Minggu, 10 November 2024

Serahkan Semua Tes Kejiwaan kepada Polisi

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya angkat bicara tentang kasus masuknya anjing ke Masjid Al Munawaroh, Sentul, Bogor. Mereka yakin, perbuatan tersebut pasti dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan jiwa. Namun, mereka tetap serahkan kasus ini kepada kepolisian setempat.

Wakil Ketua MUI Yunahar Ilyas menjelaskan, sebenarnya Islam sendiri tidak melarang umatnya memelihara anjing. Dengan syarat, hewan itu digunakan untuk dua fungsi. Untuk berburu, dan menjaga rumah.

- Advertisement -

”Pemelihara juga harus bisa menjaga kesucian yang ada di rumahnya. Jangan sampai, air liur anjing peliharaan mereka terkena di pakaian dan alat rumah tangga mereka. Karena air liur anjing, bagaimana pun termasuk najis yang sangat berat,” ujar Yunahar dalam konferensi pers di Kantor MUI, di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (2/7).

Baca Juga:  Diteror Corona, Para Pejabat Pentagon Harus Isolasi Mandiri

Nah, permasalahan ini terjadi karena perempuan berinisial SM itu membawa anjing ke rumah peribadatan. Hal ini menjadi masalah, karena tidak hanya di Islam. Dalam agama apa pun, rumah peribadatan merupakan area yang cukup disakralkan. Yunahar menjelaskan, itu sudah menjadi pengetahuan umum. Tentang bagaimana cara menghormati rumah ibadah masing-masing. ”Dalam Islam, tentu tidak boleh pakai sandal, tidak boleh pakai sepatu,” lanjutnya.

Yunahar menambahkan, tidak ada aturan yang melarang orang nonmuslim untuk memasuki masjid. Siapa pun, diperbolehkan untuk masuk ke dalam masjid. Dengan syarat, mereka mengenakan pakaian yang sopan. Dalam hal ini, merupakan pakaian yang menutup aurat. Sedangkan, pada Ahad (30/6) lalu itu, tidak hanya mengenakan sepatu.  SM juga memasuki area masjid dengan mengajak anjing.(bin/jpg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya angkat bicara tentang kasus masuknya anjing ke Masjid Al Munawaroh, Sentul, Bogor. Mereka yakin, perbuatan tersebut pasti dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan jiwa. Namun, mereka tetap serahkan kasus ini kepada kepolisian setempat.

Wakil Ketua MUI Yunahar Ilyas menjelaskan, sebenarnya Islam sendiri tidak melarang umatnya memelihara anjing. Dengan syarat, hewan itu digunakan untuk dua fungsi. Untuk berburu, dan menjaga rumah.

- Advertisement -

”Pemelihara juga harus bisa menjaga kesucian yang ada di rumahnya. Jangan sampai, air liur anjing peliharaan mereka terkena di pakaian dan alat rumah tangga mereka. Karena air liur anjing, bagaimana pun termasuk najis yang sangat berat,” ujar Yunahar dalam konferensi pers di Kantor MUI, di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (2/7).

Baca Juga:  HUT Ke-3 RS Awal Bros A Yani, Lebih Maksimal Melayani Masyarakat

Nah, permasalahan ini terjadi karena perempuan berinisial SM itu membawa anjing ke rumah peribadatan. Hal ini menjadi masalah, karena tidak hanya di Islam. Dalam agama apa pun, rumah peribadatan merupakan area yang cukup disakralkan. Yunahar menjelaskan, itu sudah menjadi pengetahuan umum. Tentang bagaimana cara menghormati rumah ibadah masing-masing. ”Dalam Islam, tentu tidak boleh pakai sandal, tidak boleh pakai sepatu,” lanjutnya.

Yunahar menambahkan, tidak ada aturan yang melarang orang nonmuslim untuk memasuki masjid. Siapa pun, diperbolehkan untuk masuk ke dalam masjid. Dengan syarat, mereka mengenakan pakaian yang sopan. Dalam hal ini, merupakan pakaian yang menutup aurat. Sedangkan, pada Ahad (30/6) lalu itu, tidak hanya mengenakan sepatu.  SM juga memasuki area masjid dengan mengajak anjing.(bin/jpg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari