Minggu, 5 Mei 2024

Asyiknya Mengarungi Jeram

Bagi yang tidak pandai berenang, mengarungi sungai berbatu terjal dan berarus deras, memang sangat menakutkan. Jangankan sungai seperti ini, berperahu di atas sungai berarus kecil saja cukup mendebarkan. Jangan khawatir, ketakutan itu akan hilang setelah mencoba, tentu didampingi ahlinya.

(RIAUPOS.CO) – MENGARUNGI jeram atau disebut dengan arung jeram, merupakan kegiatan mengarungi jeram-jeram sungai yang menantang. Arung jeram disebut juga dengan rafting. Tidak hanya sebagai tujuan menyalurkan hobi bagi para petualang sungai (adventure), tapi juga merupakan olahraga air dan wisata (tourism) minat khusus.

Yamaha

Rafting memiliki sejarah yang cukup panjang sejak abad ke-19. Sebagaimana tercatat dalam Wikipedia, kegiatan ini dipelopori John Macgregor, seorang pramuka asal Paman Sam (Amerika) yang waktu itu memimpin sebuah ekspedisi di Sungai Colorado. Perkembangan seiring waktu membawa olahraga arung jeram ke Indonesia dan berkembang sampai saat ini. Di Indonesia, arung jeram mulai populer sejak tahun 1990-an.

Mengarungi sungai merupakan aktivitas yang mengasyikkan. Beberapa waktu lalu, Riau Pos berkesempatan mengikuti kegiatan ini di Hulu Sungai Kampar bersama Indonesia Adventure Trade Travel Association (IATTA), tepatnya di Desa Tanjung. Cukup mendebarkan memang. Beruntung karena Sungai Kampar di kawasan ini tidak memiliki jeram yang cukup menantang. Maka, arung jeram kali ini disebut dengan fun rafting.

Sungai Kampar ini bercabang. Cabang inilah yang disebut dengan Sungai Kopu, salah satu sungai yang dikenal menjadi lokasi arung jeram terbaik di Riau atau dikenal juga dengan Green Canyon-nya Riau. Sungai ini sering menjadi tujuan wisata arung jeram. Bahkan beberapa operator arung jeram, tumbuh di tempat ini. Salah satunya Mandi Angin yang berada di Desa Tanjung tersebut.

- Advertisement -

Dante Mayindra menjadi pemandu ketika itu. Ia adalah adalah satu-satunya mentor arung jeram yang sudah memiliki sertifikat dari Kemenparekraf RI. Sertifikat ini didapatkannya setelah bertahun-tahun tunak bergiat dalam kegiatan ini dan setelah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas pemandu arung jeram berbasis SKKNI (di kawasan super prioritas pariwisata nasional) yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf bersama Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).

Baca Juga:  BPK Tak Yakin Kasus Jiwasraya Akan Berdampak Sistemik

Sebelum mengarungi Sungai Kampar dengan perlengkapan yang didukung penuh oleh pengelola wisata arung jeram Mandi Angin, Dante yang akrab disapa Ayah dan juga merupakan pengurus IATTA Riau bidang standarisasi ini menyampaikan banyak hal. Antara lain  tentang bagaimana menjaga kekompakan, menggunakan peralatan yang benar hingga menyebutkan satu per satu nama-nama perlengkapan tersebut.

- Advertisement -

Untuk mengarungi sungai ini, tim IATTA harus menghulu sungai. Dua perahu karet besar dan seluruh tim dinaikkan ke atas mobil. Perjalanan ke hulu sungai ini menempuh waktu sekitar 30 menit. Lalu, perahu yang sudah dipompa sejak awal diturunkan, perlengkapan siap dipasang dan seluruh tim siap mengarungi sungai.

"Kita akan bersama-sama mengarungi sungai. Tetap jaga kekompakan, dayung dengan baik dan tetap mengikuti arahan mentor," kata Dante. Dia juga mencontohkan bagaimana cara menggunakan perlengkapan tersebut dengan benar, salah satunya cara menggunakan pelampung.

Selain pelampung yang menjadi pengaman bagi setiap anggota tim, helm juga memiliki peran yang sama. Dante menyampaikan, jangan sekali-kali membuka helm meski sungai sedang tidak melintasi jeram. Helm ini berfungsi menjaga kepala dari benturan batu jika dalam perjalanan tersebut tim harus jatuh ke sungai.

Selama dalam perjalanan mengarungi sungai sekitar dua jam itu, Dante juga mengajarkan bagaimana cara mendayung yang baik, duduk yang benar dalam perahu. Bahkan cara dan jarak duduk juga diajarkannya. Dan yang paling penting kata Dante, tetap menjaga kekompakan seluruh tim.

Baca Juga:  Perbaikan Jalan Syech Umar Telan Anggaran Rp3,1 Miliar

"Arung jeram ini bukan hanya persoalan petualangan atau adventure, tapi juga olahraga, wisata bahkan edukasi. Tergantung dari mana kita memandangnya. Jadi, semua orang bisa berarung jeram. Yang tidak pandai berenang juga boleh berarung jeram atau fun refting, tapi harus didampingi pemandu. Bisa orang dewasa, perempuan, bahkan anak-anak," beber Dante lagi.

Ketua IATTA Riau, Zainul Ikhwan yang datang dengan sebagian pengurus, mengatakan, potensi wisata petualang di Riau sangat banyak. Hanya saja belum terekspos semuanya. Khusus Mandi Angin, katanya, sudah terkenal dan ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan tempat ini menjadi maju salah satunya karena dukungan dan bimbingan Dante. Mulai dari pengelolaan hingga mengajarkan kepada anak-anak muda di sana menjadi guide yang baik.

"Ada Sungai Kopu, ada Sungai Kampar. Dua batang sungai ini bisa dijadikan tempat arung jeram, mulai dari yang ekstrem hingga biasa-biasa saja. Sungai Kampar lebih tenang dibandingkan dengan Sungai Kopu. Cocok untuk fun refting dan untuk keluarga, bahkan anak-anak. IATTA yang di dalamnya juga ada Ayah (Dante, red) yang sudah lama bergiat di Mandi Angin atau batang sungai ini, berupaya memberikan masukan dan apa yang bisa di-sharing-kan dengan operatornya. Termasuk standarisasi peralatan maupun keamanan selama berarung jeram," kata Zainul.

Kedatangan tim IATTA ini dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang sudah datang sehari sebelumnya dan bertahan hingga empat hari di sana, termasuk Dante, ada juga yang pulang hari. Khusus Dante, selain berarung jeram, ia juga memberikan pengetahuan kepada anak-anak muda di sana tentang arung jeram dan bagaimana melayani tamu yang datang dengan baik. Para pemuda ini juga langsung dibawa turun ke sungai dan berarung jeram bersamanya.***

 

Laporan KUNNI MASROHANTI, Pekanbaru

Bagi yang tidak pandai berenang, mengarungi sungai berbatu terjal dan berarus deras, memang sangat menakutkan. Jangankan sungai seperti ini, berperahu di atas sungai berarus kecil saja cukup mendebarkan. Jangan khawatir, ketakutan itu akan hilang setelah mencoba, tentu didampingi ahlinya.

(RIAUPOS.CO) – MENGARUNGI jeram atau disebut dengan arung jeram, merupakan kegiatan mengarungi jeram-jeram sungai yang menantang. Arung jeram disebut juga dengan rafting. Tidak hanya sebagai tujuan menyalurkan hobi bagi para petualang sungai (adventure), tapi juga merupakan olahraga air dan wisata (tourism) minat khusus.

Rafting memiliki sejarah yang cukup panjang sejak abad ke-19. Sebagaimana tercatat dalam Wikipedia, kegiatan ini dipelopori John Macgregor, seorang pramuka asal Paman Sam (Amerika) yang waktu itu memimpin sebuah ekspedisi di Sungai Colorado. Perkembangan seiring waktu membawa olahraga arung jeram ke Indonesia dan berkembang sampai saat ini. Di Indonesia, arung jeram mulai populer sejak tahun 1990-an.

Mengarungi sungai merupakan aktivitas yang mengasyikkan. Beberapa waktu lalu, Riau Pos berkesempatan mengikuti kegiatan ini di Hulu Sungai Kampar bersama Indonesia Adventure Trade Travel Association (IATTA), tepatnya di Desa Tanjung. Cukup mendebarkan memang. Beruntung karena Sungai Kampar di kawasan ini tidak memiliki jeram yang cukup menantang. Maka, arung jeram kali ini disebut dengan fun rafting.

Sungai Kampar ini bercabang. Cabang inilah yang disebut dengan Sungai Kopu, salah satu sungai yang dikenal menjadi lokasi arung jeram terbaik di Riau atau dikenal juga dengan Green Canyon-nya Riau. Sungai ini sering menjadi tujuan wisata arung jeram. Bahkan beberapa operator arung jeram, tumbuh di tempat ini. Salah satunya Mandi Angin yang berada di Desa Tanjung tersebut.

Dante Mayindra menjadi pemandu ketika itu. Ia adalah adalah satu-satunya mentor arung jeram yang sudah memiliki sertifikat dari Kemenparekraf RI. Sertifikat ini didapatkannya setelah bertahun-tahun tunak bergiat dalam kegiatan ini dan setelah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas pemandu arung jeram berbasis SKKNI (di kawasan super prioritas pariwisata nasional) yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf bersama Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).

Baca Juga:  BREAKING NEWS: 2 Anggota TNI Korban Ledakan di Monas Dievakuasi ke RS Gatot Subroto

Sebelum mengarungi Sungai Kampar dengan perlengkapan yang didukung penuh oleh pengelola wisata arung jeram Mandi Angin, Dante yang akrab disapa Ayah dan juga merupakan pengurus IATTA Riau bidang standarisasi ini menyampaikan banyak hal. Antara lain  tentang bagaimana menjaga kekompakan, menggunakan peralatan yang benar hingga menyebutkan satu per satu nama-nama perlengkapan tersebut.

Untuk mengarungi sungai ini, tim IATTA harus menghulu sungai. Dua perahu karet besar dan seluruh tim dinaikkan ke atas mobil. Perjalanan ke hulu sungai ini menempuh waktu sekitar 30 menit. Lalu, perahu yang sudah dipompa sejak awal diturunkan, perlengkapan siap dipasang dan seluruh tim siap mengarungi sungai.

"Kita akan bersama-sama mengarungi sungai. Tetap jaga kekompakan, dayung dengan baik dan tetap mengikuti arahan mentor," kata Dante. Dia juga mencontohkan bagaimana cara menggunakan perlengkapan tersebut dengan benar, salah satunya cara menggunakan pelampung.

Selain pelampung yang menjadi pengaman bagi setiap anggota tim, helm juga memiliki peran yang sama. Dante menyampaikan, jangan sekali-kali membuka helm meski sungai sedang tidak melintasi jeram. Helm ini berfungsi menjaga kepala dari benturan batu jika dalam perjalanan tersebut tim harus jatuh ke sungai.

Selama dalam perjalanan mengarungi sungai sekitar dua jam itu, Dante juga mengajarkan bagaimana cara mendayung yang baik, duduk yang benar dalam perahu. Bahkan cara dan jarak duduk juga diajarkannya. Dan yang paling penting kata Dante, tetap menjaga kekompakan seluruh tim.

Baca Juga:  Menteri ESDM Apresiasi Produksi PHR

"Arung jeram ini bukan hanya persoalan petualangan atau adventure, tapi juga olahraga, wisata bahkan edukasi. Tergantung dari mana kita memandangnya. Jadi, semua orang bisa berarung jeram. Yang tidak pandai berenang juga boleh berarung jeram atau fun refting, tapi harus didampingi pemandu. Bisa orang dewasa, perempuan, bahkan anak-anak," beber Dante lagi.

Ketua IATTA Riau, Zainul Ikhwan yang datang dengan sebagian pengurus, mengatakan, potensi wisata petualang di Riau sangat banyak. Hanya saja belum terekspos semuanya. Khusus Mandi Angin, katanya, sudah terkenal dan ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan tempat ini menjadi maju salah satunya karena dukungan dan bimbingan Dante. Mulai dari pengelolaan hingga mengajarkan kepada anak-anak muda di sana menjadi guide yang baik.

"Ada Sungai Kopu, ada Sungai Kampar. Dua batang sungai ini bisa dijadikan tempat arung jeram, mulai dari yang ekstrem hingga biasa-biasa saja. Sungai Kampar lebih tenang dibandingkan dengan Sungai Kopu. Cocok untuk fun refting dan untuk keluarga, bahkan anak-anak. IATTA yang di dalamnya juga ada Ayah (Dante, red) yang sudah lama bergiat di Mandi Angin atau batang sungai ini, berupaya memberikan masukan dan apa yang bisa di-sharing-kan dengan operatornya. Termasuk standarisasi peralatan maupun keamanan selama berarung jeram," kata Zainul.

Kedatangan tim IATTA ini dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang sudah datang sehari sebelumnya dan bertahan hingga empat hari di sana, termasuk Dante, ada juga yang pulang hari. Khusus Dante, selain berarung jeram, ia juga memberikan pengetahuan kepada anak-anak muda di sana tentang arung jeram dan bagaimana melayani tamu yang datang dengan baik. Para pemuda ini juga langsung dibawa turun ke sungai dan berarung jeram bersamanya.***

 

Laporan KUNNI MASROHANTI, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari