SURABAYA (RIUAPOS.CO) — Fajar Uzan harus jatuh bangun. Saat hendak mengirimkan sapi ke pembelinya yang tinggal di perumahan Alam Bukit Raya (ABR, Kebomas), tubuh pemuda 24 tahun itu terseret-seret. Hewan kurban tersebut mengamuk. Fajar mengalami luka lecet di kaki dan tangan kanan terkilir. Dia terjatuh dan masuk ke parit bersama sapinya.
Cerita itu bermula ketika sekitar pukul 10.00 kemarin (9/8) Fajar bersama temannya mau mengirim sapi pesanan untuk kurban. Jumlahnya lima ekor. Empat sapi dipesan warga Perumahan ABR. Satu ekor lagi dipesan salah satu pabrik berlokasi di Kawasan Industri Gresik (KIG). "Sapi ini dari Lamongan," kata Fajar.
Truk pengangkut sapi, rupanya, menjadi perhatian anak-anak. Mereka langsung ngerubung ke dekat truk. Lalu, Fajar menurunkan satu per satu sapi tersebut. Satu, dua, tiga ekor sapi dapat mendarat dengan manis. Eh, giliran hendak menurunkan sapi keempat dari truk ke jalan, tragedi itu terjadi. Sapi berontak. Fajar sudah berusaha menenangkan. Namun, emosi semakin menjadi.
Sapi terus ngelunjak. Akhirnya Fajar kesulitan mengendalikan sapi. Bahkan, dia sampai terseret. Tali ditarik tidak juga mampu mengendalikan sapi. Sejengkal kemudian, sapi masuk ke parit di sekitar bundaran Perumahan ABR. Parit tersebut penuh lumpur. Tingginya sepaha orang dewasa. Kejadian itu pun menarik perhatian banyak orang. Namun, mereka bingung untuk dapat mengentasnya.
Hingga pukul 15.00, sapi dalam parit tersebut belum berhasil dievakuasi. "Sapi sampai lemas," kata Fajar sambil mengelus-elus luka di bagian tangan kanannya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi
SURABAYA (RIUAPOS.CO) — Fajar Uzan harus jatuh bangun. Saat hendak mengirimkan sapi ke pembelinya yang tinggal di perumahan Alam Bukit Raya (ABR, Kebomas), tubuh pemuda 24 tahun itu terseret-seret. Hewan kurban tersebut mengamuk. Fajar mengalami luka lecet di kaki dan tangan kanan terkilir. Dia terjatuh dan masuk ke parit bersama sapinya.
Cerita itu bermula ketika sekitar pukul 10.00 kemarin (9/8) Fajar bersama temannya mau mengirim sapi pesanan untuk kurban. Jumlahnya lima ekor. Empat sapi dipesan warga Perumahan ABR. Satu ekor lagi dipesan salah satu pabrik berlokasi di Kawasan Industri Gresik (KIG). "Sapi ini dari Lamongan," kata Fajar.
- Advertisement -
Truk pengangkut sapi, rupanya, menjadi perhatian anak-anak. Mereka langsung ngerubung ke dekat truk. Lalu, Fajar menurunkan satu per satu sapi tersebut. Satu, dua, tiga ekor sapi dapat mendarat dengan manis. Eh, giliran hendak menurunkan sapi keempat dari truk ke jalan, tragedi itu terjadi. Sapi berontak. Fajar sudah berusaha menenangkan. Namun, emosi semakin menjadi.
Sapi terus ngelunjak. Akhirnya Fajar kesulitan mengendalikan sapi. Bahkan, dia sampai terseret. Tali ditarik tidak juga mampu mengendalikan sapi. Sejengkal kemudian, sapi masuk ke parit di sekitar bundaran Perumahan ABR. Parit tersebut penuh lumpur. Tingginya sepaha orang dewasa. Kejadian itu pun menarik perhatian banyak orang. Namun, mereka bingung untuk dapat mengentasnya.
- Advertisement -
Hingga pukul 15.00, sapi dalam parit tersebut belum berhasil dievakuasi. "Sapi sampai lemas," kata Fajar sambil mengelus-elus luka di bagian tangan kanannya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi