JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dua calon presiden Amerika Serikat menunjukkan reaksi yang berbeda dalam menanggapi hasil Pemilu 2020. Calon petahana Donald Trump repot dan sibuk dengan berbagai tuntutan hukum. Di satu sisi, Joe Biden lebih tenang dan meminta pendukungnya bersabar.
Joe Biden meminta pendukungnya tenang pada Kamis malam (5/11) ketika menghadapi ancaman gugatan Donald Trump untuk merebutkan kursi kepresidenan. Saat ini, penghitungan suara masih berlangsung dan untuk sementara Biden unggul.
Menghadapi kemungkinan kekalahan setelah satu masa jabatan, Trump tampaknya akan terus berjuang. Trump bersikeras dengan tuduhan palsu terkait kecurangan Pemilu.
"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang. Jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri pemilu dari kami. Jika Anda menghitung suara yang datang terlambat, kami melihatnya dengan sangat kuat, banyak suara yang datang terlambat," kata Trump berburuk sangka dengan nada provokatif seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (6/11).
Trump kemudian mencela proses Pilpres AS. Lalu Trump juga menuding media. "Ada campur tangan dari media besar, uang besar, dan teknologi besar. Para lembaga survei salah paham," tukasnya.
Sementara itu, Biden dan pasangannya, senator California Kamala Harris, muncul di negara bagian asal Biden, Delaware. Mereka tetap tenang dan memberi tahu bahwa setiap surat suara harus dihitung.
"Di Amerika, pemungutan suara itu suci. Demokrasi terkadang berantakan. Terkadang membutuhkan sedikit kesabaran juga. Tapi kesabaran itu telah dihargai selama 240 tahun," jelas Biden.
Biden menegaskan dia dan Harris terus merasa tenang dan sabar tentang hasil akhir akhir suara. "Kami yakin ketika penghitungan selesai, saya dan Senator Harris akan dinyatakan sebagai pemenang," kata Biden.
Saat negara tetap gelisah, menunggu deklarasi kemenangan sudah hampir 48 jam setelah pemungutan suara ditutup, protes sporadis pecah di berbagai negara bagian. Misalnya di Arizona, Michigan, Portland, dan New York.
"Saya meminta semua orang untuk tetap tenang," tegas Biden.
Tiga jaringan TV besar juga tidak memberikan komentar langsung Trump. Sebab banyak pernyataannya yang bersifat provokatif dan lebih banyak menuding.
Trump masih mempertahankan keunggulan di Pennsylvania, tetapi Biden dengan cepat mempersempit jarak saat tumpukan surat suara dihitung. Kemenangan di Pennsylvania saja, dengan 20 suara di electoral college, akan cukup untuk membuat Biden menjadi presiden baru AS.
Associated Press (AP) dan Fox News menyebut Demokrat sebagai pemenang di negara bagian itu pada malam pemilihan, tetapi belum ada jaringan TV besar lainnya yang mengikuti. The Guardian, yang menggunakan data pemilu dari AP, masih menyebutkan perlombaan untuk keunggulan Biden.
Tim kampanye Trump juga menyerukan penghitungan ulang di Wisconsin. Di sana, Biden memimpin lebih dari 20.000 surat suara dari hampir 3,3 juta suara yang dihitung.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi