KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Catur Sugeng Susanto telah puluhan tahun tinggal dan bermukim di Kabupaten Kampar. Bahkan kini pria keturunan Jawa itu sudah menjabat bupati. Namun baru pada Jumat (31/1), Catur sepenuhnya menjadi orang Kampar. Hal ini setelah Catur melaksanakan proses sasampiong, prosesi pemasangan songket, oleh Datuok Majo Indo. Prosesi simbolik itu sekaligus mengesahkan Catur menjadi bagian dari suku Domo.
Catur yang memulai karir di Petapahan dan sempat mewakili warga Tapung di DPRD, melakukan pulang bainduok ke Persukuan Domo. Catur memilih keluarga besar H Abdul Malik Ja’far dan Syamsiah di Petapahan sebagai tempat pulang bainduok. Catur mengikuti jejak sang istri yang sebelumnya juga baru pulang bainduok ke persukuan Mandeliong.
Keinginan Catur untuk menjadi orang Kampar seutuhnya ini akhirnya tersampaikan juga. Pada kesempatan itu, dirinya juga memohon tunjuk ajar kepada Ninik Mamak persukuan Domo agar bila dalam kehidupan terjadi kesalahan. Apalagi posisi dirinya sebagai bupati, sangat membutuhkan bimbingan. Domo sendiri salah satu besar dan cukup dominan di Kabupaten Kampar.
“Ini adalah dalam rangka menjalin silaturrahmi. Sehingga terjadi keselarasan, keserasian dalam kehidupan kita sehari-hari. Hari ini Saya dengan tiga orang anak dengan isteri Muslimawati Catur, menjadi bagian dari Kabupaten Kampar sebagai negeri beradat dan negeri yang religius seutuhnya,” sebut Catur disela-sela prosesi adat itu.(end)
KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Catur Sugeng Susanto telah puluhan tahun tinggal dan bermukim di Kabupaten Kampar. Bahkan kini pria keturunan Jawa itu sudah menjabat bupati. Namun baru pada Jumat (31/1), Catur sepenuhnya menjadi orang Kampar. Hal ini setelah Catur melaksanakan proses sasampiong, prosesi pemasangan songket, oleh Datuok Majo Indo. Prosesi simbolik itu sekaligus mengesahkan Catur menjadi bagian dari suku Domo.
Catur yang memulai karir di Petapahan dan sempat mewakili warga Tapung di DPRD, melakukan pulang bainduok ke Persukuan Domo. Catur memilih keluarga besar H Abdul Malik Ja’far dan Syamsiah di Petapahan sebagai tempat pulang bainduok. Catur mengikuti jejak sang istri yang sebelumnya juga baru pulang bainduok ke persukuan Mandeliong.
- Advertisement -
Keinginan Catur untuk menjadi orang Kampar seutuhnya ini akhirnya tersampaikan juga. Pada kesempatan itu, dirinya juga memohon tunjuk ajar kepada Ninik Mamak persukuan Domo agar bila dalam kehidupan terjadi kesalahan. Apalagi posisi dirinya sebagai bupati, sangat membutuhkan bimbingan. Domo sendiri salah satu besar dan cukup dominan di Kabupaten Kampar.
“Ini adalah dalam rangka menjalin silaturrahmi. Sehingga terjadi keselarasan, keserasian dalam kehidupan kita sehari-hari. Hari ini Saya dengan tiga orang anak dengan isteri Muslimawati Catur, menjadi bagian dari Kabupaten Kampar sebagai negeri beradat dan negeri yang religius seutuhnya,” sebut Catur disela-sela prosesi adat itu.(end)