JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Saat ditanya tentang siapa pembalap paling konsisten sepanjang tes pramusim MotoGP di Malaysia dan Qatar, semua rider nyaris satu suara menjawab Alex Rins (Suzuki Ecstar) dan Maverick Vinales (Monster Yamaha).
Kunci kecepatan mereka ada pada ban baru Michelin yang lebih pas dengan karakter motor Suzuki dan Yamaha.
"Tahun ini sangat mungkin bakal jadi musim terbaik bagi motor yang punya karakter cepat di tikungan seperti Yamaha dan Suzuki. Michelin membawa ban baru dengan daya cengkeram lebih kuat dan lebih awet," papar Rins setelah tes pramusim di Sepang, Malaysia, seperti dikutip GP One.
Yamaha YZR-M1 dan Suzuki GSX-RR masih mempertahankan mesin 1.000 cc 4 silinder segaris. Jenis mesin itu memiliki karakter lebih smooth ketimbang rival mereka, Honda RC213V dan Ducati Desmosedici yang menggendong mesin V4.
Mesin segaris lebih unggul ketika bermanuver di tikungan cepat dan sirkuit-sirkuit berkarakter stop and go. Sedangkan V4 punya power besar dengan daya akselerasi yang mengerikan di trek lurus.
Untuk memenuhi kebutuhan agar tetap ringan dan lincah kala bermanuver di tikungan, motor Yamaha dan Suzuki membutuhkan ban dengan cengkeraman lebih kuat. Terutama ban belakang. Karena berbeda dengan era Bridgestone, motor-motor MotoGP saat ini lebih membutuhkan ban belakang saat pengereman. Nah, ban baru Michelin 2020 dirasa lebih awet ketimbang tahun lalu.
Lebih detail rider Ducati Danilo Petrucci menjelaskan, ban baru tersebut punya daya cengkeram agak lemah di sisi tengah lengkungan. Tapi, saat motor sedikit ditegakkan cengkeramannya, akan lebih kuat.
Artinya, untuk motor-motor yang membutuhkan sudut menikung lebih dalam seperti Honda dan Ducati, ban baru Michelin bisa jadi "bencana".
Seperti diketahui, untuk membelokkan motor di tikungan, terutama tikungan lambat, para rider Honda dan Ducati harus merebahkan motor lebih dalam. Dalam beberapa kesempatan, Marc Marquez (Repsol Honda) bahkan berhasil mencatat rekor sudut kemiringan di tikungan hingga lebih dari 60 derajat.
Marquez menyatakan, cara menikung seperti itu bukan untuk gaya-gayaan. Tetapi memang dibutuhkan karena RCV tunggangannya sangat sulit dibelokkan.
Musim lalu Rins kerap mengeluhkan ban belakang yang terlalu cepat tergerus. Terutama ketika harus bertarung ketat di paro kedua balapan. ”Aku sering merasakan getaran hebat pada roda belakang. Masalah utamanya adalah ban. Sama sekali tidak ada grip,” tandasnya.
Rins senang dengan ban baru Michelin. Ditambah sasis motor anyar 2020 yang bisa membuatnya sangat konsisten meraih waktu terbaik ketika melakoni simulasi balapan. "Baik fast lap (simulasi kualifikasi, Red) maupun long run (simulasi balapan, Red), semua berjalan sesuai harapan," terangnya.
Rekan setim Rins, Joan Mir, juga mengalami kemajuan pesat kala menjalani tes pramusim. Menurut dia, bukan hanya stabilitas saat pengereman (underbraking) yang mengalami kemajuan, kecepatan di trek lurus juga membaik.
"Tahun lalu kondisi fisikku tidak bisa maksimal karena kecelakaan di tes Brno. Sekarang aku sudah jauh lebih baik dan siap bertarung dengan pembalap-pembalap di depan," yakin Mir.
Suzuki juga sedang menyiapkan teknologi "holeshot" seperti milik Ducati yang dikenalkan akhir 2018. Namun, hingga tes pramusim kedua di Lusail, Qatar, berakhir Rins menyatakan bahwa perangkat tersebut belum siap untuk dijajal. Dengan awal musim yang mundur hinggal awal April, Suzuki punya waktu sebulan untuk menyempurnakan holeshot versinya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal