Senin, 7 April 2025
spot_img

Ancaman dan Upaya Menjaga Ruas Jalan Lintas Utara

Tingkat kecelakaan lalu lintas di ruas jalan lintas Sumatera Riau, khususnya menghubungkan Pekanbaru-Sumatera Utara via Duri meningkat. Sebagai jalur maut, lintas utara ini juga menghadapi berbagai ancaman yang jika dibiarkan akan berakibat fatal. Pascalongsor akhir September di km 74,600, upaya menjaganya pun memang tak mudah.

Laporan EKA G PUTRA, Pekanbaru

Puluhan pekerja tampak menggali bahu jalan. Ada yang mencangkul juga mengebor. Laju kendaraan setidaknya di atas 80 km normalnya. Menyentuh angka 100 km per jam juga tak sedikit. Angin kendaraan yang melintas memedihkan mata, karena membawa serta debu.

Galian-galian di tepi jalan memang kerap ditemukan ketika melintasi berbagai ruas jalan di dalam Provinsi Riau. Baik lintas timur, utara, barat, dan tengah. Demikian pula jalan di pusat kota, bukan saja di sisi kiri kanan jalan, di tengah jalan pun digali. Semua untuk membenamkan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Mulai kabel, pipa, dan lainnya yang bisa ditanam dan disambungkan. Sayangnya, tiap pekerjaan tuntas, galian tidak ditutup seperti sediakala.

Baca Juga:  Pejabat PU hingga Anggota Dewan Diperiksa KPK

Sebut saja namanya Agus, seorang pekerja galian dari salah satu perusahaan pelat merah yang punya gawean. Agus bekerja di subkontraktor dari pemenang proyek galian. Cucuran keringat dan wajah lelah tak bisa disembunyikannya.

"Kami hanya ditugasi menggali sedalam kurang dua meter. Lebarnya kurang 30 cm hingga setengah meter. Selebihnya tak tahu menahu," kata Agus ketika ditanya.

Ya, Agus pun tak tahu-menahu soal legalitas. Bagaimana seharusnya menggali di bahu jalan, berapa jarak dan aturan berlaku. Soal dampak galian di tikungan jalan yang masuk jalur maut tersebut. Bahkan sampai berdampak turunnya bahu jalan kemudian mengakibatkan tanah di bibir jurang tersebut longsor hingga membahayakan pengguna jalan. Baik roda dua maupun roda empat, Agus juga tak paham sampai di sana.

Baca Juga:  Bupati Terima Bantuan APD dari Perusahaan

Tingkat kecelakaan lalu lintas di ruas jalan lintas Sumatera Riau, khususnya menghubungkan Pekanbaru-Sumatera Utara via Duri meningkat. Sebagai jalur maut, lintas utara ini juga menghadapi berbagai ancaman yang jika dibiarkan akan berakibat fatal. Pascalongsor akhir September di km 74,600, upaya menjaganya pun memang tak mudah.

Laporan EKA G PUTRA, Pekanbaru

Puluhan pekerja tampak menggali bahu jalan. Ada yang mencangkul juga mengebor. Laju kendaraan setidaknya di atas 80 km normalnya. Menyentuh angka 100 km per jam juga tak sedikit. Angin kendaraan yang melintas memedihkan mata, karena membawa serta debu.

Galian-galian di tepi jalan memang kerap ditemukan ketika melintasi berbagai ruas jalan di dalam Provinsi Riau. Baik lintas timur, utara, barat, dan tengah. Demikian pula jalan di pusat kota, bukan saja di sisi kiri kanan jalan, di tengah jalan pun digali. Semua untuk membenamkan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Mulai kabel, pipa, dan lainnya yang bisa ditanam dan disambungkan. Sayangnya, tiap pekerjaan tuntas, galian tidak ditutup seperti sediakala.

Baca Juga:  Pemilik dan Dua Supervisor Tersangka

Sebut saja namanya Agus, seorang pekerja galian dari salah satu perusahaan pelat merah yang punya gawean. Agus bekerja di subkontraktor dari pemenang proyek galian. Cucuran keringat dan wajah lelah tak bisa disembunyikannya.

"Kami hanya ditugasi menggali sedalam kurang dua meter. Lebarnya kurang 30 cm hingga setengah meter. Selebihnya tak tahu menahu," kata Agus ketika ditanya.

Ya, Agus pun tak tahu-menahu soal legalitas. Bagaimana seharusnya menggali di bahu jalan, berapa jarak dan aturan berlaku. Soal dampak galian di tikungan jalan yang masuk jalur maut tersebut. Bahkan sampai berdampak turunnya bahu jalan kemudian mengakibatkan tanah di bibir jurang tersebut longsor hingga membahayakan pengguna jalan. Baik roda dua maupun roda empat, Agus juga tak paham sampai di sana.

Baca Juga:  Makan Makanan Kaya Vitamin A Tekan Risiko Kanker Kulit
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Ancaman dan Upaya Menjaga Ruas Jalan Lintas Utara

Tingkat kecelakaan lalu lintas di ruas jalan lintas Sumatera Riau, khususnya menghubungkan Pekanbaru-Sumatera Utara via Duri meningkat. Sebagai jalur maut, lintas utara ini juga menghadapi berbagai ancaman yang jika dibiarkan akan berakibat fatal. Pascalongsor akhir September di km 74,600, upaya menjaganya pun memang tak mudah.

Laporan EKA G PUTRA, Pekanbaru

Puluhan pekerja tampak menggali bahu jalan. Ada yang mencangkul juga mengebor. Laju kendaraan setidaknya di atas 80 km normalnya. Menyentuh angka 100 km per jam juga tak sedikit. Angin kendaraan yang melintas memedihkan mata, karena membawa serta debu.

Galian-galian di tepi jalan memang kerap ditemukan ketika melintasi berbagai ruas jalan di dalam Provinsi Riau. Baik lintas timur, utara, barat, dan tengah. Demikian pula jalan di pusat kota, bukan saja di sisi kiri kanan jalan, di tengah jalan pun digali. Semua untuk membenamkan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Mulai kabel, pipa, dan lainnya yang bisa ditanam dan disambungkan. Sayangnya, tiap pekerjaan tuntas, galian tidak ditutup seperti sediakala.

Baca Juga:  Wakil Presiden Senang Muktamar NU Berakhir Menyenangkan

Sebut saja namanya Agus, seorang pekerja galian dari salah satu perusahaan pelat merah yang punya gawean. Agus bekerja di subkontraktor dari pemenang proyek galian. Cucuran keringat dan wajah lelah tak bisa disembunyikannya.

"Kami hanya ditugasi menggali sedalam kurang dua meter. Lebarnya kurang 30 cm hingga setengah meter. Selebihnya tak tahu menahu," kata Agus ketika ditanya.

Ya, Agus pun tak tahu-menahu soal legalitas. Bagaimana seharusnya menggali di bahu jalan, berapa jarak dan aturan berlaku. Soal dampak galian di tikungan jalan yang masuk jalur maut tersebut. Bahkan sampai berdampak turunnya bahu jalan kemudian mengakibatkan tanah di bibir jurang tersebut longsor hingga membahayakan pengguna jalan. Baik roda dua maupun roda empat, Agus juga tak paham sampai di sana.

Baca Juga:  Pasha Ungu Kaget Anaknya Kangen Sekolah

Tingkat kecelakaan lalu lintas di ruas jalan lintas Sumatera Riau, khususnya menghubungkan Pekanbaru-Sumatera Utara via Duri meningkat. Sebagai jalur maut, lintas utara ini juga menghadapi berbagai ancaman yang jika dibiarkan akan berakibat fatal. Pascalongsor akhir September di km 74,600, upaya menjaganya pun memang tak mudah.

Laporan EKA G PUTRA, Pekanbaru

Puluhan pekerja tampak menggali bahu jalan. Ada yang mencangkul juga mengebor. Laju kendaraan setidaknya di atas 80 km normalnya. Menyentuh angka 100 km per jam juga tak sedikit. Angin kendaraan yang melintas memedihkan mata, karena membawa serta debu.

Galian-galian di tepi jalan memang kerap ditemukan ketika melintasi berbagai ruas jalan di dalam Provinsi Riau. Baik lintas timur, utara, barat, dan tengah. Demikian pula jalan di pusat kota, bukan saja di sisi kiri kanan jalan, di tengah jalan pun digali. Semua untuk membenamkan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Mulai kabel, pipa, dan lainnya yang bisa ditanam dan disambungkan. Sayangnya, tiap pekerjaan tuntas, galian tidak ditutup seperti sediakala.

Baca Juga:  Pemerintah Diminta Tetapkan OPM sebagai Organisasi Teroris

Sebut saja namanya Agus, seorang pekerja galian dari salah satu perusahaan pelat merah yang punya gawean. Agus bekerja di subkontraktor dari pemenang proyek galian. Cucuran keringat dan wajah lelah tak bisa disembunyikannya.

"Kami hanya ditugasi menggali sedalam kurang dua meter. Lebarnya kurang 30 cm hingga setengah meter. Selebihnya tak tahu menahu," kata Agus ketika ditanya.

Ya, Agus pun tak tahu-menahu soal legalitas. Bagaimana seharusnya menggali di bahu jalan, berapa jarak dan aturan berlaku. Soal dampak galian di tikungan jalan yang masuk jalur maut tersebut. Bahkan sampai berdampak turunnya bahu jalan kemudian mengakibatkan tanah di bibir jurang tersebut longsor hingga membahayakan pengguna jalan. Baik roda dua maupun roda empat, Agus juga tak paham sampai di sana.

Baca Juga:  Spektakuler, Universitas Abdurrab Gelar PKKMB
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari