PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) — Masyarakat Desa Tanjung Air Hitam, Kecamatan Kerumutan, sangat mendambakan adanya pembangunan jalan produksi. Pasalnya, kondisi infrasturktur jalan khususnya jalan poros di desa tersebut masih sangat belum memadai.
Di mana jalan dengan material tanah kuning ini, sangat sulit dilalui, khususnya memasuki musim penghujan saat ini. Sebaliknya, jika musim kemarau, jalan poros menuju ibukota Kecamatan Kerumutan ini juga sangat sulit dilalui akibat tebalnya debu yang sangat mengganggu jarak pandang.
"Kondisi infrastruktur jalan desa kami sangat sulit dilalui. Jika hujan, jalan tanah kuning ini berubah menjadi kubangan lumpur, sehingga sangat sulit dilalui. Sedangkan jalan poros ini menjadi satu-satunya jalan bagi kami untuk mengangkut hasil panen dan buah segar (TBS) kelapa sawit kami untuk dibawa ke perusahaan," terang Syafril salah seorang petani kelapa sawit Desa Tanjung Air Hitam kecamatan Kerumutan kepada Riau Pos, Sabtu (23/11) kemarin.
Diungkapkannya, saat ini ada sejumlah titik jalan poros kecamatan ini yang tidak dapat dilalui yakni sepanjang kurang lebih 4 Kilometer. Sedangkan jalan ini merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat untuk menuju ke perkebunan kelapa sawit miliknya.
"Kebun kelapa sawit masyarakat banyak di dalam jalan ini. Jalan ini digunakan masyarakat untuk membawa hasil panen kelapa sawit keluar. Sedangkan dengan kondisi jalan yang rusak kami kesulitan dan tidak dapat membawa hasil panen TBS," ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Pelalawan H Mazrun Mansyur mengatakan, pihaknya tahun ini, telah merealisasikan aktivitas pembukaan akses jalan produksi, khususnya di Desa Tanjung Air Hitam kecamatan Kerumutan untuk memudahkan masyarakat dalam mengangkut hasil panennya (TBS Kelapa sawit,red).
"Guna memudahkan masyarakat khususnya Desa Tanjung Air Hitam untuk membawa dan mengangkut hasil panen kelapa sawit, tahun ini, kita telah melaksanakan rutinitas tahunan yakni membuat dan membuka akses jalan produksi bagi para petani kebun kelapa sawit," ujarnya.
Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, maka pembukaan akses jalan produksi sawit ini baru bisa dilaksanakan sepanjang 1 kilometer saja. "Sedangkan sisanya 3 kilometer lagi akan kita lanjutkan pada 2020 mendatang," tutupnya.(amn)