(RIAUPOS.CO) — Memperigati Hari Pangan, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) Universitas Riau (Unri) mengkampanyekan dan membagi-bagikan produk olahan pangan lokal kepada masyarakat, saat car free day (CFD) di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Ahad (27/10).
Menurut salah satu anggota Himateta Afdal, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masayarakat terkait pangan lokal seperti sagu, singkong dan lain-lain yang bisa diolah menjadi makanan lain dan dikonsumsi, serta mengingatkan kepada masyarakat pentingnya pangan lokal.
“Ini untuk memperingati Hari Pangan yang jatuh pada 16 Oktober, puncaknya kami lakukan hari ini (kemarin, red) dengan menyosialisasikan pangan lokal, dan mengingatkan kepada masyarakat pentingnya pangan lokal,” kata Afdal.
Afdal menilai, masyarakat saat ini lebih gemar mengonsumsi makanan dari luar negeri dibandingkan pangan lokal. Seperti junkfood dan makanan berpengawet lainnya.
“Orang banyak gengsinya, mereka lebih suka makanan luar dibandingkan lokal, seperti junkfood. Itu tidak sehat. Padahal banyak makanan lokal yang bisa diolah. Contohnya singkong itu bisa dibuat godok yang lebih mengenyangkan dan menyehatkan,” ungkap Afdal.
Afdal berharap, pangan lokal dapat dimanfaakan seoptimal mungkin. Selain itu dalam agenda ini Himateta juga melakukan longmars dan mengorasikan pentingnya pangan lokal. “Semoga pangan lokal di Indonesia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin,” pungkasnya.(*2/ade)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru
(RIAUPOS.CO) — Memperigati Hari Pangan, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) Universitas Riau (Unri) mengkampanyekan dan membagi-bagikan produk olahan pangan lokal kepada masyarakat, saat car free day (CFD) di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Ahad (27/10).
Menurut salah satu anggota Himateta Afdal, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masayarakat terkait pangan lokal seperti sagu, singkong dan lain-lain yang bisa diolah menjadi makanan lain dan dikonsumsi, serta mengingatkan kepada masyarakat pentingnya pangan lokal.
- Advertisement -
“Ini untuk memperingati Hari Pangan yang jatuh pada 16 Oktober, puncaknya kami lakukan hari ini (kemarin, red) dengan menyosialisasikan pangan lokal, dan mengingatkan kepada masyarakat pentingnya pangan lokal,” kata Afdal.
Afdal menilai, masyarakat saat ini lebih gemar mengonsumsi makanan dari luar negeri dibandingkan pangan lokal. Seperti junkfood dan makanan berpengawet lainnya.
- Advertisement -
“Orang banyak gengsinya, mereka lebih suka makanan luar dibandingkan lokal, seperti junkfood. Itu tidak sehat. Padahal banyak makanan lokal yang bisa diolah. Contohnya singkong itu bisa dibuat godok yang lebih mengenyangkan dan menyehatkan,” ungkap Afdal.
Afdal berharap, pangan lokal dapat dimanfaakan seoptimal mungkin. Selain itu dalam agenda ini Himateta juga melakukan longmars dan mengorasikan pentingnya pangan lokal. “Semoga pangan lokal di Indonesia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin,” pungkasnya.(*2/ade)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru