TAMPAN (RIAUPOS.CO) – beberapa kali ditertibkan tak membuat pedagang di sekitar kawasan Stadion Utama Riau, Jalan Naga Sakti, Kecamatan Tampan jera. Mereka kembali menyediakan tempat duduk hingga ke dalam semak-semak yang diduga bisa dijadikan tempat mesum. Untuk itu, Camat Tampan Liswarti berjanji akan kembali melakukan penertiban terhadap pedagang yang membandel.
Camat mengaku menerima laporan banyak kasus terjadi di sekitar Stadion Utama Riau. Seperti, narkoba, asusila hingga kasus pembunuhan.
“Kasus pembunuhan beberapa kali terjadi di semak-semak,” ucapnya. Apalagi ditambah dengan padamnya lampu penerangan jalan umum (PJU) di sekitar Stadion Utama Riau, kata Liswarti, membuat kondisi jalanan menjadi remang-remang. “Sudah tanya kenapa lampu dimatikan, tidak ada mau mengaku. Kalau ketahuan sengaja dirusak atau dimatikan, itu pidana,” katanya.
Sebagai stadion kebanggaan masyarakat Riau, setiap harinya banyak kawula muda hingga keluarga menghabiskan waktu bersantai serta berolahraga di lokasi itu. Sehingga stadion menjadi lokasi strategis para pedagang untuk meraup keuntungan.
“Itu mau ada penyerahan di tingkat satu (Pemprov Riau, red). Belum ada diserahkan ke tingkat dua (Pemko Pekanbaru, red). Pelimpahan wewenang belum ada. Cuma sebagai Camat Tampan saya terpanggil, karena masuk wilayah saya,” ucapnya.
Salah satu upaya yang dilakukannya ialah penertiban kepada pedagang beberapa waktu lalu bersama Satpol PP Pekanbaru. “Secepatnya bersama dinas terkait mengadakan lagi. Ini supaya semua masyarakat menaati peraturan yang ada,” pungkasnya.(*1)
TAMPAN (RIAUPOS.CO) – beberapa kali ditertibkan tak membuat pedagang di sekitar kawasan Stadion Utama Riau, Jalan Naga Sakti, Kecamatan Tampan jera. Mereka kembali menyediakan tempat duduk hingga ke dalam semak-semak yang diduga bisa dijadikan tempat mesum. Untuk itu, Camat Tampan Liswarti berjanji akan kembali melakukan penertiban terhadap pedagang yang membandel.
Camat mengaku menerima laporan banyak kasus terjadi di sekitar Stadion Utama Riau. Seperti, narkoba, asusila hingga kasus pembunuhan.
- Advertisement -
“Kasus pembunuhan beberapa kali terjadi di semak-semak,” ucapnya. Apalagi ditambah dengan padamnya lampu penerangan jalan umum (PJU) di sekitar Stadion Utama Riau, kata Liswarti, membuat kondisi jalanan menjadi remang-remang. “Sudah tanya kenapa lampu dimatikan, tidak ada mau mengaku. Kalau ketahuan sengaja dirusak atau dimatikan, itu pidana,” katanya.
Sebagai stadion kebanggaan masyarakat Riau, setiap harinya banyak kawula muda hingga keluarga menghabiskan waktu bersantai serta berolahraga di lokasi itu. Sehingga stadion menjadi lokasi strategis para pedagang untuk meraup keuntungan.
- Advertisement -
“Itu mau ada penyerahan di tingkat satu (Pemprov Riau, red). Belum ada diserahkan ke tingkat dua (Pemko Pekanbaru, red). Pelimpahan wewenang belum ada. Cuma sebagai Camat Tampan saya terpanggil, karena masuk wilayah saya,” ucapnya.
Salah satu upaya yang dilakukannya ialah penertiban kepada pedagang beberapa waktu lalu bersama Satpol PP Pekanbaru. “Secepatnya bersama dinas terkait mengadakan lagi. Ini supaya semua masyarakat menaati peraturan yang ada,” pungkasnya.(*1)