PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sepekan sudah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Kota Pekanbaru. Namun, bantuan sosial yang dijanjikan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tak kunjung terealisasi. Kini, data warga calon penerima malah membengkak. Orang kaya juga ikut mendaftar. Sejak awal PSBB efektif diberlakukan, sudah dipastikan bahwa tak semua warga Kota Pekanbaru akan menerima bantuan. PSBB yang diterapkan sejak 17 April hingga dua pekan adalah pembatasan aktivitas malam warga sejak pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Jika kondisi penyebaran pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tak membaik dalam masa ini, pembatasan akan diperketat menjadi 24 jam penuh untuk dua pekan selanjutnya.
Sepanjang penerapan PSBB skema bantuan sosial baik tunai maupun non tunai dijanjikan akan diberikan. Untuk sementara masyarakat secara ekonomi terdampak yang akan ditanggung adalah 40 ribu Kepala Keluarga (KK) atau berkisar antara 160 ribu hingga 200 ribu jiwa dari total 1,1 juta jiwa warga Pekanbaru. Dirincikan, 40 ribu KK ini adalah 15 ribu KK masyarakat miskin ditambah 25 ribu KK rentan miskin dan Terdampak dari berbagai sektor.
Untuk 15 ribu KK masyarakat miskin akan diberikan segera bantuan pangan berupa sembako dengan bantuan beras dari bulog 100 ton per daerah ditambah lauk pauk dari APBD. Ini disebut akan direalisasikan sebelum Ramadan 1441 hijriah.
Kemudian, 25 ribu KK rentan miskin dan masyarakat terdampak secara ekonomi di luar yang dijamin pemerintah pusat, akan diberi bantuan uang tunai Rp300 ribu per bulan selama tiga bulan. Jika pembatasan 24 jam penuh diberlakukan. Di tahap ini seluruh masyarakat miskin dan rentan miskin serta terdampak berjumlah 40 ribu KK diberi bantuan makanan setiap hari selama 14 hari.
Pendataan terhadap calon penerima sendiri berakhir pada, Selasa (21/4). Hingga dua hari berselang, Kamis (23/4) atau sepekan PSBB diterapkan tak jelas kapan bantuan akan disalurkan. Banyak pihak sudah menyorot lambatnya penyaluran bantuan dilakukan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, yang kini juga menjadi Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru saat dikonfirmasi, Kamis (23/4) menyebut pendataan sudah masuk tahap finalisasi.
"Ini atensi. Kami juga sedang lakukan pendataan terhadap masyarakat yang terdampak di Pekanbaru," kata dia.
Pendataan dilakukan dengan validasi di tingkat RT dan RW yang kemudian disahkan lurah dan camat. "Kalau ada selain RT dan RW mungkin bantuan pihak lain, atau mungkin hoax. Jadi kita harus berhati-hati di saat seperti ini, ada yang bermain di air keruh akan menciptakan suasana yang tidak baik," tuturnya.
Berapa angka warga yang sudah didata untuk menerima bantuan, dia tak mau mengungkap. Dia beralasan data masih tentatif, mentah dan perlu verifikasi. Dia mengakui saat ini data penerima membengkak, melebihi kuota yang disampaikan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT.
"Itu yang akan kita verifikasi. Banyak sekali informasi, bahkan orang kaya pun katanya ada yang mendaftar. Jadi makanya saya belum mau menyampaikan jumlahnya karena masih terlalu cepat. Kita lakukan verifikasi baru kita akan sampaikan," ucapnya.
Dengan belum jelasnya kapan bantuan akan didistribusikan, kecemasan muncul di tengah masyarakat. Hingga kini bantuan mana yang akan terlebih dahulu didistribusikan belum tampak. Padahal, puasa pertama akan jatuh pada Jumat (24/4). Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT Sebelumnya sempat menjanjikan bantuan sudah akan diberikan satu atau dua hari sebelum puasa.
Kondisi yang terjadi mengecewakan masyarakat. Salah satunya Ridho, warga Kelurahan Sungai Sibam Kecamatan Payung Sekaki. Dia menilai pemerintah lambat. "PSBB sudah seminggu kok bantuan belum datang. Sepertinya tak siap dan terkesan meraba-raba," keluhnya.(ali