Rabu, 25 Juni 2025

Jokowi Minta Rusia-Ukraina Gencatan Senjata dan Hentikan Perang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata. Menurut Jokowi, persoalan apa pun bisa diselesaikan bila semua pihak saling bicara dan mendengarkan.

Jokowi berpendapat sanksi ekonomi yang dijatuhkan sejumlah negara kepada Rusia bukan opsi tepat. Dia menilai rakyat tetap menjadi korban.

"Penting bagi semua negara untuk mendorong mengurangi ketegangan, deeskalasi –mengintensifkan negosiasi. Ini sangat penting. Negosiasi, gencatan senjata, lalu menghentikan perang," kata Jokowi di Subang, dilansir Nikkei Asia, Rabu (9/3/2022).

Dia meyakini dialog adalah cara terbaik menyelesaikan masalah ini. Jokowi ingin semua pihak menghormati kedaulatan wilayah negara masing-masing.

Jokowi juga menjawab desakan dari negara-negara Barat untuk mempertimbangkan kembali keikutsertaan Rusia pada G20. Dia menegaskan G20 berfokus pada kerja sama politik antarnegara, bukan jadi panggung politik.

Baca Juga:  Rasakan Khasiat Minum Campuran Air Jahe, Lemon, dan Madu

Mantan Wali Kota Solo itu enggan mengkritik langkah Rusia menginvasi Ukraina. Menurutnya, Indonesia telah puluhan tahun menganut prinsip nonaliansi dalam hubungan internasional.

"Ukraina dan Rusia adalah sahabat-sahabat Indonesia," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Rusia menginvasi Ukraina. Invasi dilakukan usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kedaulatan Republik Luhansk (LPR) dan Republik Donetsk (DPR) sebagai negara independen.

Invasi telah dilakukan sejak 24 Februari 2022, tetapi Rusia belum kunjung menaklukkan Ukraina. Kini Rusia mulai menyerukan gencatan senjata.

"Dari pukul 10.00 MSK (14.00 WIB, red) pada 9 Maret 2022, Rusia mendeklarasikan 'rezim hening' dan siap menyediakan koridor kemanusiaan," ucap seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir AFP.

Sumber: AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Baca Juga:  Edukasi dan Ajak Masyarakat Diet Kantong Plastik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata. Menurut Jokowi, persoalan apa pun bisa diselesaikan bila semua pihak saling bicara dan mendengarkan.

Jokowi berpendapat sanksi ekonomi yang dijatuhkan sejumlah negara kepada Rusia bukan opsi tepat. Dia menilai rakyat tetap menjadi korban.

"Penting bagi semua negara untuk mendorong mengurangi ketegangan, deeskalasi –mengintensifkan negosiasi. Ini sangat penting. Negosiasi, gencatan senjata, lalu menghentikan perang," kata Jokowi di Subang, dilansir Nikkei Asia, Rabu (9/3/2022).

Dia meyakini dialog adalah cara terbaik menyelesaikan masalah ini. Jokowi ingin semua pihak menghormati kedaulatan wilayah negara masing-masing.

Jokowi juga menjawab desakan dari negara-negara Barat untuk mempertimbangkan kembali keikutsertaan Rusia pada G20. Dia menegaskan G20 berfokus pada kerja sama politik antarnegara, bukan jadi panggung politik.

- Advertisement -
Baca Juga:  Rasakan Khasiat Minum Campuran Air Jahe, Lemon, dan Madu

Mantan Wali Kota Solo itu enggan mengkritik langkah Rusia menginvasi Ukraina. Menurutnya, Indonesia telah puluhan tahun menganut prinsip nonaliansi dalam hubungan internasional.

"Ukraina dan Rusia adalah sahabat-sahabat Indonesia," tutur Jokowi.

- Advertisement -

Sebelumnya, Rusia menginvasi Ukraina. Invasi dilakukan usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kedaulatan Republik Luhansk (LPR) dan Republik Donetsk (DPR) sebagai negara independen.

Invasi telah dilakukan sejak 24 Februari 2022, tetapi Rusia belum kunjung menaklukkan Ukraina. Kini Rusia mulai menyerukan gencatan senjata.

"Dari pukul 10.00 MSK (14.00 WIB, red) pada 9 Maret 2022, Rusia mendeklarasikan 'rezim hening' dan siap menyediakan koridor kemanusiaan," ucap seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir AFP.

Sumber: AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Baca Juga:  Belajar Online Matematika dengan Bantuan Pentablet
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata. Menurut Jokowi, persoalan apa pun bisa diselesaikan bila semua pihak saling bicara dan mendengarkan.

Jokowi berpendapat sanksi ekonomi yang dijatuhkan sejumlah negara kepada Rusia bukan opsi tepat. Dia menilai rakyat tetap menjadi korban.

"Penting bagi semua negara untuk mendorong mengurangi ketegangan, deeskalasi –mengintensifkan negosiasi. Ini sangat penting. Negosiasi, gencatan senjata, lalu menghentikan perang," kata Jokowi di Subang, dilansir Nikkei Asia, Rabu (9/3/2022).

Dia meyakini dialog adalah cara terbaik menyelesaikan masalah ini. Jokowi ingin semua pihak menghormati kedaulatan wilayah negara masing-masing.

Jokowi juga menjawab desakan dari negara-negara Barat untuk mempertimbangkan kembali keikutsertaan Rusia pada G20. Dia menegaskan G20 berfokus pada kerja sama politik antarnegara, bukan jadi panggung politik.

Baca Juga:  Menguak Rahasia Dumbledore

Mantan Wali Kota Solo itu enggan mengkritik langkah Rusia menginvasi Ukraina. Menurutnya, Indonesia telah puluhan tahun menganut prinsip nonaliansi dalam hubungan internasional.

"Ukraina dan Rusia adalah sahabat-sahabat Indonesia," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Rusia menginvasi Ukraina. Invasi dilakukan usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kedaulatan Republik Luhansk (LPR) dan Republik Donetsk (DPR) sebagai negara independen.

Invasi telah dilakukan sejak 24 Februari 2022, tetapi Rusia belum kunjung menaklukkan Ukraina. Kini Rusia mulai menyerukan gencatan senjata.

"Dari pukul 10.00 MSK (14.00 WIB, red) pada 9 Maret 2022, Rusia mendeklarasikan 'rezim hening' dan siap menyediakan koridor kemanusiaan," ucap seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir AFP.

Sumber: AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Baca Juga:  Komnas HAM Dalami Luka di Tubuh Brigadir J dari Tim Forensik Polri

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari