JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1445 Hijriah jatuh pada, Sabtu (8/6) hari ini. Artinya, Hari Raya Iduladha atau 10 Zulhijah 1445 Hijriah akan dilangsungkan pada Senin (17/6).
Dengan keputusan itu, maka pemerintah, warga Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah bakal melaksanakan Salat Iduladha serentak. Sebab, sebelumnya, PP Muhammadiyah telah menetapkan 10 Zulhijah atau Hari Raya Iduladha jatuh pada 17 Juni 2024.
Namun, berbeda di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan jadwal pelaksanaan ibadah haji pada masa puncak haji. Hari Arafah ditetapkan pada Sabtu (15/6) mendatang alias sepekan lagi.
Penetapan itu dilakukan otoritas Arab Saudi setelah melalui proses pemantauan hilal untuk penentuan awal bulan Zulhijah. Awal bulan haji dimulai, Jumat (7/6). Dengan demikian, Hari Arafah atau 9 Zulhijah jatuh pada 15 Juni dan 10 Zulhijah atau Iduladha pada 16 Juni.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mengungkapkan, dari dua metode penentuan awal bulan Qamariah, yakni hisab dan rukyatulhilal, sama-sama memenuhi kriteria untuk masuk bulan Zulhijah. Berdasar hisab, posisi hilal pada Jumat (7/6) sore diketahui bahwa ketinggian hilal di seluruh Indonesia berkisar antara 7 derajat 15,82 menit hingga 10 derajat 41,09 menit.
Sedangkan, sudut elongasinya mencapai 11 derajat 34,83 menit hingga 13 derajat 14,47 menit. Kemenag sendiri menggunakan kriteria visibilitas hilal mabims dalam menentukan awal bulan Qamariah dengan menyaratkan ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Informasi hisab tersebut kemudian dikonfirmasi dengan laporan rukyatulhilal dari para petugas rukyat Kemenag di seluruh Indonesia. Rukyatulhilal sendiri dilakukan di 114 titik. “Para petugas di berbagai daerah di Indonesia yang telah melaksanakan pengamatan hilal dan tim penerima laporan rukyat di pusat telah mengonfirmasi bahwa hilal terlihat di beberapa titik tersebut,” tutur Saiful seusai Sidang Isbat Penentuan Iduladha 1445 Hijriah di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (7/6).
Karena itu, berdasar data hisab dan rukyat tersebut, Kemenag bersama para ulama, organisasi agama Islam, ahli astrologi, dan lainnya bersepakat bahwa 1 Zulhijah 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. “Dan in sya Allah Hari Raya Iduladha jatuh pada Senin, tanggal 17 Juni 2024,” ungkapnya.
Dengan keputusan itu, dia pun meminta agar perayaan Iduladha dapat dilakukan bersama-sama secara harmonis tanpa perlu membesar-besarkan adanya perbedaan di kemudian hari. Diharapkan, masyarakat lebih toleransi dengan masing-masing pilihan. “Mudah-mudahan peringatan Hari Raya Iduladha ke depan ini bisa berjalan dengan aman dan kondusif,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi juga menyinggung soal perbedaan waktu Hari Raya Iduladha antara Indonesia dan Arab Saudi. Saudi telah menetapkan Iduladha jatuh pada 16 Juni 2024.
Menurutnya, perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dibesar-besarkan.”Itu selisih (waktu, red) antarnegara yang terjadi dan diharapkan tidak mengusik persatuan yang ada,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi berharap, nanti rencana adanya kalender umat Islam sedunia dapat diwujudkan. Sehingga, tidak lagi menemui perbedaan dalam penentuan hari raya.(mia/c6/ttg/jpg)