JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wabah virus Covid-19 membuat sektor usaha Tanah Air amburadul. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, sepertiga dari 600 pengusaha dipastikan tidak mampu mempertahankan bisnis perusahaannya akibat terpapar pandemi Covid-19.
Kalau memang kondisinya seperti tidak ada perubahan, sepertiga mereka akan tidak bisa bertahan lebih dari 1 tahun," ujar Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani secara virtual, Kamis (8/4).
Hariyadi menjelaskan, kondisi tersebut diketahui berdasarkan riset kepada 600 pengusaha yang merupakan anggota Apindo pada awal Januari 2021. Hasil riset tersebut menunjukkan, sebanyak 44 persen pengusaha mengaku penjualannya turun lebih dari 50 persen selama pandemi Covid-19 tahun 2020.
"Di tahun 2021 itu sudah mengecil. Tadinya 44 persen menjadi 24 persen," jelasnya.
Hariyadi mengungkapkan, dari hasil riset tersebut, terlihat bahwa kebanyakan pengusaha yang bertahan melakukan berbagai strategi efisiensi, mulai dari biaya operasional, organisasi kepengurusan, hingga tenaga kerja.
"Lalu melakukan penyesuaian terhadap kuantitas dan kualitas, jadi mereka lebih banyak dibiaya," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wabah virus Covid-19 membuat sektor usaha Tanah Air amburadul. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, sepertiga dari 600 pengusaha dipastikan tidak mampu mempertahankan bisnis perusahaannya akibat terpapar pandemi Covid-19.
Kalau memang kondisinya seperti tidak ada perubahan, sepertiga mereka akan tidak bisa bertahan lebih dari 1 tahun," ujar Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani secara virtual, Kamis (8/4).
- Advertisement -
Hariyadi menjelaskan, kondisi tersebut diketahui berdasarkan riset kepada 600 pengusaha yang merupakan anggota Apindo pada awal Januari 2021. Hasil riset tersebut menunjukkan, sebanyak 44 persen pengusaha mengaku penjualannya turun lebih dari 50 persen selama pandemi Covid-19 tahun 2020.
"Di tahun 2021 itu sudah mengecil. Tadinya 44 persen menjadi 24 persen," jelasnya.
- Advertisement -
Hariyadi mengungkapkan, dari hasil riset tersebut, terlihat bahwa kebanyakan pengusaha yang bertahan melakukan berbagai strategi efisiensi, mulai dari biaya operasional, organisasi kepengurusan, hingga tenaga kerja.
"Lalu melakukan penyesuaian terhadap kuantitas dan kualitas, jadi mereka lebih banyak dibiaya," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi