PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, kembali blusukan ke berbagai sudut kota pada Rabu (25/6). Namun kali ini ada yang berbeda. Tak menggunakan mobil dinas, Agung memilih mengendarai sepeda motor demi merasakan langsung apa yang dialami warganya setiap hari.
Dengan mengenakan helm dan seragam dinas, ia ditemani Penjabat Sekda Zulhelmi Arifin serta sejumlah kepala OPD Pemko Pekanbaru. Mereka menyusuri jalan-jalan utama hingga gang-gang sempit. Tujuannya jelas—melihat langsung kondisi infrastruktur, mulai dari jalan rusak hingga titik pembuangan sampah dan area publik lainnya.
“Kita pakai motor supaya tahu panasnya Pekanbaru, dan merasakan langsung yang dirasakan warga,” ujar Agung.
Dalam perjalanan itu, Agung juga menyapa warga dan berdialog soal persoalan sehari-hari, mulai dari lingkungan hingga pelayanan publik. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng), terutama anak-anak, yang masih banyak terlihat di beberapa persimpangan jalan.
Setelah berbincang langsung, ia menemukan bahwa kebanyakan gepeng tersebut bukan warga asli Pekanbaru. Agung pun langsung menginstruksikan Dinas Sosial untuk mendata dan mengembalikan mereka ke daerah asal. Ia juga menyoroti peran orang tua yang memaksa anak-anak turun ke jalan.
“Anak-anak ini seharusnya bermain dan belajar, bukan mencari uang. Kami akan menjaga hak mereka,” tegasnya.
Soal kebersihan kota, Agung mengaku cukup puas dengan progres penanganan sampah. Tanpa bantuan pihak ketiga, tim internal Pemko berhasil mengurangi tumpukan sampah hingga 80 persen.
“Alhamdulillah, hasilnya sudah terlihat. Walau belum sempurna, ini sudah kemajuan besar,” katanya.
Agung juga menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki sistem pengelolaan sampah dan mengajak warga ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan.
Tak hanya itu, Agung juga memaparkan rencana jangka menengah untuk menghidupkan kembali kawasan Sungai Siak sebagai destinasi wisata. Kawasan di bawah Jembatan Siak IV akan ditata seperti alun-alun, dan eks area Pelindo akan dikembangkan bersama pihak ketiga.
“Kita ingin ada tempat makan di atas sampan, menghadirkan suasana tempo dulu dengan sentuhan modern. Ini bukan sekadar nostalgia, tapi mengangkat budaya Melayu sebagai identitas kota,” katanya antusias.
Lewat kegiatan keliling dengan motor ini, Agung berharap para pejabat Pemko lebih peduli dan tanggap terhadap realita di lapangan.
“Kota ini rumah kita bersama. Merawatnya adalah tanggung jawab kita semua. Saya ingin memulai dari langkah kecil yang nyata,” tutupnya.(ilo/ali)