Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penderita Diabetes, Ini Pemanisan Buatan yang Aman

RIAUPOS.CO- Sudah menjadi rahasia umum bahwa penderita diabetessebaiknya menghindari makanan manis. Sebab, jenis makanan tersebut bisa menyebabkan gula darah melonjak tinggi dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Itulah sebabnya diabetesi tak dianjurkan untuk mengonsumsi segala sesuatu yang mengandung gula pasir. Tapi bagaimana dengan pemanis buatan?

Tidak dimungkiri, dengan memanfaatkan teknologi pangan, hampir semua pemanis buatan tak mengandung kalori dan tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Selain itu, pemanis buatan juga memiliki rasa yang lebih manis daripada gula alami.

Dilihat dari segi medis, penderita diabetes boleh-boleh saja mengonsumsi pemanis buatan. Namun, karena dibuat di laboratorium dengan proses kimiawi, diabetesi harus paham betul mengenai jenis pemanis buatan yang tepat.

Pemanis buatan yang aman untuk diabetes
Berikut ini adalah beberapa jenis pemanis buatan yang ada di Indonesia beserta tingkat keamanannya untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes:

1. Aspartam
Aspartam adalah jenis pemanis yang paling sering ditemukan di pasaran. Jenis pemanis ini dapat digunakan untuk makanan dalam suhu hangat maupun dingin.

Secara medis, aspartam terbilang aman bagi kesehatan. Meski demikian, aspartam tidak stabil dalam suhu panas. Rasa manisnya akan berkurang jika dipanaskan. Oleh karena itu, aspartam tak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan memasak atau memanggang kue.

Baca Juga:  Kasus Covid-19 di Indonesia, Tercatat 32 Orang Meninggal, 369 Positif dan 17 Sembuh

Lebih lanjut, aspartam merupakan sumber asam amino fenilalanin. Artinya, pemanis buatan ini tak boleh dikonsumsi oleh penderita fenilketonuria atau penyakit genetik yang menyebabkan tubuh tak mampu mengolah fenilalanin. Jika penderita fenilketonuria mengonsumsi aspartam, kerusakan otak bisa terjadi.

2. Ace-sulfame-kalium (Ace-K)
Ace-K adalah pemanis buatan dengan struktur kimia dan rasa manis yang stabil dalam suhu tinggi, serta dalam makanan maupun minuman yang bersifat basa atau asam. Ace-K cocok digunakan sebagai pemanis untuk masakan dan kue.

3. Neotame
Neotame adalah pemanis buatan yang diturunkan dari aspartam. Rasa manisnya hampir 10 ribu kali lipat daripada gula asli. Meski sempat diragukan, studi yang dilakukan secara jangka panjang menemukan bahwa neotame terbukti aman bagi kesehatan.

Neotame stabil dalam suhu panas, sehingga dapat digunakan untuk memasak. Sama halnya dengan aspartam, neotame juga mengandung asam amino fenilalanin. Bedanya, fenilalanin yang terkandung dalam neotame memiliki kadar yang sangat kecil. Sehingga, neotame tak harus dihindari oleh penderita penyakit fenilketonuria.

4. Stevia
Stevia adalah pemanis buatan yang tersedia dalam bentuk cair dan tablet yang mudah larut (tergantung merek). Stevia paling sering digunakan sebagai pemanis untuk minuman, seperti kopi atau teh.

Selain itu, stevia sebenarnya juga dapat digunakan untuk memasak. Namun, takarannya harus diukur baik-baik, karena stevia bisa berubah bentuk saat diolah bersama masakan.

Baca Juga:  Edhy Prabowo Cuma Dituntut 5 Tahun Penjara

5. Sakarin
Sakarin adalah jenis pemanis buatan yang tertua, karena sudah digunakan selama lebih dari 100 tahun. Pemanis buatan dengan bentuk cair ini tetap stabil dalam suhu tinggi dan rendah. Oleh karena itu, sakarin bisa digunakan untuk makanan panas dan dingin, serta dalam proses memasak.

Namun demikian, sakarin tak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui karena belum dapat dipastikan keamanannya. Maka dari itu, ibu hamil dan menyusui benar-benar wajib menghindari pemanis ini apa pun alasannya.

6. Sukralosa
Sukralosa adalah pemanis buatan yang memiliki struktur kimia stabil, sehingga dapat digunakan dalam proses memasak. Pemanis buatan jenis ini juga dapat dibubuhkan pada makanan hangat dan dingin. Sukralosa sering ditemukan pada makanan olahan (processed food).

Asal memperhatikan cara penggunaannya dengan baik, penderita diabetes dapat menggunakan salah satu pemanis buatan di atas jika sedang ingin menikmati makanan atau minuman manis. Tetap ingat untuk membatasi jumlah pemanis dan makanan atau minuman yang dikonsumsi agar tidak berlebihan. Ingat selalu jam, jumlah, jenis (3J).(NB/ RH)  

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

RIAUPOS.CO- Sudah menjadi rahasia umum bahwa penderita diabetessebaiknya menghindari makanan manis. Sebab, jenis makanan tersebut bisa menyebabkan gula darah melonjak tinggi dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Itulah sebabnya diabetesi tak dianjurkan untuk mengonsumsi segala sesuatu yang mengandung gula pasir. Tapi bagaimana dengan pemanis buatan?

Tidak dimungkiri, dengan memanfaatkan teknologi pangan, hampir semua pemanis buatan tak mengandung kalori dan tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Selain itu, pemanis buatan juga memiliki rasa yang lebih manis daripada gula alami.

- Advertisement -

Dilihat dari segi medis, penderita diabetes boleh-boleh saja mengonsumsi pemanis buatan. Namun, karena dibuat di laboratorium dengan proses kimiawi, diabetesi harus paham betul mengenai jenis pemanis buatan yang tepat.

Pemanis buatan yang aman untuk diabetes
Berikut ini adalah beberapa jenis pemanis buatan yang ada di Indonesia beserta tingkat keamanannya untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes:

- Advertisement -

1. Aspartam
Aspartam adalah jenis pemanis yang paling sering ditemukan di pasaran. Jenis pemanis ini dapat digunakan untuk makanan dalam suhu hangat maupun dingin.

Secara medis, aspartam terbilang aman bagi kesehatan. Meski demikian, aspartam tidak stabil dalam suhu panas. Rasa manisnya akan berkurang jika dipanaskan. Oleh karena itu, aspartam tak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan memasak atau memanggang kue.

Baca Juga:  Ketua MPR Apresiasi Jaksa Agung

Lebih lanjut, aspartam merupakan sumber asam amino fenilalanin. Artinya, pemanis buatan ini tak boleh dikonsumsi oleh penderita fenilketonuria atau penyakit genetik yang menyebabkan tubuh tak mampu mengolah fenilalanin. Jika penderita fenilketonuria mengonsumsi aspartam, kerusakan otak bisa terjadi.

2. Ace-sulfame-kalium (Ace-K)
Ace-K adalah pemanis buatan dengan struktur kimia dan rasa manis yang stabil dalam suhu tinggi, serta dalam makanan maupun minuman yang bersifat basa atau asam. Ace-K cocok digunakan sebagai pemanis untuk masakan dan kue.

3. Neotame
Neotame adalah pemanis buatan yang diturunkan dari aspartam. Rasa manisnya hampir 10 ribu kali lipat daripada gula asli. Meski sempat diragukan, studi yang dilakukan secara jangka panjang menemukan bahwa neotame terbukti aman bagi kesehatan.

Neotame stabil dalam suhu panas, sehingga dapat digunakan untuk memasak. Sama halnya dengan aspartam, neotame juga mengandung asam amino fenilalanin. Bedanya, fenilalanin yang terkandung dalam neotame memiliki kadar yang sangat kecil. Sehingga, neotame tak harus dihindari oleh penderita penyakit fenilketonuria.

4. Stevia
Stevia adalah pemanis buatan yang tersedia dalam bentuk cair dan tablet yang mudah larut (tergantung merek). Stevia paling sering digunakan sebagai pemanis untuk minuman, seperti kopi atau teh.

Selain itu, stevia sebenarnya juga dapat digunakan untuk memasak. Namun, takarannya harus diukur baik-baik, karena stevia bisa berubah bentuk saat diolah bersama masakan.

Baca Juga:  Makanan dan Minuman Bisa Ceriakan Suasana Tubuh, Ini Daftarnya

5. Sakarin
Sakarin adalah jenis pemanis buatan yang tertua, karena sudah digunakan selama lebih dari 100 tahun. Pemanis buatan dengan bentuk cair ini tetap stabil dalam suhu tinggi dan rendah. Oleh karena itu, sakarin bisa digunakan untuk makanan panas dan dingin, serta dalam proses memasak.

Namun demikian, sakarin tak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui karena belum dapat dipastikan keamanannya. Maka dari itu, ibu hamil dan menyusui benar-benar wajib menghindari pemanis ini apa pun alasannya.

6. Sukralosa
Sukralosa adalah pemanis buatan yang memiliki struktur kimia stabil, sehingga dapat digunakan dalam proses memasak. Pemanis buatan jenis ini juga dapat dibubuhkan pada makanan hangat dan dingin. Sukralosa sering ditemukan pada makanan olahan (processed food).

Asal memperhatikan cara penggunaannya dengan baik, penderita diabetes dapat menggunakan salah satu pemanis buatan di atas jika sedang ingin menikmati makanan atau minuman manis. Tetap ingat untuk membatasi jumlah pemanis dan makanan atau minuman yang dikonsumsi agar tidak berlebihan. Ingat selalu jam, jumlah, jenis (3J).(NB/ RH)  

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari