Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Langkah LDP, Partai Penguasa Jepang setelah Ditinggal Shinzo Abe

Liberal Democrat Party (LDP) masih terguncang dengan perginya Shinzo Abe dari kursi perdana menteri (PM) Jepang dengan alasan sakit. Kini partai raksasa itu mencari sosok yang bisa meneruskan apa yang ditinggalkan kepala pemerintahan terlama di Jepang tersebut. Meski, sosok pengganti itu rentan digoyang, imbas situasi politik.

(RIAUPOS.CO) – SUKSESI kepemimpinan LDP Jepang memang bukan perkara mudah. Mundurnya Abe bukan berarti bakal membuat partai yang lahir pada 195 5 itu hancur. Namun, kondisi partai bisa kembali ke era sebelum Abe.

”Rezim Abe diasosiasikan dengan kepemimpinan kuat dan tidak adanya konflik di internal partai. Karena itu, kekosongan politik di LDP karena Abe menjadi isu besar,” ungkap Waqas Adenwala, analis wilayah Asia dari The Economist Intelligence Unit, kepada CNBC.

Soal kekuatan partai, LDP masih percaya diri. Di politik Jepang, partai aliran konservatif itu abadi bak kekaisaran. Selama 65 tahun sejak berdiri, LDP hanya kehilangan suara mayoritas di parlemen Jepang selama empat tahun.

Baca Juga:  Mana yang Lebih Baik Bagi Kesehatan, Ubi Jalar atau Kentang?

Memang, kepercayaan terhadap kabinet Abe menurun pada masa pandemi. Namun, survei Kyodo News melaporkan bahwa 60 persen rakyat masih ingin LDP memimpin parlemen. Artinya, ‘‘kereta kencana’’, kendaraan politik hanya perlu mencari ‘‘kusir’’ baru.

Kepemimpinan Abe selama delapan tahun berturut-turut membuat banyak kebijakan bisa bertahan. Salah satunya, kebijakan luar negeri yang konsisten. Itulah kunci Abe bisa mendekatkan diri dengan negara seperti AS atau Rusia. ”Dia berhasil menjalin hubungan baik dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pemimpin global lainnya,” papar Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi kepada Kyodo News.

Di sisi lain, kandidat-kandidat yang muncul saat ini belum menunjukkan potensi. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dijagokan menang dalam pemilihan ketua partai September nanti. Namun, mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba merupakan sosok favorit rakyat Jepang.

Meski favorit, belum tentu Ishiba bisa melenggang terpilih. Sebab, tahap pemilihan ditentukan partai. LDP bakal mengadakan pemilihan darurat yang hanya meng undang 394 anggota par lemen dan 141 perwakilan dari 47 prefektur untuk memberi suara. Padahal, biasanya semua anggota LDP di berbagai daerah yang mencapai 1,09 juta punya hak suara.

Baca Juga:  Cemas, AS Evakuasi Staf Kedubes di Ukraina

Artinya, 75 persen dari total suara datang dari parlemen. Dalam posisi ini, Suga merupakan kandidat yang berhasil merangkul banyak faksi. ”Dengan begini, setiap faksi bakal terus berebut kursi ketua,” ujar Adenwala.

Pemenang dari pemilihan yang dikabarkan berlangsung pada 14 September itu tidak bisa begitu saja menikmati jabatan. Mereka akan dibebani segudang pekerjaan dengan sisa masa kerja satu tahun saja.

Perdana menteri Jepang yang baru harus mengatasi Covid-19, menyelamatkan penyelenggaraan Olimpiade, mengevaluasi kebijakan diplomasi pertahanan, dan mengawasi politik AS yang segera mengadakan pilpres.

Jika dirasa gagal, partai langsung memilih tokoh lain pada konvensi partai September tahun depan. ”Mereka (LDP) su dah pasti memilih bergerak cepat untuk memastikan ada kestabilan pemerintah,” ungkapnya.(bil/c14/bay/jpg)

Laporan JPG, Tokyo

 

Liberal Democrat Party (LDP) masih terguncang dengan perginya Shinzo Abe dari kursi perdana menteri (PM) Jepang dengan alasan sakit. Kini partai raksasa itu mencari sosok yang bisa meneruskan apa yang ditinggalkan kepala pemerintahan terlama di Jepang tersebut. Meski, sosok pengganti itu rentan digoyang, imbas situasi politik.

(RIAUPOS.CO) – SUKSESI kepemimpinan LDP Jepang memang bukan perkara mudah. Mundurnya Abe bukan berarti bakal membuat partai yang lahir pada 195 5 itu hancur. Namun, kondisi partai bisa kembali ke era sebelum Abe.

- Advertisement -

”Rezim Abe diasosiasikan dengan kepemimpinan kuat dan tidak adanya konflik di internal partai. Karena itu, kekosongan politik di LDP karena Abe menjadi isu besar,” ungkap Waqas Adenwala, analis wilayah Asia dari The Economist Intelligence Unit, kepada CNBC.

Soal kekuatan partai, LDP masih percaya diri. Di politik Jepang, partai aliran konservatif itu abadi bak kekaisaran. Selama 65 tahun sejak berdiri, LDP hanya kehilangan suara mayoritas di parlemen Jepang selama empat tahun.

- Advertisement -
Baca Juga:  Cemas, AS Evakuasi Staf Kedubes di Ukraina

Memang, kepercayaan terhadap kabinet Abe menurun pada masa pandemi. Namun, survei Kyodo News melaporkan bahwa 60 persen rakyat masih ingin LDP memimpin parlemen. Artinya, ‘‘kereta kencana’’, kendaraan politik hanya perlu mencari ‘‘kusir’’ baru.

Kepemimpinan Abe selama delapan tahun berturut-turut membuat banyak kebijakan bisa bertahan. Salah satunya, kebijakan luar negeri yang konsisten. Itulah kunci Abe bisa mendekatkan diri dengan negara seperti AS atau Rusia. ”Dia berhasil menjalin hubungan baik dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pemimpin global lainnya,” papar Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi kepada Kyodo News.

Di sisi lain, kandidat-kandidat yang muncul saat ini belum menunjukkan potensi. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dijagokan menang dalam pemilihan ketua partai September nanti. Namun, mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba merupakan sosok favorit rakyat Jepang.

Meski favorit, belum tentu Ishiba bisa melenggang terpilih. Sebab, tahap pemilihan ditentukan partai. LDP bakal mengadakan pemilihan darurat yang hanya meng undang 394 anggota par lemen dan 141 perwakilan dari 47 prefektur untuk memberi suara. Padahal, biasanya semua anggota LDP di berbagai daerah yang mencapai 1,09 juta punya hak suara.

Baca Juga:  Mana yang Lebih Baik Bagi Kesehatan, Ubi Jalar atau Kentang?

Artinya, 75 persen dari total suara datang dari parlemen. Dalam posisi ini, Suga merupakan kandidat yang berhasil merangkul banyak faksi. ”Dengan begini, setiap faksi bakal terus berebut kursi ketua,” ujar Adenwala.

Pemenang dari pemilihan yang dikabarkan berlangsung pada 14 September itu tidak bisa begitu saja menikmati jabatan. Mereka akan dibebani segudang pekerjaan dengan sisa masa kerja satu tahun saja.

Perdana menteri Jepang yang baru harus mengatasi Covid-19, menyelamatkan penyelenggaraan Olimpiade, mengevaluasi kebijakan diplomasi pertahanan, dan mengawasi politik AS yang segera mengadakan pilpres.

Jika dirasa gagal, partai langsung memilih tokoh lain pada konvensi partai September tahun depan. ”Mereka (LDP) su dah pasti memilih bergerak cepat untuk memastikan ada kestabilan pemerintah,” ungkapnya.(bil/c14/bay/jpg)

Laporan JPG, Tokyo

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari