dengan spekulasi aktor intelektual pihak mana. Saya kira itu bukan investigasi ya, itu hanya rekaan atau dugaan-dugaan saja dan saya kira itu tidaklah tepat,’’ tegas Novel.