Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Aturan IMEI Buat Peredaran Smartphone BM Berkurang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Langkah pemerintah untuk mengendalikan perangkat smartphone ilegal alias Black Market (BM) dengan validasi IMEI yang akan berlaku pada April 2020 mendatang diprediksi akan berhasil. Kebijakan itu bakal menekan peredaran smartphone BM. Jika aturan tersebut diketuk atau disahkan, diprediksi pengiriman atau pengapalan smartphone resmi akan meningkat hingga 7 persen dibandingkan 2019.

Prediksi tersebut diungkap perusahaan riset dan data, IDC di Indonesia. Market Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian menyampaikan, kebijakan Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) akan membawa dampak positif bagi peredaran smartphone resmi di tanah air.

“Kalau kita lihat dari sisi regulasi, pemerintah akan menerapkan regulasi IMEI untuk membatasi peredaran smartphone ilegal di Indonesia. IDC memprediksi di tahun 2020, setelah ditetapkannya kebijakan ini pada bulan April, di 2020 akan ada lonjakan shipment (pengiriman) perangkat resmi yang cukup tinggi dibandingkan pada 2019,” ujar Risky kepada JawaPos.com belum lama ini di Jakarta.

Baca Juga:  Litbangkes: Sinovac Cegah Kematian hingga 98 Persen 

Tumbuh sekitar 7 persen bukanlah hal yang kecil. Menurut Risky, pertumbuhan tersebut merupakan angka yang tinggi mengingat secara rata-rata, biasanya pertumbuhan pertahun dari pasar smartphone di Indonesia hanya 3 sampai 4 persen saja.

“Bisa sampai 7 persen itu angka yang sangat luar biasa dari pasar smartphone di Indonesia. Kenapa bisa tinggi? Karena memang kita prediksi ketika peredaran si smartphone ilegal ini dibatasi, maka otomatis akan membuka kesempatan yang cukup besar untuk brand-brand lain untuk mengisi kekosongan smartphone ilegal tadi,” sambung Risky.

Potensi kekosongan pasar yang ditinggalkan perangkat ilegal tadi dikatakan Risky harus dimanfaatkan dengan jeli oleh para produsen smartphone di Indonesia. “Di sinilah menjadi tantangan tersendiri, bukan hanya brand Top 5 Indonesia, tapi juga semua brand yang hadir di Indonesia untuk meningkatkan lagi kegiatan marketingnya supaya dapat mengambil kekosongan yang ditinggalkan smartphone ilegal tadi,” tambah pria berkacamata itu.

Baca Juga:  5 Cara Meredakan Batuk dengan Cepat

Soal prediksi tren penjualan smartphone di tahun 2020, Risky menyebut, tahun 2020 akan menjadi sangat menantang bagi para pebisnis smartphone, terutama bagi brand yang masih agresif dalam memasarkan produknya. Tantangan juga akan menghampiri sampai ke level flagship atau perangkat smartphone premium.

Sebagai informasi, IDC sendiri menggunakan metode forecast atau prediksi jumlah pengapalan smartphone di Indonesia.

“Kami memperoleh data mengenai target produksi dari masing-masing vendor. Kami mengumpulkan target produksi masing-masing vendor, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global,” kata Risky.

Dia menambahkan, IDC melihat ada peningkatan target produksi smartphone oleh tiap-tiap vendor smartphone. Peningkatan target produksi ini dilakukan untuk mengantisipasi kekosongan yang ditinggalkan oleh smartphone ilegal.

“Jadi, tahun depan akan sangat challenging terutama bagi brand-brand yang masih sangat agresif,” pungkas Risky.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Langkah pemerintah untuk mengendalikan perangkat smartphone ilegal alias Black Market (BM) dengan validasi IMEI yang akan berlaku pada April 2020 mendatang diprediksi akan berhasil. Kebijakan itu bakal menekan peredaran smartphone BM. Jika aturan tersebut diketuk atau disahkan, diprediksi pengiriman atau pengapalan smartphone resmi akan meningkat hingga 7 persen dibandingkan 2019.

Prediksi tersebut diungkap perusahaan riset dan data, IDC di Indonesia. Market Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian menyampaikan, kebijakan Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) akan membawa dampak positif bagi peredaran smartphone resmi di tanah air.

- Advertisement -

“Kalau kita lihat dari sisi regulasi, pemerintah akan menerapkan regulasi IMEI untuk membatasi peredaran smartphone ilegal di Indonesia. IDC memprediksi di tahun 2020, setelah ditetapkannya kebijakan ini pada bulan April, di 2020 akan ada lonjakan shipment (pengiriman) perangkat resmi yang cukup tinggi dibandingkan pada 2019,” ujar Risky kepada JawaPos.com belum lama ini di Jakarta.

Baca Juga:  Petenis yang Buka Skandal dengan Mantan Wakil PM Cina Dilaporkan Sudah Pulang

Tumbuh sekitar 7 persen bukanlah hal yang kecil. Menurut Risky, pertumbuhan tersebut merupakan angka yang tinggi mengingat secara rata-rata, biasanya pertumbuhan pertahun dari pasar smartphone di Indonesia hanya 3 sampai 4 persen saja.

- Advertisement -

“Bisa sampai 7 persen itu angka yang sangat luar biasa dari pasar smartphone di Indonesia. Kenapa bisa tinggi? Karena memang kita prediksi ketika peredaran si smartphone ilegal ini dibatasi, maka otomatis akan membuka kesempatan yang cukup besar untuk brand-brand lain untuk mengisi kekosongan smartphone ilegal tadi,” sambung Risky.

Potensi kekosongan pasar yang ditinggalkan perangkat ilegal tadi dikatakan Risky harus dimanfaatkan dengan jeli oleh para produsen smartphone di Indonesia. “Di sinilah menjadi tantangan tersendiri, bukan hanya brand Top 5 Indonesia, tapi juga semua brand yang hadir di Indonesia untuk meningkatkan lagi kegiatan marketingnya supaya dapat mengambil kekosongan yang ditinggalkan smartphone ilegal tadi,” tambah pria berkacamata itu.

Baca Juga:  Konsumsi Kafein Berlebihan Saat Hamil Rusak Ginjal Bayi?

Soal prediksi tren penjualan smartphone di tahun 2020, Risky menyebut, tahun 2020 akan menjadi sangat menantang bagi para pebisnis smartphone, terutama bagi brand yang masih agresif dalam memasarkan produknya. Tantangan juga akan menghampiri sampai ke level flagship atau perangkat smartphone premium.

Sebagai informasi, IDC sendiri menggunakan metode forecast atau prediksi jumlah pengapalan smartphone di Indonesia.

“Kami memperoleh data mengenai target produksi dari masing-masing vendor. Kami mengumpulkan target produksi masing-masing vendor, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global,” kata Risky.

Dia menambahkan, IDC melihat ada peningkatan target produksi smartphone oleh tiap-tiap vendor smartphone. Peningkatan target produksi ini dilakukan untuk mengantisipasi kekosongan yang ditinggalkan oleh smartphone ilegal.

“Jadi, tahun depan akan sangat challenging terutama bagi brand-brand yang masih sangat agresif,” pungkas Risky.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari